Kamu dan Takdir

2.2K 372 57
                                    

Estel tersenyum memasukkan potret Joe ke dalam tasnya. Ia bergegas ke luar dari kamar megahnya dengan ekapresi wajah tak sabar.

" Kau mau ke mana?" Tanya Steve menahan pergelangan tangannya tepat di ambang pintu. Ibu satu anak itu menghempas pegangan suaminya lalu menatapnya tajam

" Steve, tolong jangan campuri urusanku. Ada hal yang lebih penting yang harus aku urus." Gumamnya hendak melangkah, tapi lagi lagi pria yang telah lama hidup dengannya itu menghadang langkahnya.

" Lepaskan anak itu Estel, jika ceritamu benar kalau jiwa Narendra kembali. Tubuh itu tetap bukan miliknya. Tolong hentikan semua ini!" Pintanya dengan wajah lusuh dan mata yang sembam.

" Andra harus tahu wajah putra kandungnya. Kami punya anak jadi dia akan selamanya bersamaku setelah ini. Aku tidak perduli tubuh siapapun yang dia tempati dia tetap Andraku. Kisah cinta kami belum selesai!" Tegas Estel menabrak bahu Steve hendak menuruni tangga. Tapi...

" Lalu apa artinya aku selama ini Estel. Kau bilang kau sudah melupakannya! Joenathan itu putraku, aku ayahnya!" Steve menarik pundak Estel agar berbalik menatapnya di atas tangga. Bukan Estel namanya kalau ia patuh, sebaliknya. Wanita itu menatap suaminya tajam. Ia melangkah menjajari Steve

" Lepaskan aku Steve!" Bentaknya berat

" Tidak akan! Kau tidak akan kemanapun! Jangan sakiti siapapun lagi!" Pinta sosok itu menahan

" Kau tidak berhak melarangku!" Estel berusaha mendorongnya menjauh. Namun, meskipun Steve sedang dalam kondisi terguncang, ia masih kuat menahan istrinya.

" Aku mencintaimu karna itu aku setia di sisimu dan menerima segala keputusanmu. Apa yang kau lakukan ini tidak benar. Kau bukan tuhan dan ini bukan takdirmu. Narendra sudah mati!" Tekannya

" Dia tidak mati! Kalau tuhan menghalangi takdirku, akan aku buat takdirku sendiri!" Bentak Estel kesal hendak beranjak. Tapi lagi lagi, Steve menghadangnya di depan anak tangga

" Berhenti Estel!" Tekannya memerah
" Minggir!"
" Aku mohon, berhentilah!" Pinta Steve. Namun...

" Minggi ah!!" Estel berniat sedikit mendorong tubuh Steve agar tidak menghalangi jalannya. Tapi justru....

Bruk
Gluddak
Brak

" Uhuk uhuk!"

Wajah Estel berubah pucat. Ia mendorong Steve terlalu kuat hingga pria yang berusaha menahannya itu kehilangan keseimbangan lalu jatuh berguling di anak tangga dengan kepala membentur lantai. Dalam hitungan beberapa detik saja, lantai marmer di bawahnya berbaur dengan warna darah. Air mata Steve menetes turun, bukan hanya sakit yang ia rasakan tapi kecewa yang sangat mendalam. Pria itu bukan orang jahat, sejak awal Steve hanyalah pemuda lugu yang terperangkap pada kecantikan Estel.

Tap Tap Tap

Estel melangkah tegap menyusuri tangga, tak ada sedikitpun raut penyesalan di wajahnya. Ditatapnya wajah Steve yang tampak tersiksa di bawah kakinya. Perlahan, ia mendekati wajah sekarat suaminya itu dengan tatapan sulit diartikan.

" Jo..e a..nakkku." Air mata Steve menetes. Dan...

Deg

Dia.. tersenyum?

Benar, Estel mengulas senyum tipis membelai wajah Steve

" Biar aku beri tahu satu rahasia Steve, baik kau maupun aku sama sama sehat. Selama ini, jika aku mau... aku bisa memiliki banyak keturunan denganmu. Tapi aku selalu menggunakan kontrasepsi, dan menuduhmu mandul. Kau tahu kenapa? Karna aku percaya, suatu saat Andra akan kembali... rahimku hanya boleh mengandung anaknya. Hanya dia, JOENATHAN ADALAH PUTRA NARENDRA. PUTRA NARENDRA!" Bisiknya lalu melangkahi Steve yang menangis sedih mendengarnya. Estel pergi begitu saja dari rumah itu, tanpa meminta bantuan untuk Steve, dan tanpa sedikitpun rasa perduli.

SOUL horror 3 ( Stay ALONE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang