[12]

77 13 0
                                    

Malam ini, tibatiba hujan deras. Seorang remaja perempuan duduk ditepi jembatan sambil menangis, namun sepertinya langit juga sedang menangis, sama-sama sedang bersedih.

Ey memeluk lututnya, karena merasa dingin.

Tiba-tiba ada seseorang yang berhenti dihadapan Ey, dia terlihat membawa payung, dan memberinya kepada Ey, “Kak, ini pake payungnya. Kalo Kakak terus ujan ujanan, Kakak bisa sakit.” Setelah itu dia pergi meninggalkan Ey.

Ternyata anak kecil itu duduk tidak jauh dari Ey, dia bersama Mamanya. Mamanya terlihat senang saat anaknya membawa dua bungkus nasi, merekapun memakannya sambil memegang payung.

Ey melihat payung yang diberi anak itu, Ey jadi malu pada dirinya sendiri. Mengapa Ey cengeng sekali malam ini, yang harus Ey lakukan adalah berdoa agar Mamanya diberi kesembuhan. Ey malu karena merasa tidak menghargai kehidupannya, sedangkan ada yang lebih tidak mampu dari Ey.

Ey membuka payung itu, dan mengusap wajahnya yang basah. Ey harus menemani Mama, yang Mama butuhkan adalah kekuatan dari Ey. Ey yakin Mama akan cepat sadar.

Ey berlari menjauhi jembatan menuju rumahnya untuk mengganti pakaian, dan pergi ke rumah sakit untuk menemani Mamanya.

°°°

Ey memasuki ruangan Mamanya, semuanya masih sama seperti tadi. Mama masih menutup mata dengan tenang, masih ditempeli beberapa alat alat dokter.

Ey tersenyum, kini Ey tau jika Ey menangis itu tidak akan membantu penyembuhan Mamanya, Ey harus menerima semua ini.
“Ma, Ey dateng. Maafin Ey ya tadi langsung pergi, Ey bener bener nyesel. Seharusnya Ey sabar nerima semua ini, sekarang Ey tau kalo ini mungkin cobaan buat Ey sama Mama. Sekarang yang harus Ey lakukan adalah sabar dan berdoa supaya Mama cepat sadar dan Mama akan baikbaik aja. Mama juga ya, Mama juga harus kuat, Mama juga harus berusaha buat bangun, disini kan ada Ey.”

Ey duduk dipinggir Mamanya sambil sesekali menceritakan hal hal yang lucu, Ey tau walaupun Mamanya tertidur tapi pasti Mama bisa denger suara Ey. Hingga tidak terasa, Ey tertidur disamping Mamanya.

°°°

Pagi telah tiba, Ey tiba tiba dibangunkan oleh seorang suster karena harus memeriksa Mamanya. Ey pun bangkit dan duduk dikursi yang sedikit jauh dari brankar Mamanya.

Ey mengucek matanya karena masih merasa ngantuk, Ey ingat kalo sekarang Ey harus pergi kesekolah. Tetapi mengingat seragamnya yang basah karena hujan kemarin, Ey jadi mengurungkan niatnya untuk sekolah.

Ey pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan mengganti pakaiannya. Ey sudah memutuskan untuk tidak sekolah, beruhubungan seragamnya yang basah dan Mamanya yang sakit, Ey akan menjaganya untuk hari ini.

Saat Ey kembali ke ruangan tempat Mamanya berbaring, ternyata dokter baru saja keluar dari ruangan itu. Ey menghampiri dokter untuk bertanya keadaan Mamanya, “dok apa Mama saya baik-baik saja?” dokter menepuk pelan pundak Ey, “beliau membaik, semakin besar kesempatan untuk bangun dari masa koma nya. Kamu jangan putus asa ya, teruslah memberikan cerita pada beliau. Mamamu memang koma, namun beliau pasti bisa mendengar semua dari mulut anaknya. Saya permisi.” Dokter kembali berjalan menjauhi ruangan Mama.

Ey tersenyum

Sebentar lagi mama akan kembali

°°°

Ey sedang memakan nasi kotak didalam ruangan, karena tanpa sadar dari kemarin Ey belum sempat menyantap nasi. Saat semua makanan sudah habis, Ey minum untuk menetralkan rasa hausnya. Tiba-tiba ponsel Ey berdering, Ey heran siapa yang mengirim Ey pesan. Ey bahkan tidak punya kontak oranglain kecuali Mamanya dan molly. “mungkin molly” , Ey membuka ponselnya saat sudah membereskan bekas makan.

Molly

Lo kenapa ga sekola? Lo bolos lagi?

Ey malas untuk membalasnya, jika Ey mengatakan kepada Molly bahwa Mamanya sedang dirawat dirumah sakit, pasti Molly akan datang membawa berbagai makanan untuk Mamanya. Ey tidak mau terjadi seperti itu, itu merepotkan.

Ey memang menyadari bahwa Molly adalah teman yang baik, tapi Ey belum bisa terbuka padanya. Ey hanya takut Molly akan merasa kasihan pada Ey, Ey tidak suka dikasihani.

Ting!

Ponsel ey kembali berdering, dan ternyata itu pesan dari Molly, lagi.

Molly

Cukup jawab ya kalo lo baik-baik aja

Ey tampak ragu untuk membalasnya, selama ini Ey tidak pernah membalas satupun pesan Molly. Kecuali jika Molly meneleponnya, itupun Ey jawab dengan dingin dan singkat.

Ey mengetik sesuatu diponselnya, lalu pergi untuk membuang sampah

Elena

Ya.

°°°

Ey berjalan menuju jembatan dengan kantong kresek yang ia pegang. Ey berhenti sedikit jauh dari tempat anak kecil yang malam sudah memberikan Ey payung.

Ey heran, Ey hanya melihat ibunya yang duduk disana, tapi tidak lama kemudian anak kecil itu berlari kearah ibunya dan terlihat seperti sedang menunjukan uang hasilnya. Ibunya tampak senang dan memeluk anaknya.

Kemudian Ey menghampiri mereka, “permisi, ini ada makanan kelebihan. Daripada dibuang mubazir, bisa kalian memakannya?” mereka menoleh ke arah Ey, Ibunya tampak senang mendengar kata makanan, “yaampun nak, kamu baik sekali. Semoga kamu selalu bahagia.”

Ey tersenyum, “aamiin terimakasi bu, ini makanannya silahkan dimakan.” , Ibu itu segera mengambil makanannya, dan memberi pada anaknya. “ayo makan, kamu udah panas-panasan pasti cape.” Anak itupun mengangguk dan mulai memakannya.

Sambil menunggu mereka menghabiskan makanan, Ey melihat-lihat gedung dari atas jembatan. Dunia sudah berubah, namun masih saja ada orang yang kesusahan mencari makanan.

“Kak?”

Ey sedikit kaget saat mendapati anak itu tiba-tiba berada disampingnya.

“makasi ya Kak udah ngasih makanan yang enak buat aku dan Mama. Ternyata masih banyak manusia didunia ini yang memiliki rasa peduli.”

Ey menatap anak itu dengan tatapan sedu, Ey tau betapa susahnya hidup seperti itu. Tapi Ey benar-benar salut kepada mereka karena sudah bersabar menghadapi semua ini.

“sama-sama, anggap aja ini juga ungkapan terimakasih buat kamu yang udah ngasih payung kemarin malam. Nama kamu siapa?” Ey membalikan badan dan mengulurkan tangan, agar bisa langsung berhadapan dengan anak itu.

Anak itu menerima uluran tangan Ey,

“namaku Arin”

“aku Elena, panggil aja Ey.”

Sesudah itu Arin dan Ey kembali mengamati gedung-gedung dari atas jembatan, tiba-tiba Arin mengalihkan pandangannya pada Ey, “kak, sebenernya kemarin malam ada orang yang nyuruh aku buat ngasih payung sama kakak. Sebagai gantinya, dia kasih aku makan.”

Ey pun menatap Arin dengan sorot bingung, “dia siapa?”

***
maaf baru update :( semoga suka^^
makasi buat kalian yang masih setia nunggu kelanjutan dandelion^^ jangan lupa vote

-Darra ayuwandira

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang