3. Perangkat Kelas

87 10 0
                                    

"Kak!" panggil Icha didepan pintu kamar.

"Kak, gue masuk nih."

Perlahan Icha membuka knop pintu dan berjalan memasuki kamar tersebut.

Tapi betapa terkejutnya dia setelah melihat orang berbaring diranjang.

"Kak Vano!!!" teriak Icha sekuat mungkin.

Tapi itu sia-sia, karena Stevano Prasetyo masih tetap terlelap.

Stevano Prasetyo. Cowok ganteng, pintar apalagi dibidang Matematika, incaran para cewek yang ada dikampusnya tapi Stevano tidak pernah menanggapi satupun dari mereka, anak Fakultas Kedokteran semester 4.

"Kak Vano bangun dong udah siang tau. Anterin gue kesekolah." ujar Icha menggoyang-goyangkan tubuh Stevano sekuat mungkin.

"Ish, apaan sih ganggu gue aja lo tikus." gumam Stevano bergeser mencari posisi nyaman dengan mata masih tertutup.

"Yaelah nih orang, woy bangung setan!! Udah pagi juga masih aja molor." kesal Icha memukul Stevano dengan bantal.

"Lo yang setan ganggu gue tidur." gumam Stevano masih menutup mata.

"Ihk, ngeselin banget sih nih orang." gumamnya.

Plaaakkk

"Ihk, apaan sih lo Cha. Sakit tau gak, pakai tenaga pula itu naboknya." kesal Stevano terduduk sambil mengelus pipinya setelah tangan Icha mendarat dipipinya sangat kuat.

"Biarin, biar setan dimuka lo hilang."

"Lo setannya."

"Oihh, jangan salah. Gue yang malaikatnya karna udah ngusir tuh setan dimuka lo yang jelek."

"Dasar nenek lampir, anak tuyul, kurcaci nyasar."

"Serah lo deh mau bilang gue apa, yang penting sekarang lo bangun anterin gue kesekolah."

Stevano melihat jam yang ada didinding kamarnya lalu mendengus kasar.

"Ehk kurcaci bego, ini itu masih jam 6.15 dan lo itu masuk jam 7.30. Masih pagi banget tau gak, apalagi dari rumah kesekolah lo itu cuma 15 menit. Lo mau bersemedi disana ?" kesal Stevano lalu menidurkan tubuhnya kembali.

"Ish Kak ayo dong, nanti gue telat."

"Telat pala lo. Kalo mau pun lo masih bisa lanjut tidur sana. Udah deh gak usah gangguin gue, gue ngantuk nih."

"Ck, kalo bisa gue naik motor udah pergi sendiri gue tanpa harus ngemis minta antar sama lo." kesal Icha.

"Bagus dong lo gak bisa, berarti perginya harus sama gue, haha." gumam Stevano masih nyaman diranjangnya.

"Ngeselin banget sih nih kadal satu ini." dengus Icha bertolak pinggang melihat kakaknya yang masih dengan posisi nyamannya.

Ia berpikir sejenak mencari cara agar bisa membuat Stevano pindah dari posisinya.

Tak berapa lama kemudian Icha tersenyum miring. Mungkin ia sudah mendapat jawabanya.

"Ekhem." Icha mengecek suaranya dan mengambil napas sedalam mungkin, dan...

"Ma oo Ma!!! Kata Kak Vano kan dia gak mau ngampus hari ini males katanya dan terus sampai sekarang dia masih tidur Ma!!!" teriak Icha sekuat tenaganya yang membuat Stevano bangkit dari ranjangnya dan menatap Icha tak percaya.

"Vanoooo.... Banguun, Mama potong nanti uang sakumu yaa!!" teriak Tia dari dapur.

Icha yang mendengar jawaban Tia memberi senyuman kemenangan kepada Stevano.

Aku Suka KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang