Bel pulang berbunyi. Menandakan bahwa pelajaran untuk hari ini sudah usai. “baiklah anak-anak, kita lanjutkan minggu dapan” guru bahasa Indonesia pergi meninggalkan kelas 11 IPA 2
Ey bernafas lega karena sudah saatnya pulang kerumah, Ey sudah tidak sabar untuk bertemu kasur yang nyaman. Ey masih merasa lelah, berhubungan tadi Ey baru tidur sebentar karena baru saja Ey terlelap, guru bahasa Indonesia tiba-tiba datang, untung saja Molly membangunkannya, jika tidak mungkin Ey harus menguras tenaganya lagi dengan berlari mengelilingi lapang karena sudah tidur saat pelajaran berlangsung.
Ey membenahi barang barangnya, dan memasukannya kedalam tas.
Setelah semua beres, Ey keluar kelas untuk pulang.
Saat turun dari tangga, Ey tidak sengaja bertemu dengan Ardi.
Ardi segera mengeluarkan jurusnya yaitu tersenyum manis kepada Ey yang biasanya membuat kaum hawa di SMA 5 Garuda mendadak pingsan karena melihat senyuman ketua osis ini.
Namun, sepertinya itu tidak berlaku untuk Ey.
Ey kemudian membalas senyuman itu dengan senyum yang meremehkan, tepat saat mereka bersampingan, Ey berbisik. “jijik” kemudian ey melanjutkan perjalanannya menuruni tangga.
Satu kata, namun itu membuat Ardi melongo tak percaya.
Senyuman yang membuat dia selalu dikerumuni oleh kaum hawa, dibilang jijik oleh satu manusia aneh.
Mungkin besok-besok Ardi harus membelikan cewe itu kacamata. Bisa jadi dia punya gangguan mata yang memungkinkan tidak bisa melihat jelas ketampatan seorang ketua osis yang bernama Ardi. “dia siapa sih, so-soan bilang gue jelek, emang dia cantik apa! Muka pas pasan aja songong. Lahh guee, udah setara sama oppa-oppa korea, tapi seenaknya dibilang jelek. Gue bikin dia suka baru tau rasa tuh anak.”
Sambil mengibas ngibaskan rambut, Ardi melanjutkan perjalanannya menuju ruang osis yang berada diatas. Dia harus mengambil ponselnya yang ketinggalan, kemudian berangkat ke rumah sakit.
°°°
Ey menunggu bis menuju rumahnya di halte depan sekolah, dia sangat ingin cepat-cepat berbaring dikasur namun sepertinya Bis sedang tidak mau berpihak kepadanya.
Tiba-tiba ada seorang anak kecil lagi yang menghampirinya, “kak, bis nya bakal lama datengnya, soalnya ban bisnya kempes kak”
Dengan bingung ey bertanya, “kamu tau dari siapa?”
“dari kakak itu”
Anak itu menunjuk orang yang membelakangi Ey. Karena penasaran, Ey menghampiri orang misterius itu, tapi tiba-tiba orang yang berpakaian serba hitam itu berlari.
Sebelum mengejar orang itu, Ey mengucapkan terimakasih kepada anak itu.
Ey berlari mengejar orang yang menurut Ey mirip dengan orang yang menolongnya malam itu. “tunggu, lo siapa” Ey bertanya sambil berlari.
Orang itu tidak melihat kebelakang melainkan terus berlari menjauh dari Ey.
Saat dibelokan tiba-tiba Ey kehilangan sosok orang yang berpakaian serba hitam itu. Ey berhenti karena kehabisan nafas. “gue yakin banget kalo dia orang yang sama, gue yakin dia orang yang nolong gue waktu malam itu. Tapi dia siapa”
Ey berjalan lesu karena sekarang energinya sudah makin terkuras karena berlari mengejar orang itu. “yaampun, gue rasanya pengen punya sayap, pengen banget terbang langsung kerumah tanpa harus jalan kaki yang malah bikin tambah pegel kaki gue”
Tiba tiba ada suara motor yang berhenti tepat disampingnya, “mau nebeng?” dengan senyum khasnya Ardi mengajak Ey.
Ey memutar bola matanya malas saat tau siapa yang mengajaknya pulang, “ogah, gue gamau satu motor sama orang sok kegantengan kaya lo. Mening kaki gue lecet gara-gara pulang jalan kaki daripada harus dianterin sama lo.” Ey mempercepat jalannya karena malas berdebat dengan laki-laki songong satu ini.
Ardi tetap mengikuti Ey dengan menjalankan pelan motornya. “lo yakin gamau ikut sama gue? Padahal banyak cewe yang antri buat pulang sama gue, lo gatau ya kalo gue ini bagaikan pangeran yang ada di film princess-princess. Tapi mereka mah masih kalah sama gue, mereka mah gak gaul ngajak pulang pake kuda, nahh beda lah sama gue yang jauh lebih gaul dari pangeran-pangeran itu. Gue mah pangeran level atas, ngajak pulang pake motor bukan pake kuda.” Ardi berbicara panjang lebar seperti anak bayi yang baru lancar ngomong.
Wajah Ey sudah benar-benar merah akibat menahan amarah, "Kenapa gak lo ajak aja cewe-cewe yang antri buat dibonceng sama lo? kenapa repot-repot ajak gue?!”
“ah lo mah marah-marah aja bisanya, gue cuma heran aja gitu kenapa lo ga ngaku aja kalo gue ganteng, kenapa kebanyakan orang bilang kalo gue itu udah ngalahin oppa korea sama dilan, tapi kok lo ngomongnya negatif mulu sama gue.” Ardi akhirnya turun dari motor dan menghampiri ey untuk bertanya hal konyol itu.
“denger ya Ardi, ketua osis yang tingkat pd nya udah kehilangan batas. Itu karena mereka semua matanya pada gak normal. Masa muka pas-pasan kaya lo bisa dibilang ganteng, mereka mah ngawur.” Ey menjawab dengan kesal.
Ardi mengangguk-angguk seperti anak kecil, “ohhhh, gue kira lo yang bermasalah karena bilang gue jelek. Kalo gitu gue harus ngasih tau mereka supaya pake kacamata terus nanya apakah gue tetep ganteng atau malah jadi jelek. Makasi cewe aneh atas sarannya, gue pulang dulu”
Ey benar benar tak percaya, mengapa ada orang yang notabenya sebagai ketua osis SMA 5 Garuda tapi begonya melebihi bocah yang baru masuk tk.
Ey jadi penasaran mengapa dia jadi ketua osis kalo otaknya lebih minim dari mukanya.
Daripada memikirkan Ardi yang membuat Ey keram otak, Ey kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah.
°°°
double update nihh hehe. semoga suka^^ jangan lupa vote
-Darra ayuwandira
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionTentang keajaiban bunga dandelion yang telah merubah kehidupan Ey. Diatas jembatan Ey meminta permintaan pada Bunga Dandelion agar mempertemukannya dengan teman kecilnya. Malam itu, seseorang dengan pakaian serba hitam datang saat Ey sedang dalam...