Sinar matahari berhasil masuk ke celah tenda menyapu wajah tenang Rangga. Menjalar hingga ke matanya membuat ia terbangun dari tidurnya.
Kicauan burung pagi menyambutnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya lalu mengedarkan pandangannya keseluruh arah hingga matanya berhenti pada seseorang yang terbaring tidak jauh darinya.
Ia mengambil minum lalu berjalan menuju kearah seseorang yang terbaring tersebut.
Saat memandang wajahnya, ia tersenyum kecil. Kemudian ia duduk dikursi yang berada didekat tempat tidur tersebut dan masih setia memandangi wajah teduh Icha.
Kenapa lo bisa ada disana Cha ?-batin Rangga bertanya.
Tak lama kemudian Icha pun terbangun, membuka matanya perlahan. Saat matanya terbuka sempurna, ia langsung mendapati Rangga disampingnya.
"Rangga ?" gumam Icha.
"Lo dah bangun Cha, sini gue bantuin." ujar Rangga membantu Icha duduk dan minum.
"Thanks yaa Ga." seru Icha.
"Hmm." gumam Rangga datar.
Icha memandang Rangga yang cukup banyak dibaluti perban. Mulai dari sikunya, lututnya bahkan kepalanya.
"Lo gak kenapa-napa kan Ga ?" tanya Icha dengan rasa sedikit khawatirnya.
"Iya gue gak papa." jawab Rangga datar.
"Bohong." sergah Icha.
Mendengar sergahan Icha, Rangga sedikit melotot kearahnya.
"Mana mungkin lo gak kenapa-napa, lihat tuh siku lo, lutut lo, sampe kepala lo." cerewet Icha menunjuki letak luka Rangga.
"Lo sendiri ? Gak kenapa-napa ?" tanya balik Rangga.
"Gue gak papa, gue fine." jawab Icha cukup percaya diri.
"Lo lebih bohong." sindir Rangga memalingkan wajah seakan mengejek.
"Hah ??"
"Kalo pun lo gak papa setidaknya gue lebih gak papa daripada lo." jawab Rangga.
"Maksud lo ?"
"Coba lihat diri lo sendiri. Kepala, siku, lutut, kaki diperban, tangan lecet sampe pakai pingsan segala lagi, hm." remeh Rangga.
Mendengar penjelasan Rangga Icha melihat dirinya sendiri, emang benar tapi Icha sedikit kesal karna Rangga seakan meremehkannya.
Ngeselin banget sih nih orang.- batin Icha.
"Oke kalo gitu." ujar Icha ngalah.
"Haaaiiiii." sapa sahabat Icha mengejutkan pagi mereka.
Icha dan Rangga tak merasa terkejut malah tetap memasang wajah datar.
"Ya ampun, kaget dikit napa sih. Datar amat tuh muka." gerutu Bayu.
"Kalian udah baikan ?" tanya Alsyah mendekati mereka.
"Udah." jawab Icha.
"Nih sarapan dulu, udah kita siapin spesial buat kalian berdua ketua dan wakil kelas." ujar Sofia menyerahkan makanan kepada Icha dan Rangga.
"Oh iya gue baru sadar kalo yang sakit ketua sama wakil kelas, gimana tuh jadinya siapa yang gantiin kalian buat ngehandle ?" tanya Novitri.
"Eleh, udah besar kan gak perlu lagi diperhatiin bisa kerja sendiri." ketus Icha.
"Yaelah Cha, iya dah iya. Si Icha mah kalo udah sakit sensitif." gumam Novitri.
"Yaa hitung-hitung kita istirahat. Lagian kita udah gak papa kok waktu pulang nanti juga udah bisa ngehandle lagi." jelas Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu
Teen FictionBagi yang cepat bosan, menjauh aja⚠ Icha Septiaca, cewek yang tak pernah bahkan tak tau bagaimana rasanya jatuh cinta. "Gimana sih rasanya jatuh cinta ? Gue penasaran dahh." *** Rangga Greenedy, cowok yang luarnya aja pendiam, misterius, padahal dia...