Please banget janan lupa untuk vote dan komen ya! Karena vote dan komen kalian sangat berarti bagi saya. Antusiasme kalian sungguh penting buat saya pribadi. Makasih banyak udah luangin waktu untuk baca cerita ini.
Happy reading!
***
Kemarin sehabis dari makan siang di rumah Aruna, Raka dan Aruna sempat mengobrol sedikit. Dan Raka cukup puas karena bisa berinteraksi dengann Aruna setelah sekian lama. Bahkan rela tidak pergi hanya untuk puas memandang wajah wanita yang sudah sangat dirindukannya itu.
Namun, panggilan dari sekretaris Raka yang mengatakan akan ada rapat penting hari itu benar-benar terdengar menyebalkan. Dia tidak tau apa Raka sedang berjuang mendapatkan hati Aruna kembali.
Saat jam makan siang keesokan harinya, Raka kembali mengunjungi rumah Aruna dengan maksud mengajaknya makan siang bersama disela kesibukan, meski Raka tau nggak akan mudah, Aruna dan segala pemikirannya yang rumit memang sulit ditaklukan. Tidak seperti dulu sebelum mereka menjalin hubungan, Aruna sangat manis dan mudah sekali dijinakkan.
Namun, sesampainya Raka di rumah Aruna, yang Raka dapat hanyalah Bi Suni yang mengatakan bahwa Aruna sudah pergi sejak pukul 10 tadi pagi dan Bi Suni pun tak tahu menahu kemana perginya Aruna.
Kediaman Aruna terpantau sepi. Papa dan Mamanya tengah berada di Malaysia, sedangkan Gavin masih berada di kantor.
Raka pun berakhir makan siang seorang diri. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Aruna, tidak ada jawaban dari wanita itu. Entah apa yang sedang dilakukannya sehingga tidak dapat dihubungi.
Ketika akhirnya sambungan telepon terhubung, Raka mencoba menanyakan keberadaan Aruna tetapi wanita itu tidak memberitahunya sama sekali.
Sebenarnya ia sangat penasaran. Apa yang sedang membuat Aruna sibuk, sudahkah Aruna makan atau belum, bersama siapakah dia. Banyak pikiran yang membuat Raka penasaran. Tetapi tidak bisa Raka tanyakan begitu saja.
Raka hanya ingin Aruna tahu bahwa ajakannya untuk memulai semuanya dari awal bukan main-main. Raka akan mencoba memperbaiki kesalahannya. Raka akan memperjuangkan cintanya.
Sejak Raka dan Aruna putus, mereka tidak pernah benar-benar bertegur sapa kembali. Bahkan setelah kelulusan, Aruna menghilang tanpa jejak. Well, tidak benar-benar menghilang sih, Raka kadang bertanya ke Aldo atau Renata mengenai kabar Aruna karena dari semua teman dekatnya hanya mereka berdua yang bisa diajak kompromi, sedangkan Wira, meski mereka satu tongkrongan Wira tetap bungkam jika ditanya mengenai Aruna, Wira dan Yaya memang tipe sahabat yang setia.
Untuk Yaya dan Nina, jangankan menjawab, baru mengucap salam aja Raka sudah di maki-maki. Namun, Raka paham bahwa mereka melakukan hal tersebut karena merasa kesal dan ikut sakit hati berkat kelakuannya sendiri.
Yah, tidak mengherankan sih. Karena Nina dan Wira merupakan saksi dari kejadian itu. Raka tidak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya.
Sehingga yang tersisa selama ini hanyalah rasa penyesalan yang mendalam. Hari demi hari, tidak ada yang Raka lalui tanpa merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi.
Setiap hari bagaikan neraka. Bahkan di tahun pertamanya di New York, kondisi Raka benar-benar kacau. Dia hidup bagaikan robot. Yang Raka lakukan setiap hari hanyalah belajar tanpa pola hidup teratur sampai menyiksa dirinya sendiri.
Selama bertahun-tahun, alkohol dan makanan instan telah menjadi teman baiknya. He's been really screwed up.
Rasa rindu dan perasaan bersalah terhadap Aruna benar-benar menggerogoti jiwanya sampai habis tak tersisa. Bila ada yang bilang perpisahan jalan terbaik, maka mereka salah. Raka justru sangat menderita akibat perpisahannya dengan Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Love
Romance[FOLLOW UNTUK MEMBACA] DILARANG COPY PASTE!!! Setelah empat tahun berjuang dalam pelarian, kini wanita itu diharuskan untuk kembali ke kota tempat dimana ia dibesarkan. Hingga tanpa sengaja dipertemukan kembali dengan orang yang paling ingin ia hin...