Part 6

1.1K 179 21
                                    

Nino menghela napas lega saat akhirnya semua rapat yang harus ia hadiri sudah berakhir. Setelah tiba di Seoul, dari kemarin sampai hari ini ia harus disibukkan dengan banyak rapat bersama beberapa calon klien yang tertarik untuk melakukan kerja sama dengan start-up miliknya.

"Kita makan di deket sini aja yah. Ada restaurant mackerel langganan gue. Elo lagi pengen makan mackerel kan?"

Nino melirik Samudra -partner Nino yang sama-sama membangun startup yang dia punya dan menjadikan Samudra secara tidak langsung sebagai COO. "Gue ngikut aja. Kan yang punya Seoul elo...," sahut Nino.

Iya, Samudra ini lagi melanjutkan study di Seoul. Berkat Samudra juga yang intense promosi disini makanya startup mereka punya peluang untuk melebarkan sayap.

"Okay... menuju restaurant mackerel," ucap Samudra. Kedua cowok itu berjalan menuju parkiran mobil Samudra. Yaps, Samudra ini meskipun ambil beasiswa untuk melanjutkan study disini, tapi dia memiliki fasilitas hidup yang 'mewah' untuk ukuran 'anak beasiswa'.

Sesuai kata Samudra, restaurant yang mereka datangi memang tidak terlalu jauh dari gedung tempat rapat mereka terakhir tadi, hanya berjarak lima belas menit. Samudra memarkir mobilnya dengan sempurna pada pelataran mobil yang tersedia hanya untuk tiga mobil saja. Keduanya pun segera turun.

"Nino elo cari tempat deh, gue mau angkat telepon bentar," ucap Samudra yang kemudian mengangkat ponselnya yang terus berdering. Cowok itu berdiri di dekat mobilnya. Melihat hal itu, Nino pun memasuki restaurant tersebut lebih dulu.

Pernah nggak sih kalian dengar kata orang yang bilang 'jodoh pasti bertemu' atau judul lagu salah satu penyanyi Indonesia? Nino sih sering dengar termasuk mengalaminya langsung. Seperti saat ini, saat ia mendorong pintu restaurant, kedua mata cowok itu langsung menangkap sosok cewek mungil yang duduk di sebelahnya kemarin selama tujuh jam lebih pada penerbangan Jakarta-Seoul. Sebenarnya Nino cukup takjub, dari banyak pelanggan yang ada di restaurant itu, kenapa harus cewek itu yang pertama kali Nino lihat? Sebuah seringaian tercetak di bibir Nino. Sepertinya hari ini Nino akan merilekskan dirinya dengan menggoda cewek itu.

Bibir Nino semakin menyunggingkan senyum lebar saat melihat ekspressi menggemaskan cewek itu yang akhirnya menyadari kehadiran Nino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibir Nino semakin menyunggingkan senyum lebar saat melihat ekspressi menggemaskan cewek itu yang akhirnya menyadari kehadiran Nino. Dengan santai Nino melangkahkan kakinya mendekati meja tempat cewek itu berada.

"Airin...," sapa Nino sok ramah. "Wow... akhirnya kita ketemu lagi," sambung Nino. Nino bisa menebak kalau saat ini Airin is cursing him in her mind or worse killing him.

"Siapa, Ai?" tanya seorang cewek yang duduk di depan Airin. Nino ingat cewek itu, dia yang jemput Airin kemarin di bandara.

Nino baru akan memperkenalkan dirinya saat Samudra menepuk pundaknya. "Udah dapet mejanya?"

"Loh? Bang Sam?"

"Lah? Joanna? Makan disini juga?" tanya Samudra pada cewek bernama Joanna tersebut.

Hello, You ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang