Dari tadi mereka masih berkeliling karena bingung harus makan apa, sebenarnya Ey itu pemakan segala, dan banyak toko makanan yang dari tadi Ey dan Ardi lewati, tapi entah mengapa Ardi bilang bahwa itu bukan seleranya.
Membuang-buang waktu saja, kalo tau akan seperti ini, mending Ey makan di kantin rumah sakit, walau makanannya berbau obat setidaknya perut Ey langsung terisi. Tidak seperti sekarang, Ey malah kenyang memakan angin dari tadi.
“woi singa, kita makan di rumah gue aja ya? Biar ngirit.” Ardi sedikit berteriak dari depan karena takut tidak terdengar oleh Ey, “ah gausah, lo anterin aja gue ke rumah sakit.” Ey ikut menjawab dengan teriakan.“tanggung nih udah jalan ke rumah gue, gausah takut, orang tua gue gak makan manusia kok.” Setelah mengatakan itu, Ardi kembali fokus kedepan.
Lahh, ngapain nanya kalo jawaban gue gak ditanggepin. Tolol sampe ke tulang-tulang nih anak°°°
Kini Ey dan Ardi sudah berada di depan Rumah keluarga Ravindra, Ey sebenarnya malu jika hanya datang untuk menumpang makan, tapi sia-sia saja kalo Ey menolak permintaan Ardi.
“ayo masuk.” Ey hanya bergumam sambil mengikuti Ardi masuk ke rumahnya. “Assalamualaikum, pangeran datang! Mana nih red carpet nya?”
“Red carpet red carpet! cepet ganti baju kita makan!” Mama Ardi menjawab dari dapur. Sebenarnya ada Arion dan Papanya sedang menonton tv, tapi mereka hanya diam tidak menanggapi Ardi dan Mamanya yang sudah biasa teriak-teriak.“ey gue mau ke atas dulu, lo samperin aja nyokap gue didapur.” Ey mengangguk dan melangkahkan kakinya ke arah dapur, tidak sengaja mata Arion dan Ey bertemu, Ey tersenyum dan hanya dibalas dengan senyum kecil oleh Arion, setelah itu Ey melanjutkan jalannya.
Ada rasa malu saat Ey akan menyapa tante Lia. Perlahan Ey menarik nafas dan mengeluarkannya untuk menetralkan rasa malunya. “hai tante..”
Tante Lia yang sedang memasak terpaksa berhenti karena mendengar seseorang menyapanya, saat Tante Lia berbalik, terdapat Ey yang sedang tersenyum, “yaampun Ey tante gak liat kamu tadi, kemana aja kok baru kesini? Tante kangen loh sama kamu.” Tante Lia menghampiri dan memeluk Ey, Ey sebenarnya bingung mengapa Tante Lia seperti sudah lama mengenalnya, Ey membalas pelukan Tante Lia dengan canggung.
“hehe iya tante, Ey harus fokus belajar untuk olimpiade.”Terlihat Tante Lia mengangguk, “oh iya kan kamu satu tim sama Ardi ya, yaudah kamu tunggu dulu di ruang tamu, sebentar lagi kita makan sama-sama.” Tante Lia pun berbalik dan melanjutkan aktivitas menggorengnya yang sempat tertunda.
“hmm tante, boleh Ey bantu?” karena tidak enak jika hanya berdiam saja, sedangkan dirinya adalah perempuan. Ey pun menawarkan diri untuk membantu.
Tante Lia sebenarnya tidak enak jika membiarkan Ey membantu, tapi melihat mata Ey yang sangat ingin membantu, Lia pun membolehkan. “yaudah, kamu bantu pindahin ke meja makan aja yang udah siap. Abis itu tolong kupas bahan-bahan untuk bikin Ayam.”
“siap tante.” Ey pun mulai membantu Tante Lia.
°°°
Ardi turun dari kamarnya, “waahhh wangii nih, gue jadi laper.”
Terlihat sudah ada Tante Lia , Om Yuda, Arion, dan Ey yang duduk di meja makan. Ardi pun ikut bergabung dan duduk dipinggir Ey.
“ayo dimulai makannya, jangan lupa cobain Ayamnya, itu buatan Ey lohh.” Tante Lia berbicara seperti sedang memamerkan sesuatu, entah kenapa Tante Lia terlihat sangat menyukai Ey, yang jelas ini semua ada alasannya.
Ey menunduk malu, sebenarnya Ey hanya membantu sedikit saat Tante Lia membuat Ayam, karena dulu Mama Ey pernah mengajarkan Ey membuat Ayam yang resepnya dibuat oleh Mamanya sendiri, dan itu benar-benar sangat enak. Jadi Ey mencoba menggunakan resep Mamanya untuk membantu Tante Lia. “ah ngga, aku cuma bantu sedikit.”
Merekapun mulai mencicipi ayam, semua orang seperti sangat menikmati ayamnya, membuat Ey bernafas lega karena resep Mamanya berhasil, walaupun tetap lebih enak jika Mama yang memasak.
Ardi sedikit menyikut Ey, “singa, ternyata lo bisa juga masak. Gue kira lo Cuma bisa marah-marah.” Ey menginjak kaki Ardi dengan sengaja, membuat pemiliknya meringis. “gue udah muji lo, tetep aja salah.”
Ey mendekatkan wajahnya pada Ardi, dan sedikit berbisik “lain kali kalo mau muji yang ikhlas, gausah pake kata negatif belakangnya.” Kemudian Ey kembali melanjutkan makannya.
°°°
Makan mereka sudah selesai, namun semua orang belum meninggalkan meja makan karena masih ingin berbincang-bincang.
“Ey tante suka banget ayam buatan kamu, lain kali kamu harus ajarin tante ya biar kita bisa makan ayam itu setiap hari.” Tante Lia terlihat sangat antusias saat membicarakan Ey, “ah ngga tante, itumah belum seberapa sama rasa yang aslinya.” Ey hanya tersenyum simpul karena malu terus dipuji oleh Tante Lia.
“Buatan kamu juga enak kok, iya kan Papa? Ardi? Arion?” Ardi dan Arion mengacungkan jempolnya dan tersenyum pada Ey, pertanda bahwa makanannya memang benar-benar enak.
Om Yuda pun ikut tersenyum, “makanan kamu enak, lain kali sering-sering kesini ya?” Ey sebenarnya tidak menyangka jika Om Yuda juga akan ikut-ikutan memujinya, biasanya Om Yuda hanya akan tersenyum singkat untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari keluarganya.
“makasi banyak semuanya.” Ey memandang ke semua orang sambil tersenyum, Ey jadi bahagia bisa merasakan kehangatan keluarga lagi. Setelah apa yang terjadi pada keluarganya, Ey tidak pernah lagi merasakan bagaimana keluarga yang harmonis.
***
jng lupa vote :)
makasi..-Darra ayuwandira
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionTentang keajaiban bunga dandelion yang telah merubah kehidupan Ey. Diatas jembatan Ey meminta permintaan pada Bunga Dandelion agar mempertemukannya dengan teman kecilnya. Malam itu, seseorang dengan pakaian serba hitam datang saat Ey sedang dalam...