Hari ini Ey tidur di Rumah Sakit, menemani Mama. Dokter bilang Mama sebentar lagi bisa pulang, karena perkembangannya yang bagus. Ey senang, sangat senang mendengarnya. Sebentar lagi hidupnya akan sempurna lagi, Ey akan terus berada disisi Mama untuk melindunginya.
Ey menelusuri setiap lorong menuju kelasnya, semua berjalan lancar seperti biasa. Ey merasa hari ini sangat cerah seperti semesta tau jika Ey sedang merasa bahagia.
Sebelum masuk kedalam kelas, Ey melihat Ardi bersama Kalila didepannya, hanya sekilas setelah itu Ey masuk.
Didalam kelas, Ey sudah disuguhkan dengan pemandangan kejar kejaran tom&jerry. "Balikin tas gue Gavin jelek." Molly memutari seluruh kelas untuk mendapatkan tasnya yang Gavin ambil.
"Ngga sampai lo bayar denda piket." Gavin berhenti karena merasa lelah, dengan sigap Molly merebut tasnya kembali.
"Awas loh nanti lama-lama pacaran." Karena omongan ini semua orang langsung menyuraki Molly dan Gavin. Molly terlihat kesal, berbeda dengan Gavin yang terlihat seperti malu-malu.
Ey ikut tertawa sambil memakan eskrim melihat Molly dan Gavin. Kelas kemudian hening setelah guru pelajaran masuk.
°°°
TringggAkhirnya bel pulang berbunyi, "Baiklah kita lanjutkan minggu depan." Semua murid langsung berbondong bondong keluar kelas untuk segera pulang.
Ey dan Molly berjalan bersama dilorong, saat menuruni tangga, mereka bertemu dengan Kalila, Wakil Ketua Osis. Kalila tersenyum manis pada Ey dan Molly.
Setelah pergi, Molly langsung menepuk pipinya, "Wahh gila, Kalila lebih cantik dilihat langsung daripada di foto. Beneran cocok sama Ardi."
Ey sedikit kesal saat mendengar orang yang membicarakan Ardi dan Kalila. Ada apa dengannya.
Karena banyak melamun, Ey tidak sadar sudah mendekati gerbang. "Ahh Ezra pasti ada diluar."
"Mol, jalan belakang yu." Molly yang sedang sibuk memuja muja Kalila langsung tersentak, "Belakang gaada jalan keluar Ey."
"Ada." Ey langsung menarik Molly.
Molly kebingungan melihat apa yang ada didepan matanya. "Lubang? ngapain sih repot repot jalan sini."
"Ayo cepet." Ey tetap saja menyeret Molly untuk ikut melewati lubang ini. "Gue males ketemu Ezra."
Dann
Berhasil, mereka akhirnya keluar melewati lubang itu. Saat keduanya akan melangkah pergi, langkah Ey tertahan karena ada yang menarik tasnya."Gue udah duga lo bakal jalan belakang."
Ezra, itu Ezra.
Ey dan Molly saling melirik tanpa berkata apapun. Tiba tiba, "Yaampun Ey, gue ada urusan mendadak, gue duluan ya."Ey yang mendengar itu melebarkan matanya tidak percaya. Ey menaikan alisnya bermaksud meminta kejelasan pada Molly. Molly yang mengerti hanya menjawab dengan gelengan. Terjadilah percakapan batin diantaranya.
Setelah itu Molly langsung berlari pergi meninggalkan Ey.
Ey menelan ludahnya, bingung dengan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Dengan tangan yang bergetar, Ey memberanikan diri, "Lepasin, gue ada urusan."
"Gue anter." Ezra malah menjawab seperti itu, membuat Ey kebingungan.
gimana ini ..
"Gue mau ke Rumah Sakit."
"Gue anter." Mampus, hari ini kan Mama jadwal terapi. Ey kembali menelan ludahnya, mencoba meyakinkan kembali. "Gue mau naik bis."
Ezra malah menarik tangan Ey untuk mengikutinya, "Bareng gue aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionTentang keajaiban bunga dandelion yang telah merubah kehidupan Ey. Diatas jembatan Ey meminta permintaan pada Bunga Dandelion agar mempertemukannya dengan teman kecilnya. Malam itu, seseorang dengan pakaian serba hitam datang saat Ey sedang dalam...