Disinilah Sohyun sekarang. Berjalan dengan pelan mengikuti seorang lelaki yang memintanya untuk menemaninya seharian ini. Sebenarnya Sohyun tidak ingin menuruti perkataan pria itu. Tapi baru kali ini ia melihat Jungkook meminta hal dengan wajah setulus itu.
"Jungkook-ah.."
"Eoh?"
Jungkook berbalik, menatap Sohyun yang kini tersenyum tipis ke arahnya.
"Apa kau tahu? Jika aku merasa sedih aku akan ke mana?"
Jungkook spontan menggeleng setelah mendengar pertanyaan itu.
"Ikut aku. Kau pasti suka tempat itu."
Jungkook terkejut melihat Sohyun yang tersenyum lebar dan memimpin jalan. Benar-benar sisi Sohyun yang tidak pernah dilihatnya selama ini. Ia pikir Sohyun hanyalah seorang wanita pendiam yang hanya mengatakan kata-kata singkat. Namun kini wanita itu begitu hangat.
Pun Jungkook tersenyum tipis. Mengikuti Sohyun yang berjalan di depannya.
Mereka sampai di sebuah jembatan. Tepatnya jembatan Incheon yang punya pemandangan sungai yang begitu cantik di bawahnya.
Jujur, Jungkook begitu terkejut setelah melihat pemandangan itu. Ia bahkan tidak menyadari jika di Seoul punya tempat seindah ini. Dinginnya angin malam di tambah cahaya kecil lampu perumahan di sebrang sana membuat pemandangan di atas jembatan itu begitu sempurna.
Tapi ia masih belum tahu alasan Sohyun membawanya ke sana.
Ia ingin menanyakan alasan Sohyun membawanya ke tempat itu. Tapi saat Jungkook menatap Sohyun, dapat dilihatnya senyum lebar wanita itu.
Sangat cantik.
Bahkan Jungkook tidak sadar sejak kapan ia ikut tersenyum kecil disana.
"Dari mana kau tahu tempat seindah ini? Bahkan aku yang sudah lama tinggal di Korea tidak tahu. Sementara kau, baru saja pindah kesini beberapa bulan yang lalu."
Sohyun justru tertawa mendengar pertanyaan itu. Benar-benar pertanyaan yang kekanakan. Pun dia beralih menatap Jungkook. Kembali tersenyum kecil.
"Apa masih sakit?"
"Eoh? Ini?"
Ucap Jungkook sambil menunjuk ke arah ujung bibirnya. Luka yang cukup menyakitkan itu setidaknya mulai terasa membaik.
Tapi Sohyun justru menggeleng disana. Menarik lengan Jungkook dari bibir lelaki itu dan memindahkannya tepat di dada bidang Jungkook.
"Disini. Apa masih sakit?"
Jujur saja perlu beberapa detik bagi Jungkook untuk mencerna pertanyaan itu. Pun setelah mengerti, ia hanya bisa menunduk dan tertawa kecil.
"Tidak perlu khawatir, aku sudah terbiasa."
"Walaupun kau sudah terbiasa. Tapi kau merasa muak bukan? Kejadian yang sama terus terjadi berulang kali."
"Berulang kali?"
"Aku tahu bagaimana rasanya. Menjadi manusia paling tidak berguna di dunia yang kejam ini."
Sohyun melepaskan genggaman tangannya dari tangan Jungkook. Beralih memegangi pembatas jembatan sembari melihat langit yang gelap itu.
Sementara Jungkook, lelaki itu hanya bisa terdiam melihat perlakuan Sohyun. Jujur, ia benar-benar terkejut dengan apa yang Sohyun katakan.
Entahlah, tapi jantungnya berdetak tidak karuan setelah mendengar itu.
"Yah, setidaknya kau punya orang tua yang perduli dengan nilaimu."
"Kau sebut itu perduli?"
Jawab Jungkook sambil menyamai posisi Sohyun. Menatap langit yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
• ALONE •
FanfictionKesepian, dan sendirian. Senjata kehidupan mematikan yang sering kali berakhir membuatmu membenci dirimu sendiri. Sohyun hanya ingin seseorang ada untuknya, namun ia tak pernah tahu bahwa kehadiran seseorang dalam hidupnya mampu membawa kebahagiaan...