• My Life •

2.8K 211 62
                                    

Untuk trailer 'ALONE' bisa di lihat di chapter 'prologue'

Happy reading ~

[ ]

Mungkin kehidupan bukanlah suatu hal yang di senangi oleh beberapa manusia. Berbagai alasan dengan berbagai kondisi pun pasti berbeda untuk setiap orang. Semua manusia mempunyai perasaan mereka sendiri terhadap takdir kehidupan, tergantung di pihak mana kau berada dalam menerima takdir. Apa kau menyukai takdir itu? Atau bahkan sangat membencinya? semua orang punya pilihan sendiri.

Aku bahkan tidak tahu di mana keberadaan ku dalam menerima takdir. Sangat rancu, dan tidak bisa ku mengerti. Sebagian dari diriku membenci takdir itu, tapi bagian lainnya tidak perduli dengan takdir apapun yang ku dapat, karena menurutku, semuanya tidak akan pernah berubah.

Semuanya akan tetap sama, aku tetaplah sendirian di dunia yang sangat kejam ini. Mereka semua yang berada di sampingku memang ada, tapi mereka tidak benar-benar ada. Mereka hanyalah sebuah bayangan, ada tapi tidak merubah apapun.

Sebut saja aku memang membenci takdir. Tidak hanya itu, aku bahkan benci kenapa diriku harus dilahirkan di dunia yang bahkan tidak membutuhkanku. Seperti yang sering mereka katakan, aku itu tidak berguna.

Diriku hanyalah sebuah pengganggu yang hadir di kehidupan kedua orang tuaku. Pengganggu, dan tidak pernah diinginkan. Selamanya, tidak akan pernah, dan takdir, tidak akan merubahnya.

Terlahir di dunia tanpa ada seorangpun yang menginginkan kehadiran mu, mungkin itulah diriku. Mungkin kau bisa menyebutku, anak haram?

Kasar memang, tapi itulah kenyataannya.


• • •


"Eomma, hari ini, bisa antar sohyun ke sekolah?"

Mungkin pertanyaan yang di lontarkan oleh gadis manis itu sudah dia ketahui jawabannya. Walaupun hari ini adalah hari pertamanya untuk bersekolah di korea, itu tidak akan merubah apapun yang ada. Orang tuanya masih tetap sama, tidak akan memperdulikan nya.

"Sepertinya eomma sibuk.."

Ucap gadis itu sambil terkekeh kecil, menampakkan deretan gigi putihnya dengan senyuman yang begitu manis, walaupun dia tau tidak ada siapapun di sana yang akan membalas senyumnya.

Tapi gadis itu terus tersenyum, berharap salah satu dari kedua orang paruh baya yang sedang duduk sambil menyantap makanan dalam diam di depannya itu akan tersenyum balik, walaupun itu tidak akan mungkin.

"Eomma--"

"Habiskan sarapan mu dan cepatlah berangkat ke sekolah"

Teguran oleh seorang wanita dengan tatapan lurus itu membungkam sohyun, seharusnya dia tau posisinya, seharusnya dia tidak mengganggu kedua orang itu, memangnya siapa dia? Dia hanyalah orang asing yang tidak diinginkan siapapun.

"Sohyun akan berangkat sekarang"

Gadis itu berdiri dari kursinya, menarik diri dari meja makan, berharap dirinya dapat menarik atensi kedua orang itu walaupun hanya sebentar, tapi tidak ada yang berubah. Semuanya sama, baik dengan kehadiran dirinya, maupun tidak. Pun, akhirnya sohyun pergi dari dapur, berniat untuk pergi dari rumah itu secepatnya, berada di sana lebih lama lagi hanya akan membuat relung hatinya kembali di penuhi dengan sesak yang begitu menyakitkan.

• ALONE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang