Patah

1.9K 308 81
                                    

Aku bukan siapa siapa...
Bahkan tak berdaya melawan rasa...
Aku bukan siapa siapa...
Bahkan tak bisa mengatakan luka...
Andai aku tak jatuh cinta...
Mungkin aku tak akan mengerti, bahwa rasa berarti segalanya,
Mungkin...
Aku tidak akan sesedih ini
Aku bukan siapa siapa...
Aku hanya aku yang tak bisa tanpa ada kamu dan kita


Gisella POV

Hari itu aku melihat kasih sayang yang tak ada dalam dirinya selama ini. Aku tak mau disamakan dengannya tapi ada satu sifat kita yang sama, kita sama sama tidak menyadari rasa sayang sampai kita kehilangan orang yang benar benar kita sayang.
Hari itu, untuk pertama kalinya aku percaya... setiap hati pasti memiliki perasaannya sendiri. Ya, aku hanya bisa melangkah mundur dengan air mata menetes yang enggan turun. Sementara wanita di depanku, perlu beberapa dokter untuk menenangkannya.
Dalam hal ini, dia sama denganku.
Sama sama tak menyadari rasa sayang yang kami punya.

" Nyonya tenanglah! Ini Rumah Sakit. Anda tidak boleh membuat keributan di sini." Talang beberapa satpam memegang tangannya yang terus memberontak, menangis menderu deru

" Nathaaaaaaannnn!! Anakku.... kamu di mana naaak? Kenapa harus diaaa!! Joenathaaaannn!! Ini tidak adil! Kembalikan anakku Cleooooo!! Cleoooooo!!!!! Aaaaarrrkkkhhh!!"

Gisella sama sekali tidak menyangka, reaksi Estel akan separah ini setelah melihat dia sendiri yang melukai putranya selama ini. Dia menangis mencoba menggapai tubuh putranya yang bergeming seakan belum menyadari apapun. Tubuh putranya yang jiwanya telah sirna, digantikan sosok jiwa yang selama ini dia puja. Gisella sama sekali tidak menyangka, Estel akan seterluka ini. Apa dia menyangka bahwa Arkea yang akan selamanya menjadi Andra?

" Jooeeenathaaaaannn!!! Kamu di mana sayaaaanggg!!! Ini ibuuu naaak!! Ibuuuuu!! Cleoooo kau bilang aku hanya harus melukainyaaa. Kau bilang putraku akan baik baik saja kan! Kau bilang tidak akan terjadi apapun. Aku memang ingin mengorbankan segalanya. Tapi tidak Joenathan, dia putrakuuu!!! Aku melahirkan dan membesarkannya dengan baik. Kembalikan Joeekuuuu kembalikan diaaaaaaa!!!" Teriak Estel histeris.

" Kembalikannnnn!!!"

" Bawa dia ke luar!" Perintah dokter yang tengah berdiri di sisi raga Joe saat itu. Maka dengan setengah diseret, wanita angkuh yang terlihat malang itupun diminta ke luar. Entah apa yang dilakukan dokter lainnya di luar sana padanya. Karna beberapa saat kemudian, suaranya terdengar hening.

Ruangan menjadi dingin, Gisella menatap hampa pada Andra yang juga menatapnya bingung. Tatapan yang sulit diartikan
Air mata gadis itupun mendesak turun

Sekelumit ingatan...

" Joe dia Jihan, kau masih ingat kan?" Kenangan saat Steve pertama kali mengenalkan dirinya pada Joenathan yang berdiri dengan senyum manis di depannya. Pemuda yang terlihat sempurna, bahagia, baik, dan menawan. Gisella sama sekali tidak menyangka, sosok yang saat itu terlihat bagaikan pangeran sebenarya robot rakitan yang akan disakiti sedemikian rupa di masa depan.

Ya, dia masih ingat rasa hangat uluran tangannya saat itu. Tatapan matanya yang menenangkan serta suara berat khasnya yang menyapa. Joenathan yang dipikir sempurna oleh semua orang

Ayah dari bayi yang saat ini dia kandung

" Gisella..." Senyum Andra pucat

Gisella bersandar pada dinginnya dinding rumah sakit. Air matanya mendesak turun. Ia meraba perut datarnya dengan perasaan terluka, sangat terluka. Hingga...

" Setiap perbuatan harus menuai karmanya sendiri nak, jika karma itu tidak datang, seseorang harus mendatangkannya bukan?" Ucap seseorang memegang pundaknya pelan. Kaget, wanita itu menatap sosok pria yang tersenyum dengan rona bahagia.

SOUL horror 3 ( Stay ALONE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang