[1]

357 50 3
                                    

“hik...hikk.. mamah mamafkan ey hik...hik..” seorang anak perempuan berusia 7 tahun sedang menangis sendirian di atas jembatan.

Setelah melarikan diri dari rumah, Ey kecil pergi ke jembatan karena terjadi sesuatu di rumahnya.

Saat Ey menangis, tiba tiba datang seorang anak laki laki yang sepertinya seumuran , namun dia terlihat lebih tinggi.“kamu kenapa nangis sendirian disini?” anak laki laki itu bertanya. Membuat Ey mendongkak untuk melihat siapa yang sedang berbicara kepadanya.

“aku nangis karena kasian sama Mamaku dirumah, aku takut jadi aku lari kesini sendirian.” Ey menjawab sambil masih menahan segukan akibat menangis.

Sambil tersenyum, anak laki laki itu mengulurkan tangannya. “hai nama aku Ken. Udah jangan nangis, ayo ikut aku tiup ini”. Ken memperlihatkan bunga yang ternyata dari tadi Ken pegang

Ey menerima uluran tangan itu dan berdiri “Bunga apa itu?” dengan wajah yang merah akibat menangis, Ey bertanya karena merasa asing dengan bunga yang dipegang Ken.

“ini itu namanya bunga dandelion. Kata Mamaku ini itu tumbuhan yang bisa mengabulkan permintaan, Mamaku bilang kalo aku mau sesuatu aku tinggal tutup mata dan mengucapkan apa yang aku mau didalam hati, terus udah itu tiup, nanti bunganya bakal terbang terus ketemu tuhan. Dan nanti tuhan yang bakal mengabulkan permintaan kita. Karena rumahku dekat dari sini jadi aku sering pergi ke jembatan sendirian setiap malam. Malam ini aku mau mobil mobilan jadi aku kesini untuk meniup ini” Ken menjelaskan panjang lebar membuat Ey kecil kebingungan, namun mengangguk-anggukan kepala tanda bahwa Ey mengerti.

“oh itu bunga dandelion?” Ey kecil menyebutkan kata dandelion dengan tidak lancar membuat Ken yang mendengarnya merasa gemas.

“Ey juga mau permintaan, Ey mau Mama ga sakit lagi, Ey mau Mama ga nangis lagi gara gara Ey” Ey berbicara sambil menahan tangis.

Ken mengusap pelan rambut Ey “yaudah ayo kita sama sama minta permintaan biar tuhan mau bantu kita” Ken membawa Ey ke pinggir jembatan yang menampakan pemandangan lampu lampu rumah saat malam hari. “tutup mata kamu dan buat permohonan” Ey mengangguk mengerti

Ey mau papa baik lagi sama Ey dan Mama

Mereka membuka mata dan meniup bunga itu bersama sama

"Ken makasi ya udah bantuin Ey” Ey berbicara dengan semangat sambil mengukir senyum yang manis.

Ken mengusap kembali rambut Ey “sama sama Ey, kalo kamu ada permintaan lagi, kamu boleh kesini, nanti aku bakal datang temenin kamu”

Tiba-tiba jam tangan Ken berbunyi, menandakan bahwa Ken harus segera pulang kerumah. Ken langsung berlari meninggalkan Ey, tiba tiba Ken berhenti dan berteriak kepada Ey “nama panjang kamu apa?”

“Elena” Ey kecil berteriak menjawab pertanyaan Ken. Ken mengangguk kemudian melambaikan tangan pertanda bahwa dia akan benar benar pergi.

Ey kecil sedih memandang punggung Ken yang semakin lama semakin menghilang, Ey bahkan belum sempat bertanya nama panjang Ken. Namun, dia berpikir akan bertanya hari esok jika dia bertemu lagi dengan Ken dijembatan ini

***

Hallo makasi udah baca ceritaku, semoga kalian suka. jangan lupa vote, 1 vote dari kalian berharga banget, makasiii^^
-Darra ayuwandira

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang