Hari ini adalah hari pertama MOS untuk anak kelas X dan akan berlangsung selama 3 hari.
Dan disinilah Icha, duduk termenung menatap taman. Sahabatnya semua adalah anggota OSIS, hanya ia yang tidak. Jadi kalau OSIS sudah ngumpul atau apalah itu pasti ia sendirian.
Bisa saja ia keluar entah kemana, ke kantin kah, perpustakaan kah, toilet kah bahkan bolos sekalipun bisa saja ia lakukan. Tapi kali ini ia tidak mood untuk melakukannya.
Apalagi mengingat bahwa dia sudah mempunyai jabatan sebagai wakil ketua kelas. Walaupun ia sangat tidak menginginkan jabatan itu ia juga tidak bisa melalaikan kewajibannya, ia juga orang yangan bertanggung jawab dalam tugas.
Kkrrriiiiingggg...
"Cha, Ga, kalian berdua dipanggil tuh sama Bu Eva keruangannya." seru Haikal yang baru saja masuk ke kelas.
Icha yang mendengarnya hanya bisa menghembuskan napas kasar. Sebenarnya ia sangat malas, tapi mau bagaimana lagi.
Saat ia sudah berada diambang pintu ia mengingat sesuatu yang terlupa.
Apa gue harus pergi bareng tuh es kutub ?- batinnya.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya berniat melihat Rangga. Tapi betapa terkejutnya ia melihat orang baru saja melaluinya tanpa melihatnya sedikitpun.
Dasar kampret tuh orang, ngeselin banget sih. Dasar dingin kayak kutub es, patung.-batinnya mengumpati Rangga yang baru saja berlalu dihadapannya.
***
Sekarang Icha dan Rangga sudah berdiri tepat dihadapan meja Bu Eva dengan dua tumpukan kertas yang menanti.
"Ini tugas untuk kelas kalian. Kerjakan sampai selesai dan kumpulkan ke saya setelah bel pulang. Jangan ada yang keluar waktu jam belajar, oke." pesan Bu Eva.
Mereka berdua pun mengambil tumpukan kertas tersebut dan meninggalkan ruang guru.
Selama menuju kelas hanya keheningan diantara mereka. Datar saja yang tampak diwajah mereka.
Datar amat tuh muka.-batinnya terus saja mengumpati Rangga.
Akhirnya mereka sampai dikelas dan berdiri didepan kelas. Meletakkan tumpukan kertas diatas meja guru dan menunggu sang ketua menyampaikan pesan wali kelas.
Tapi betapa terkejutnya Icha, bukan menyampaikan pesan yang dilakukan Rangga melainkan meninggalkannya dengan menenteng lembar tugas.
Dasar setan tuh orang-orangan salju, bukannya nyampein pesan malah santai dikursinya. Kalo membunuh gak masuk penjara udah gue bunuh tuh orang. Bisa mati muda gue kalo begini dapat rekan kerja ngeselinnya tingkat dewa.- batinnya dengan emosi yang sudah diubun-ubun.
Ia menarik napas meredakan emosinya agar tidak meledak.
"Guys, ini tugas dari Bu Eva yang harus dikerjakan hingga selesai dan dikumpul disini sebelum bel pulang. Selama jam pelajaran jangan ada yang keluar kelas kalo ketahuan keluar siap-siap aja." jelas Icha.
"Siap-siap apa Cha ?" tanya Haikal.
"Yaa, siap-siap aja. Gue pun gak tau siap-siap apa, pokonya siap-siap aja." jawab Icha yang diseling tawa kecil anak kelas.
"Yaudah ambil sendiri ya tugasnya." ujar Icha mengambil lembar tugas dan kembali ke kursinya.
Saat Icha hendak melihat lembar tugasnya seseorang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu
Teen FictionBagi yang cepat bosan, menjauh aja⚠ Icha Septiaca, cewek yang tak pernah bahkan tak tau bagaimana rasanya jatuh cinta. "Gimana sih rasanya jatuh cinta ? Gue penasaran dahh." *** Rangga Greenedy, cowok yang luarnya aja pendiam, misterius, padahal dia...