Bibir terkadang bisa berdusta
Tapi mata tak akan bisa
Saat aku mengatakan bahagia
Saat aku berusaha tersenyum
Aku menundukkan pandanganku, mengalihkan tatapanku...
Berharap tak satu orangpun bisa melihat...
Ada pancaran luka hati yang terpancar di mataku...
Aku mampu...
Tapi hatiku?
Memiliki tuannya sendiriKamu
------
Hari berganti hari, waktu bisa menghianati... tapi hati dan rasa tak pernah bisa kembali. Mungkin ending bagi semua orang adalah bahagia, dia juga tersenyum. Tapi tidak hatinya.
Beberapa bulan, terasa begitu singkat setelah Narendra kembali. Seakan menerima kehidupan ke dua dia dikelilingi jutaan kebahagiaan, kerinduan dan kasih sayang. Kesendirian selama 40 tahun yang mengikatnya seakan tertebus sekarang, dia belajar bersikap lebih manis. Cleo, Ibunya, selalu berada di sisinya. Memanjakannya seperti manusia yang barusaja menemukan keluarga mereka yang hilang sekian tahun lamanya.
Kebahagiaan menghiasi mereka, senyum dan tawa. Kecuali ..." Kau baik baik saja?"
Suara itu menyentakkan lamunnya. Hampir saja cincin berlian yang ia putar putar terjatuh ke tanah. Wajah pucat cantiknya menoleh ke arah sumber suara yang duduk di sisinya dengan seragam SMU yang tak pernah berubah.
" Rachel?"
" Kau masih memikirkan Joenathan? Gi, berpura pura itu mudah tapi melupakan itu sangat susah. Apalagi kenangan yang dipenuhi penyesalan. Setidaknya kau harus belajar hidup demi anakmu, Andra dan Joe sekarang menjadi satu. Dia, adalah permata semua orang. Andra akan selalu menjagamu, dengan raga Joe yang menemani jiwanya. Kalian akan segera menikah, jadi jangan menangis lagi. Meskipun aku tahu kamulah yang paling menderita." Rachel memegang tangan Gisella dingin. Gisella meneteskan air mata menatap cincin yang ia genggam
Ya, beberapa hari yang lalu. Andra dengan resmi melamarnya, mencoba menjadi satu satunya baginya. Tapi... entah kenapa, air mata Gisella seakan terus saja ingin mengurai air mata. Hatinya begitu perih
" Kau bilang aku harus bahagia? Rachel percayalah, hidup dengan bayangan orang yang kau cintai tapi itu bukanlah dia sama saja dengan leher kita terlilit seutas benang, sakit, tapi tidak bisa mati. Dia orang yang aku cintai, tapi jiwanya bukan." Gisella menangis sesak.
" Aku sudah berusaha ikhlas, aku sudah berusaha. Tapi... aku merindukannya." Tangisnya kemudian jatuh di pelukan Rachel yang bergeming sedih. Rachelpun tanpa sadar meneteskan air mata.
" Aku mengerti perasaanmu Gisella. Maafkan kami, kami egois." Bisiknya
" Kamu gak akan pernah bisa mengerti. Dia ayah anakku tapi bukan dia yang aku mau." Gisella menatap Rachel sedih
" Gi... Tenanglah." Pinta Rachel
" Aku gak bisa. Aku gila sekarang, aku benar benar gila." Gisella menyeka air matanya
" Gi, please tenanglah!" Pinta Rachel lagi
" Terkadang aku ingin mati bersama anakku saja. Aku tidak akan sanggup melihat wajahnya nanti."
" Gi please." Pinta Rachel
" Aku mencintai Joe, bukan Andra! Dan aku yakin... Andra juga punya cinta sejatinya sendiri! Itu bukan aku! Lalu kenapa kami harus hidup bersama?" Gisella benar benar tertekan. Hingga....
" Karna itu janjiku pada jiwa Joenathan Gi." Sahut sebuah suara yang membuat Gisella langsung menyeka air matanya seketika. Rachel mengangguk pelan mengiyakan bahwa sejak tadi dibelakangnya memang ada seseorang yang berdiri, itu kenapa dia meminta Gisella tenang. Tapi, Gisella benar benar tidak mampu menahan isi hatinya. Gadis itu menangis setelah tahu siapa yang berdiri di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL horror 3 ( Stay ALONE )
ParanormalBau amis itu, mengikuti sejak cahaya menghantam kornea mataku dan menggelapkan pandangan, tubuhku terasa remuk beberapa detik setelah terhantam sesuatu yang tak bisa kupastikan karna terjadi begitu cepat. Seluruh hidupku berubah Dan aku benar benar...