[27]

19 3 0
                                    

Setelah mendapatkan Bis, Ey segera pulang ke Rumah untuk mengganti bajunya sebelum pergi ke Rumah Sakit. Setelah semua siap Ey keluar menuju Halte Bis (lagi).

Diperjalanan menuju Halte Bis, Ey melihat Supermarket, "Beli eskrim dulu gapapa kali ya." Ey langsung berlari memasuki Supermarket. Ey memang semangat jika menyangkut eskrim.

Ey telah mendapatkan eskrimnya dan langsung diam mengantre dibelakang laki-laki yang sedang bayar dikasir. "Semuanya jadi 36.000."

Tidak ada pergerakan dari laki-laki didepannya ini.

Mbak Supermarket kembali bersuara. "Dek?." hingga beberapa kali Mbak Supermarket ini memanggil, tapi laki-laki ini tetap diam, "Budek kali ini orang ya? eskrim gue keburu cair woy." Ey berugumam dalam hati.

Karena sudah tidak tahan lagi, Ey maju, berdiri disampingnya dan menyodorkan uang pada Mbak kasir. "Ini bayarnya sekalian sama punya saya Mbak."

Laki-laki itu melirik Ey, saat Ey melirik balik, ternyata laki-laki itu adalah Ezra. Bahkan setelah beres Ey membayar, Ezra masih diam memandanginya, terpaksa Ey menyeretnya keluar.

Ey melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Ezra. Begitu terkejutnya Ey ketika tiba-tiba Ezra menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo?" Ezra bertanya.

Ey memutar malas bola matanya, "Udah sadar lo? Mana?" Ey menyodorkan tangannya di hadapan Ezra, bermaksud meminta ganti uang yang telah Ey pinjamkan tadi.

"Apa?" Ezra malah bertanya, membuat Ey geram.

Ey memajukan bibirnya dan menghentak hentakan kakinya, "Uang gueeee. Tadi kan minuman lo dibayar pake uang gue duluuuu. Lagian ngapain sih bengong di Supermarket? Lo terpersona sama Mbak-Mbak Supermarket?."

Ezra malah mengangkat bahu acuh, "Gue ganti uang lo kalo lo bersedia jadi babu gue lagi."

Ey langsung menggeleng cepat, "Ga! Gue gamau. Makan aja tuh uang gue, dasar preman." Setelah mengatakan itu Ey buru-buru pergi meninggalkan Ezra.

°°°

Ey sudah berada di Rumah Sakit, sedang berjalan menuju ruangan Mamanya. Tiba tiba ada notif pesan.

Molly

Ey maaf gue gabisa dateng ke RS hari ini, gue masih merinding inget Ezra. maaf deh yaa

Ey tersenyum membaca pesan yang Molly kirimkan, kemudian jari-jari Ey segera membalasnya.

Elena

Gpp, kumpulin aja nyali lo, takutnya besok lo ketemu lagi.

Ey sudah dekat dengan ruangan Mama, terlihat pintu terbuka, menampakan seseorang dengan pakaian serba hitam yang baru saja keluar dari ruangan Mama.

'Dia'

Ey segera berlari dan menghalangi jalannya, dia terus saja menunduk dan mendorong Ey hingga Ey terjatuh. 'Dia' langsung berlari menjauh.

Ey segera bangkit dan masuk ke ruangan Mama.

Yang Ey lihat sekarang adalah, Mamanya yang sedang merentangkan tangannya, "Ey sini peluk Mama."

Tanpa berpikir panjang Ey langsung menghampiri Mama dan memeluknya. Sudah sangat lama Ey tidak merasakan pelukan Mama. "Maafin Mama ya.." , Ariya mengusap lembut rambut anaknya. "Mama bangga punya anak seperti kamu.. Terus kuat ya, seperti bunga kesukaan kamu.." Ey mengangguk di dalam pelukannya.

°°°

Sekarang Ey berada di dalam Ruangan Dokter. Setelah peningkatan tiba-tiba Mamanya, Dokter langsung memanggil Ey keruangannya.

"Ini adalah sebuah keajaiban, trauma mendalam yang Ibu Ariya rasakan sudah mulai bisa dikontrol dengan baik. Respon yang ia berikan juga bagus, sepertinya ini faktor penenang dari seseorang. Jangan menyerah untuk menceritakan hal-hal baik ya Ey, selalu hibur Mama kamu." Ey mengangguk dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Dokter, setelah itu Ey meninggalkan ruangan.

Ey bersyukur pada tuhan yang telah memberikan keajaiban ini, Ey segera menemui Mama yang sedang diberikan obat oleh suster.

Ey mendekati Mama dan memegang tangannya, "Makan obatnya ya Ma biar cepet sembuh." , Ariya mengangguk semangat. Suster pun ikut tersenyum melihatnya.

"Suster, hari ini saya boleh nginep disini ga?." Ey bertanya pada suster yang baru saja beres memberikan obat. "hmm boleh gak ya.. boleh gak bu?." Suster itu malah bertanya pada Mama Ey.

Ariya, Mama Ey, menangguk semangat, "Boleh bolehh!", Ey dan Susterpun tertawa.

°°°

Langit sudah gelap, Ey melihat lampu lampu dari gedung yang mulai dinyalakan. Pemandangan yang indah terlihat dari atas sini.

Rooftop rumah sakit

Terakhir kali Ey duduk disini saat bersama Ardi, dan itu juga akhir dari pertemuan mereka.

Huftt

Ey membuang nafasnya, merentangkan tangannya, kemudian menyenderkan kepalanya pada kursi. Menikmati angin malam sejuk yang sudah menjadi kesukaannya.

Dan lagi-lagi seseorang tiba-tiba duduk disamping Ey. Ey langsung berdiri dari duduknya sambil berteriak, "Siapa lo?!" Ey menutupi matanya dengan kedua tangan.

"Gue Arion"

"A..Arion?" Ey membuka matanya pelan, dan benar saja Arion sedang duduk dikursi sambil melihat langit-langit.

Demen banget ni orang muncul tiba-tiba

Ey masih berdiri,  "Ngapain lo disini?"

"Lo duduk aja sini, mau gue dorong biar jatoh?"

Ey langsung duduk disamping Arion, mimpi kepeleset saja Ey sudah benar-benar terkejut, apalagi jatoh dari Rooftop ini.

"Ardi sakit."

"Hah?."

"Ardi sakit."

"Ohhh." Ey hanya mengangguk-angguk, Ardi kan emang sakit jiwa.

Arion kembali bersuara, "Ardi sama gue udah langganan masuk RS ini. Kalo bukan gue yang sakit, ya dia."

Ey menggaruk tengkuknya, "Maksud lo?"

"Gue sama Ardi itu selalu sakit dari kecil."

Kemudian Arion bangkit, "Yaudah ayo, lo mau liat Ardi gak?." Ey mengangguk.

Arion dan Ey segera turun dari Rooftop menuju Ruangan Ardi.

Didepan Ruangan Ardi ternyata ada Tante Lia dan Om Yuda.

Lia melihat kedatangan Arion dengan seseorang dibelakangnya. Lia terkejut dan senang, "Yaampun Ey udah lama gak ketemu, Tante kangen banget sama kamu." Lia memeluk Ey, yang dibalas hangat oleh Ey.

Ey tersenyum canggung, "Hehe iya tante sama Ey juga." Ey kemudian beralih pada Om Yuda, sambil mencium tangan Om Yuda Ey menyapa, "Apa kabar Om?"

Yuda tersenyum hangat melihat Ey, "Kabar baik Ey, bagaimana dengan kamu?"

"Alhamdulillah saya juga baik."

Ey melihat Ardi lewat jendela, terlihat Ardi yang sedang tertidur dengan infus. Tidak seperti Ardi yang menyebalkan jika begitu.

Ey tersenyum sendu.

Sekarang yang gue liat dirumah sakit bukan Arion, tapi lo. Dan sekarang juga yang diem di Rooftop bareng gue Arion, bukan lo. Bisa kebalik gitu ya, dasar upin ipin.

Setelah bergumam sendiri, Ey pamit pada Om dan Tante, "Gak mau masuk dulu Ey?" Lia bertanya pada Ey.

"Ngga tante maaf, Ey harus nemenin Mama."

Lia mengangguk mengerti, "Yasudah.."

Ey berjalan menjauhi Ruangan Ardi menuju Ruangan Mamanya.

°°°

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang