17. Penjelajahan

38 4 0
                                    

Malam ini mereka hanya berkumpul didepan tenda masing-masing sambil merakasan kehangatan api unggun yang mereka buat untuk kelompok mereka sendiri.

Kelompok Icha berkumpul mengelilingi api unggun yang dibuat untuk menghangatkan dan menerangi daerah mereka.

"Lo ngapain sih Bay dari tadi ?" tegur Nadia mulai jengah dengan tingkah Bayu.

"Lo lihat sekarang gimana ?" ujar Bayu masih terus memegangi ponselnya dan mencari sinyal.

"Dia udah gila jadi biarin aja." sambung Icha.

"Lo yang gila, gue masih waras." gerutu Bayu.

"Lo lah yang gila nyari sinyal waktu kemah dihutan, lo kira ada hah ?" sewot Icha.

"Kemarin itu gue kemah gue dapat sinyal kok." ujar Bayu tidak terima.

"Dimana ?" tanya Haikal.

"Didepan rumah." jawab Bayu dengan santainya dan masih setia mencari sinyal.

Semua yang mendengar jawaban Bayu hanya mencoba sabar.

"Apa ya kegiatan setelah ini ?" gumam Alsyah.

"Tidur, istirahat buat besok penjelajahan." jawab Icha.

"Sok tau lo." sewot Bayu.

"Tau dong, kan gue sama Rangga tadi ngumpul sama panitia buat ngasih tau acara malam ini, yaitu istirahat." kesal Icha.

"Kok kelompok kita gak tau ya ?" tanya Haikal.

"Karna gak gue kasih tau." gumam acuh Icha.

"Berarti kelompok lain juga gak lo kaih tau dong." seru Haikal kaget.

"Kasih tau dong." sewot Icha memutar bola matanya.

"Dasar!" cibir Rangga yang hanya bisa didengar oleh Icha karna Icha duduk disampingnya saat ini.

"Gue kok kangen Novitri sama Sofia ya." gumam Bayu menghentikan aktivitas mencari sinyalnya.

"Eleh, bilang aja lo kangen Sofia gak usah sok buat Novitri jadi alibi." sindir Icha.

"Lo sewot aja sama gue dari tadi." kesal Bayu melempar Icha dengan kerikil kecil yang berhasil dihindari oleh Icha.

"Kalian dari tadi berantam mulu deh ahk kayak tom&jerry tau gak." oceh Alsyah merelai mereka.

"Dia duluan yang cari pasal sama gue." ujar Bayu membela diri.

"Oke, gue salah." aku Icha mengangkat kedua tanganya.

"Hah, itu bagus." seru Alsyah.

Hening pun seketika melanda mereka membuat mereka tampak bosan.

"Kalian merasa gak kalo ada orang diantara kita yang dari kita sampai kesini hingga sekarang belum ada ngeluarkan sepatah katapun ?" celetuk Haikal.

Seketika semua mata menuju kearah Rangga. Rangga yang merasa hanya memberi senyuman tipis.

"Udah biasa, anggap aja lagi sariwan atau panas dalam atau lagi puasa ngomong." celetuk Icha.

Mereka pun tertawa kecil mendengar perkataan Icha kecuali Rangga yang hanya menatap Icha datar dan Icha natap Rangga mengejek.

"Guys main TOD yok." aja Nadia.

"TOD ?" tanya Sasha.

"Truth or Dare Sha." jelas Icha.

"Gimana cara mainnya ?" tanya Sasha bingung.

"Nanti kita oper-operan batu ini dengan musik diponsel gue. Pada saat musiknya mati dengan siapa batunya berhenti dialah yang kena, gimana setuju ?" tawar Nadia.

Aku Suka KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang