Airin menatap kalender yang ada di dekatnya. Tanggal hitam. Tanggal merah. Tanggal hitam. Tanggal merah. Weekend. 6 hari. 2 hari cuti, 2 hari libur dan 2 hari weekend. Sebuah senyum merekah di bibir cewek itu. Saatnya membawa koper pink kesayangannya berpetualang setelah dua bulan terkurung di dalam lemari. Negara mana yang harus ia kunjungi kali ini? Apa Airin perlu mencoba menginjakan kaki di kota Seoul? Iya, Seoul yang sedang booming karena kehidupan gemerlap Hallyu Wave. Airin bisa mencoba merasakan keromantisan k-drama secara langsung, kan? Atau bisa juga mencoba peruntungan bertemu Hyun Bin ahjussi atau Gong Yoo ahjussi versi kw, kan? Mungkin Seoul jadi pilihan destinasi yang tepat apalagi ada sepupunya yang sedang melanjutkan study disana. Setidaknya Airin bisa menghemat budget penginapan dan menumpang di apartemen sepupunya!
Jemari Airin mulai sibuk mengetik surat pengajuan cuti. Setidaknya ia harus mengurus cutinya dulu baru perlengkapan traveling. Maklum, kalau ada hari kejepit gitu semua orang bakal rebutan cari cuti. Dan Airin harus mulai start lebih dulu sebelum rebutan sama yang lain.
***
"Cuti lagi?" tanya Pak Henry, kepala divisi Airin.
Airin menunjukkan cengiran khasnya. "Iya Pak. Ada acara keluarga di Yogyakarta. Yah pas juga kan ada libur kejepit, jadi saya mau ngajuin cuti dua hari, Pak," tutur Airin. Jelas saja ini hanya bualan semata untuk mendapatkan cuti. Karena nggak mungkin banget kalau Airin jujur bilang mau liburan ke Seoul. Bisa gagal rencana, pun kalau disetujui bisa ditagih oleh-oleh sama orang-orang divisinya. Bukan pelit, tapi hemat budget!
Pak Henry menekan pelipis kepalanya. Pria paruh baya tersebut menggelengkan kepalanya. "Alasan kamu selalu tentang acara keluarga. Banyak sekali keluarga kamu...,"
"Namanya juga keluarga besar, Pak...," sahut Airin.
"Untuk urusan keluarga kali nggak bisa kamu nggak ikut dulu?"
Airin menunjukkan wajah sedihnya -ralat wajah dramatisnya. "Nggak bisa, Pak... soalnya rentetan acara nikahan sepupu banyak banget... maklum pakai adat jawa gitu, Pak... jadi banyak ritualnya,"
"Cuma dua hari kok, Pak... nggak banyak loh Saya ambil cuti... boleh yah, Pak?" sambung Airin mencoba membujuk boss-nya tersebut.
"Kamu kan sudah mengajukan cuti dua bulan yang lalu...,"
"Cuma dua hari loh Pak... nggak banyak... saya kalo cuti mintanya dikit-dikit kok Pak...," keukeuh Airin dengan segala alasannya.
Pak Henry menghela napasnya panjang. "Urgent banget cuti kamu?" tanya Pak Henry sekali lagi. Dan Airin menganggukkan kepalanya sambil menunjukkan wajah paling memelasnya. Pak Henry menggelengkan kepalanya dengan tangan yang sibuk membubuhkan tanda tangan pada surat pengajuan cuti Airin. "Dua hari aja... nggak boleh lebih,"
"Siap, Pak...," sahut Airin penuh semangat. Dengan segera Airin membawa surat cuti yang sudah ditanda tangani tersebut keluar dari ruangan bosnya. Diluar ruangan, senyum lebar menghiasi wajah Airin.
Seoul, I'm coming!
***
Airin suka jalan-jalan. Tujuan dia jalan-jalan selain buat refreshing yah pastinya buat ngisi feeds instagram dia. Maklum anak jaman now or millennial gitu. Yah, emang sih dia baru suka traveling semenjak sudah bisa cari duit sendiri. Karena kalau minta Papih pasti nggak akan dikasih. Kedua orang tua Airin mengajarkan Airin untuk belajar dewasa seperti kalau Airin ingin sesuatu maka dia harus berusaha mencari cara untuk mendapatkannya. Kalau kecil dulu caranya dengan membantu Mamih menjajakan roti buatan mamih ke teman-temannya, kalau sekarang yah dengan kerja di kantornya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, You ! [COMPLETED]
General Fictionsemesta punya caranya sendiri untuk bermain dengan takdir