27. Pengacau

37 5 8
                                    

Cewek cantik didepan cermin itu sedang menyisir rambut hitam gelombangnya lalu menghiasinya dengan jepit rambut membuatnya sangat manis.

Tiba-tiba suara pesan masuk terdengar dari ponselnya. Ia melirik ponsel yang berada didepannya lalu tersenyum kecil.

Patung Salju😜
Pulang sekolah kita belajar diperpus sekalian bahas soal kemarin.

"Siap Pak Bos!" serunya kembali menatap cermin.

***

Gissel berdiri terdiam dengan memeluk buku tepat disamping meja Rangga. Rangga yang sedang sibuk dengan bukunya melirik Gissel sekilas lalu kembali berkutik dengan bukunya.

"Ga." panggilnya.

"Hm."

"Gue boleh gak belajar sama lo ? Ada materi yang belum gue pahami sama beberapa soal yang gak gue bisa jawabnya." ujarnya ragu-ragu takut Rangga menolak.

"Boleh."

"Thank you Ga." serunya senang lalu duduk disamping Rangga, membuka bukunya dan menyodorkan kepada Rangga materi yang ia ingin tanyakan.

Rangga meletakkan penanya, menutup bukunya lalu menggesernya ke tepi kemudian menarik buku Gissel dan mulai membantunya.

Rangga menjelaskan sedetail mungkin dan sejelas mungkin agar yang ia ajari dipahami. Gissel senyum-senyum memperhatikan Rangga. Sesekali ia memperhatikan buku yang Rangga dijelaskan tapi ia lebih banyak memperhatikan Rangga. Hatinya sungguh sangat senang pagi ini.

Gue pengen lo terus didekat gue dan ngobrol kayak gini sama gue, Ga. Gue senang banget bisa didekat lo kayak dulu kita dikelas olim. Walaupun lo dingin sama gue tapi cinta gue tetap hangat untuk lo, Ga.- batinnya terus memandangi Rangga.

Sementara...


Icha sedang berjalan dikoridor sekolah dengan langkah ceria. Senyum yang mengembang manis untuk membalas senyuman dan sapaan dari siswa lain untuknya.

"Belum siap sih soal gue tinggal beberapa lagi sama soal yang susah itu. " gumamnya mengingat soal-soal yang telah ia kerjakan kemarin. Tiba-tiba ia teringat saat ia menanyakan ke Rangga soal tanya jawab dicafe.

"Ohh iya kata Rangga kan gue boleh nanya bebas sama dia. Tanya dia aja deh, pasti dia udah dikelas nih." ia pun melangkah semangat menuju kelas dengan senyum yang masih terukir diwajahnya.

Saat ia memasuki kelas seketika itu juga senyum diwajahnya luntur. Entah kenapa menjadi rasa sesak kesal marah dihatinya.

Ia terus berjalan menuju mejanya sambil sesekali memperhatikan kedua insan itu belajar bersama.

"Hai Icha! Wah! Lo cantik banget pagi ini, Cha." seru Gissel melihat Icha yang sudah dekat dimeja duduk Icha.

"Eh, Hai Gissel! Makasih." sahut Icha dengan sedikit mengukir senyum wajahnya. Mungkin itu sungguh sangat terpaksa.

Rangga hanya menatapnya sekilas lalu kembali fokus dengan bukunya. Icha yang memperhatikan itu hanya memutar bola matanya jengah lalu duduk dikursinya.

Tunggu! Kok gue jadi ngerasa kesal banget gini sih. Apa yang salah ? Rangga kan bukan siapa-siapanya gue ?- batinnya bertanya-tanya tapi masih saja ia merasa kesal.

Ia menghiraukan dua insan yang sedang belajar bersama dibelakangnya, ia mengeluarkan bukunya dan mulai mengerjakan soalnya.

Ini soal kan gak bisa gue kerjain. Aduuhh!!- keluhnya mengusap wajahnya kesal bercampur bingung.

Aku Suka KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang