Tak terasa hari pernikahan Aruna dan Raka akhirnya tiba, acara pernikahan mereka digelar secara tertutup di sebuah Hotel berbintang lima dengan tema yang mewah dan megah.
Para tamu diharuskan membawa kartu undangan yang telah dibagikan agar dapat masuk dengan barcode yang telah tertera pada kartu undangan tersebut dan juga tamu telah diberikan dresscode berwana putih dan pink untuk akad, sedangkan untuk resepsi di sore hari para tamu diberi kebebasan dalam berpakaian.
***
Sebelum ijab qabul dimulai, Raka dan Gavin berbicara empat mata di ruang tunggu yang Raka tempati. Gavin memang sudah dari awal menunggu waktu yang pas dan sengaja mendatangi Raka untuk mengajak Raka berbicara.
"Bisa gue ngomong bentar?" tanya Gavin meminta sedikit waktu kepada Raka yang tengah bersiap.
Raka memberi kode kepada stylist-nya untuk memberikan mereka privasi lalu mengangguk kepada Gavin, "Silahkan aja."
"Dalam hitungan jam lo bakal jadi suami adik gue satu-satunya, gak nyangka gue di langkahin sama dia." kekeh Gavin dengan pelan.
Raka tersenyum tipis. "Gue juga nggak nyangka."
"Gue nggak tau seberapa jauh lo kenal adik gue tapi gue mau bilang kalau Aruna itu walau kelihatannya keras tapi sebenarnya dia rapuh. Gue harap lo ngerti nanti di saat dia bilang gak ada apa-apa, mungkin sebenernya ada apa-apa. Jadi gue harap lo bisa ngertiin Aruna saat dia gak bisa mengekspresikan dengan jelas apa maunya, karena nantinya cuma lo yang sama dia setiap harinya."
"Pasti, Bang. Bakal gue coba semampu gue buat jadi yang terbaik untuk Aruna." jawab Raka dengan tegas.
Gavin mengangguk sekilas mendengar jawaban yang keluar dari Raka, "Gue tau ini udah telat banget buat ngomong kalo gue sebenernya gak dukung pernikahan ini 100% mengingat sebenernya gue tau apa yang lo lakuin ke Aruna di masa lalu, Aruna emang gak cerita tapi gak ada asap tanpa api, gak mungkin Aruna yang manja mau gitu aja pergi ke London tiba-tiba."
"Soal itu, gue minta maaf banget. I won't make excuses." ujar Raka merasa bersalah.
"Gue minta ya, Rak. Apa yang lo lakuin itu gak lo ulangin lagi, jangan sakitin adik gue lagi. Dia satu-satunya adik yang gue punya, salah satu orang yang paling berharga di hidup gue, kalo gue bisa bilang, she deserve better but she choose you instead. Jadi, gue hormati keputusan dia ini. And now, you will be the one and only yang bakal jaga dia setiap saat, hidup bersama, jalanin semuanya bareng-bareng. Lo yang akan ambil tanggung jawab yang gue dan Papa udah jalanin selama ini, kasihi dia kaya lo kasihi orang tua lo, sayangi dia Rak and treat her like the way you treat your mom. Congratulation for you being Aruna's -soon to be- husband. Jangan macem-macem karena gue bakal jadi orang pertama yang hajar lo." Gavin menepuk pundak Raka.
"Thanks. Siap, Bang. Akan gue inget ucapan lo ini." ujar Raka.
***
Aruna membalikkan tubuhnya ketika mendapati keberadaan Papanya dari balik pintu ruang tunggu. Sejujurnya, hubungan Aruna dan Papanya sempat canggung dan tegang semenjak ide perjodohan dicetuskan. Ada perasaan marah yang Aruna rasakan ketika mengetahui Papanya terkesan lebih mementingkan perusahaan dibandingkan dirinya. Namun, melihat Papanya dengan gagah memakai jas hari ini membuat Aruna sedih.
"Ada apa Papa ke sini? Bukannya acaranya mau dimulai?"
Erfan tersenyum hangat menatap Aruna yang dengan cantiknya terbalut gaun pengantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Love
Romance[FOLLOW UNTUK MEMBACA] DILARANG COPY PASTE!!! Setelah empat tahun berjuang dalam pelarian, kini wanita itu diharuskan untuk kembali ke kota tempat dimana ia dibesarkan. Hingga tanpa sengaja dipertemukan kembali dengan orang yang paling ingin ia hin...