[10]

93 17 0
                                    

Lo kenapa

Ey benar benar bingung harus melakukan apa, yang Ey lakukan hanyalah menunduk sambil terus mengelus-ngelus lututnya.

“Elena lo ngapain disini?” tiba tiba Ardi datang menghampiri Ey. Dengan terpaksa Ey mengangkat wajahnya dan tersenyum polos melihat Ardi.

“hehehe tadi gue jalan jalan sebentar, abisnya lo lama sih ganti baju doang.” Ey berbicara sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Arion yang sedang berdiri menyelidiki wajah Ey, “Ey?”

Ey menatap wajah Arion dan tersenyum canggung. “eh hehe iya.” Ardi sebenarnya bingung apa yang telah terjadi diantara Adiknya dan Elena.

“woi lo bicara sama siapa?” Ardi bertanya kepada Arion adiknya, karena yang Ardi tau perempuan yang sedang ada dirumahnya bernama Elena bukan Ey.

Ey hanya mendengus kasar, malas meladeni pertanyaan Ardi. Sebenarnya nama Elena dan Ey itu tidak jauh berbeda. Jadi ya, seharusnya Ardi tau siapa yang Arion maksud, lagian Perempuan yang ada dirumah ini hanya Ey.

“ya gue lah, lo kira dia ngomong sama hantu penunggu taman belakang sekolah?!!” Ey merasa urat urat dalam tubuhnya akan putus, Ey menarik napas kemudian mengeluarkannya untuk menetralkan emosi yang sedang meluap-luap.

Ardi mengetuk-ngetuk jarinya pada dagu, terlihat seperti sedang berpikir. “nama lo Elena, ko dipanggil Ey? Harusnya tuh ya, panggilannya Lena atau El. Eh atau lebih bagus singa. Lo kan galak, mirip banget sama singa, malahan singa juga takut sama lo.” Saat emosi Ey akan meledak, tiba tiba Ardi berbicara lagi, “eh tunggu lo jangan jadi singa dulu, menurut gue ada panggilan yang lebih bagus buat lo.”

Ey pergi meninggalkan Ardi tanpa berbicara satu katapun, Arionpun tampak malas meladeni kakaknya yang sudah gila dari lahir. Arion berjalan meninggalkan kakaknya dan pergi ke kamar.

Sadar tidak ada yang memperdulikannya, Ardi memajukan bibirnya dan berbalik mengikuti Ey yang sudah duduk diruang tamu. “ihh ko lo gak kepo sih sebutan apa yang bakal gue pake buat manggil lo?”

Ey memandang tajam ke arah Ardi yang membuat Ardi merinding, “karena gue ga ma u ta u!” ey menekankan setiap katanya. Ardi mengangguk pasrah, “padahal gue mau manggil lo sayang.”

DUGG!!

Suara yang berasal dari bantal kursi yang dilempar Ey tepat pada wajah Ardi, wajah Ey yang sudah memerah bak kepiting rebus, sepertinya sebentar lagi Ey akan benar benar berubah menjadi singa.

“SINI LO KETOS JELEK, GUE MAU BIKIN MUKA LO LEBIH JELEK LAGI!”

Ey mengejar Ardi, dan Ardi pun bersiap menghindari Ey. Terjadilah kejar-kejaran antara Tom & Jerry diruang tamu milik keluarga Ravindra

Saat sedang melakukan aksi kejar-kejaran tiba-tiba Papa dan Mama Ardi datang,

“assalamualaikum, Mama pulangg.. ASTAGFIRULLAH ARDI KAMU NGAPAIN BERDIRI DIATAS MEJA! kamu mau pas bunga kesayangan Mama pecah?” Lia sekarang sedang melihat pemandangan yang indah, anak laki laki nya sedang berada diatas meja kayu yang terdapat pas bunga kesayangan Lia, mamanya Ardi. “kamu itu gainget umur ya, udah kelas 2 SMA masih aja main diatas meja, kamu gaada kerjaan ya Ardi? Cepet turun!”

Bukannya menuruti apa yang dikatakan Mamanya, Ardi malah tetap berdiri diatas meja itu sambil merengek seperti anak tk, “Ma, tolongin Ardi. Ada singa ngamuk Ma, sebentar lagi dia mau makan Ardi.” Ardi celingak-celinguk mencari keberadaan Ey.

Ternyata saat orangtua Ardi masuk rumah, Ey sudah berhasil bersembunyi dibelakang kursi. Jika tau orangtua Ardi akan datang, Ey lebih baik menyimpan emosinya dan kembali melanjutkan aksinya besok disekolah. Ey benar benar sangat malu sekarang, Ey telah membuat ruang tamu berantakan karena aksi kejar-kejaran dan lempar-lemparan yang telah dilakukan Ey dan Ardi.

Ardi pun kebingungan mencari Ey yang tidak terlihat sama sekali, “heh keluar lo singa, kalo ngga, gue bakal manggil lo dengan sebutan tadi.”

Tanpa pikir panjang, Ey langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung bertatapan dengan orang tua Ardi. “maaf om, tante.” Ey tersenyum kepada orang tua Ardi dan kembali menatap Ardi dengan sorot yang mengartikan bahwa perang belum berakhir.

Ardipun turun dari meja, dan menghampiri Mamanya. “nah itu mah singanya, keliatan kan galaknya? Awas Mama sama Papa jangan deket deket nanti dimakan.” Lia memukul pelan lengan Ardi, “hus.. kamu kalo ngomong itu dijaga, masa cewe cantik dibilang singa sih. Mata kamu gak normal ya.”

Merasa dibela, Ey tersenyum sinis pada Ardi.

Haha kena lo

Mama Ardi menghampiri Ey, “maaf ya, Ardi emang gini dari lahir. Kamu yang sabar aja ngadepin pacar kamu ini.”

Ey melotot, sekarang bagian Ardi lah yang merasa menang

1-1 Singa

Ey berusaha bersikap biasa saja, berhubungan sekarang yang dihadapannya adalah Mama Ardi. “hehe maaf tante, tapi aku bukan pacarnya Ardi, kita cuma mau belajar buat olimpiade.”

Mama Ardi tampak kecewa, namun ia tersenyum lagi, “oh bukan ya, tante kira kamu pacarnya Ardi. Soalnya baru kali ini Ardi bawa perempuan ke rumah. Yaudah tante mau ke kamar dulu. Kalo Ardi bikin kesel, jangan sungkan buat jitak kepalanya. Yaudah belajar yang rajin ya”

Sesudah mengatakan itu, tante Lia atau Mamanya Ardi pergi meninggalkan mereka, diikuti oleh Papanya Ardi.

Daritadi Papanya Ardi memang tidak kemana mana, dia menunggu istrinya dengan datar tanpa berkata apapun. Sekarang Ey jadi tau bahwa sifat Om Yuda ternyata turunnya ke Arion, dan sifat bawelnya tante Lia turunnya ke Ardi. Tapi, darimana datangnya sifat PD yang ada di jiwa Ardi. Ey benar benar harus menyelidikinya

***
semoga suka, jng lupa vote temanteman^^
makasiii

-Darra ayuwandira

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang