30. Invited

28 4 0
                                    

Suara nyaring sendok yang beradu dengan piring mengisi keheningan ruang makan yang hanya ada Rangga dan Ani.

Rangga diam fokus dengan makanannya sedangkan Ani memandangi anaknya lucu dan gemas.

Rangga sebenarnya sadar kalau mama nya memperhatikan dirinya tetapi ia tak mau menanggapi mama nya. Ia tau akan panjang jika disahuti walaupun ia tak tau apa sebabnya.

"Hmm.. Rangga." Panggil Ani tidak tahan.

"Yaa Ma."

"Teringat Mama kan Ga, teman kamu yang kamu ajarin itu atau apa istilahnya ?" Ani mengingat-ingat.

"Patner belajar."

"Haa iya patner belajar itu siapa ? Apakah diantara mereka ?"

"Icha."

"Ha ? Icha ? Maksudnya ?"

"Orangnya Icha, Mama."

"Ohh Icha orangnya. Pantesan."

Rangga hanya menyerngitkan alisnya heran.

"Mama suka deh sama Icha, anaknya lucu." Senyum Ani mengembang mengingat kejadian didapur tadi siang.

Tak ada respon dari Rangga.

"Nanti kalo ada waktu ajakin lagi dong mereka ke rumah Ga, teman-teman kamu gemasin tau gak. Mama jadi heran nih!"

"Heran kenapa ?"

"Gimana caranya kamu dapatin teman kayak mereka yang superaktif sedangkan kamu sendiri senyum aja bisa dihitung, kata Icha."

"Kata Icha ?" Lagi-lagi Rangga menyerngitkan alisnya.

"Iyaa, Icha cerita tadi sama Mama."

"Panjang ceritanya, Ma."

"Ohh iya, Mama boleh nanya gak ?"

"Hm."

"Sekarang Mama kan udah tau siapa-siapa aja teman kamu nih, sekarang Mama boleh tau gak siaa yang kamu suka ?" Ani mulai menjahili anaknya.

"Mamaa."

"Yaa kan Mama mau tau aja, kali aja ada." Ani tersenyum jahil.

Rangga diam tak menanggapi.

"Pasti ada kan Ga ? Mama tau loh. Apalagi kamu gak bisa bohong sama Mama."

"MAMAAA!!"

Ani tertawa lepas melihat ekspresi anaknya yang sedikit frustasi atas perkataannya.

Dasar anakku.

***

Icha ngucir satu rambutnya. Menatap dirinya dicermin dan tersenyum manis. Menggandeng tas biru dan menuruni tangga.

"Cieee yang hari ini ujian." Awal pagi yang selalu Stevano buka dengan meledek Icha.

"Berisik." Ketusnya duduk disamping Stevano.

"Udah siap ujian hari ini ?" Tanya Heru yang sedang membaca koran pagi.

"Siap gak siap pun Pa tetap ujian kan hari ini ?" Tanyanya balik dengan wajah kesalnya.

"Yaelah, tinggal jawab iya atau enggak aja kok susah. Harus banget ditanya balik." Gerutu Tia yang menyusun makanan dimeja makan dan duduk bergabung.

Icha tak menggubris gerutuan Tia, ia santai menyendokkan nasi goreng ke piringnya. Matanya mencari-cari sesuatu yang membuat dirinya kebingungan sendiri.

"Ma, roti mana ? Kok gak nampak ?"

"Yaa ampun, kamu dah makan nasi goreng mau makan roti lagi, mau stok ujian ?"

Aku Suka KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang