Halo, sebelumnya saya minta pengertiannya ya untuk Vote dan Komen setelah membaca part ini. Sebagai bentuk bahwa kalian memberikan dukungan kepada cerita saya.
Terima kasih.
•••
Malam ini ternyata Fly A Club cukup ramai karena ada promo event. Aruna dan teman-temannya menempati tempat di sudut ruangan yang tidak jauh dari bar. Dentuman suara musik terdengar begitu keras dan cepat membuat siapapun yang mendengarnya ingin menuju ke area dance floor.
"Jadi kenapa lo putus sama Fandi?" Wira bertanya kepada Yaya lalu menyesap tequila setelah ia memesannya pada seorang bartender beberapa saat yang lalu.
"Lo boleh minum sama Anggi, Wir?" tanya Aruna ketika melihat Wira menyesap minumannya.
Wira mengangguk seraya tersenyum tipis, "Asal gak nyusahin dia aja katanya." lalu beralih ke Yaya, "Jadi gimana, Ya?"
"Gue sama dia bener-bener beda dunia. Walau awalnya gue ngerasa kita klop banget tapi semakin ke sini gue ngerasa hubungan kita nggak bisa diterusin." ucap Yaya dengan suara agak kencang agar dapat di dengar semua temannya. Sesekali ia juga meneguk whiskey yang ada di hadapannya.
Aruna mengerutkan keningnya. "Beda gimana maksudnya?" tanya Aruna.
"At first, he was so sweet to me and treat me like a queen, tapi bulan berikutnya sisi dia yang lainnya kebuka. Dia manipulatif, nggak bisa banget diajak diskusi alot, dia ngerendahin gue dengan cara yang classy abis, dan selalu end up berantem. Kalo berantem nih, dia ngilang gitu aja. Bener-bener ngasih silent treatment. Not even call or text me. Yang mana gue nggak bisa digituin. Gue tipe yang mau masalah dibicarain baik-baik sampe ketemu solusinya. Sedangkan, dia nggak begitu. I just can't tolerate it anymore."
"Lo udah pernah ngomong hal ini ke dia sebelumnya?" tanya Wira sambil mengamati setiap sudut ruangan.
Yaya mengangguk, "Udah. Tapi ya gitu, nggak ada perubahan sama sekali walau dia bilang bakal berubah. Gue juga berusaha supaya dia berubah."
Mendengar itu Aldo pun mengatakan, "Yow, people don't change so easily! Dikira power ranger kali." Mengubah diri sendiri saja sulit, apalagi berusaha mengubah orang lain. So, do not even try to do that.
"That's why we broke up tho." sahut Yaya.
"Tapi, selama ini gue kira dia asik buat diajak diskusi. Karena so far, obrolan kita selalu nyambung kaya mie burung dara enaknya nyambung terus. Tapi serius deh, gue liatnya dia normal-normal aja. Mungkin sebelum berangkat ketemu kita-kita, dia minum panadol dulu biar agak beneran dikit." ujar Aldo yang sudah beberapa kali mengobrol dengan Fandi setiap kali mereka bertemu.
Yaya memutar bola matanya malas, "That's because you're a man. I'm a woman. In his dictionary, men always right."
"Seriously? That's ridiculous." komentar Aruna. Hanya karena seorang wanita, Fandi tidak mau mendengarkan Yaya? Sangat konyol.
Aldo tergelak. "Kenapa lo nggak bilang dari awal? Biar gue lempar jumroh ke mukanya biar jadi suci sekujur tubuh, itung-itung pembersihan mandiri."
"Dia terlalu apa ya, hmm.. let's say.. patriarki? Pokoknya, sama dia nggak cocok. Intinya itu."
"Emang lo cocoknya sama Aldo, Ya." canda Renata melirik Aldo yang hanya cengengesan.
"Tapi sekilas Yaya sama Fandi emang cocok sih. Vibesnya tuh udah kaya suami-istri." Wira menunjuk Yaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Love
Romance[FOLLOW UNTUK MEMBACA] DILARANG COPY PASTE!!! Setelah empat tahun berjuang dalam pelarian, kini wanita itu diharuskan untuk kembali ke kota tempat dimana ia dibesarkan. Hingga tanpa sengaja dipertemukan kembali dengan orang yang paling ingin ia hin...