• I don't ask to live •

872 136 41
                                    

Sohyun menyandarkan dirinya di dinding koridor, menunggu taehyung yang mengajaknya untuk pulang bersama tadi, sepertinya dirinya harus menunggu, taehyung bilang bahwa dia ada urusan dengan klub basketnya sebentar.

Sohyun kembali merenung, memikirkan kenapa dirinya mau melakukan hal ini. Taehyung sudah mengatakan padanya untuk pulang duluan saja. Tapi entah kenapa, dirinya justru mengatakan akan menunggu taehyung sampai urusannya selesai dan pulang bersama.

Dia bodoh?

Ya, di bodohi oleh rasa cinta.

Taehyung sukses membuat hatinya menggila. Sohyun akui, dia mulai mencintai lelaki itu.

"Tidak pulang?"

Seorang lelaki dengan bau khas mint nya kembali merusak kedamaian hidup sohyun. Lelaki gila yang menurut sohyun punya dua kepribadian. Di hadapannya lelaki itu pasti bersikap sombong dan menyeramkan. Tapi lihatlah saat lelaki itu berada di hadapan orang lain, senyuman dengan gigi kelincinya itu membuatnya terlihat begitu berbeda

"Bukan urusan mu"

"Kau mengatakan kata kata menyakitkan itu lagi. Ah...atau haruskah aku membawamu ke laboratorium lagi dan mengurungmu dengan tubuhku? Kau terlihat sangat penurut saat itu"

Sohyun sukses melongo karena pernyataan jungkook. Dirinya mundur beberapa langkah dengan kaki yang sudah siap berlari kapan saja.

"Kau takut?"

"Tidak"

Jawab sohyun dengan wajah datarnya, namun tidak untuk suaranya. Sohyun bahkan mengutuki dirinya sendiri karena suaranya yang terdengar bergetar ketakutan, sukses membuat jungkook tertawa kecil dengan senyum asimetrisnya disana.

"Lihatlah, kau ketakutan.."

"Tidak"

"Benarkah?"

Jungkook memajukan tubuhnya, membuat jarak mereka kurang dari tiga puluh senti sekarang. Matanya menyipit lucu dengan gigi kelinci yang membuatnya kelihatan semakin manis. Tapi bagi sohyun, tidak ada waktu untuk memuji keimutan lelaki itu, dirinya harus pergi sebelum jungkook kembali melakukan hal aneh padanya.

"Aku tidak takut dengan lelaki yang menyampul bukunya dengan kertas berwarna pink"

"Apa salah jika lelaki memakai warna pink?"

"Tidak salah, tapi jika semua peralatan sekolah mu berwarna pink, bukankah itu aneh?"

"Aku memang menyukai warna pink, apa itu salah?"

Sohyun tertawa kecil, memandang jungkook remeh sambil berkacak pinggang.

"Apa kau benar-benar lelaki, atau kau--"

"Diam sebelum aku menciummu di depan semua orang"

Sohyun terdiam. Sorot mata jungkook yang begitu tajam dan mengintimidasi membuat nya takut. Jungkook terlihat begitu berbeda, bahkan lebih menyeramkan daripada saat di laboratorium. Dan sohyun akui, dia sangat menyesal sudah membuat situasi menjadi seperti ini.

"Apa aku perlu menelanjangi dan menyetubuhimu di sini agar kau tahu bahwa aku benar-benar seorang lelaki?"

Jungkook tertawa kecil, kini dialah yang memandang sohyun dengan remeh sementara wanita itu hanya bisa melihatnya dengan sorot mata yang begitu ketakutan.

"Dengar, kau perlu di hukum karena kata kata liarmu itu"

Sohyun membulatkan matanya penuh saat jungkook memegang pundaknya, di koridor itu sudah sangat sepi, dan sohyun tidak ingin apa yang dikatakan jungkook barusan benar-benar terjadi. Jungkook tersenyum tipis sambil mendekatkan bibirnya ke telinga sohyun dan membisikkan sesuatu disana.

• ALONE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang