Airin Hassan
Nino? Ini Airin.
Bisa ketemu?
Ada yang mau gue bahas sama elo.Nino hampir saja memuncratkan air yang akan diteguknya kalau tidak ingat ia sedang berada di tengah lunch meeting bersama klien. Satu pesan whatsapp dari Airin sukses membuat jantung Nino melompat kegirangan di balik rongga dadanya. Ah, rasanya Nino ingin segera menyelesaikan urusannya saat ini juga. Tapi, sayangnya untuk klien kali ini tidak bisa Nino tinggal begitu saja. Ditengah obrolan dengan klien, Nino membalas pesan tersebut.
Nino Maulana
Bisa. Jam 7?
Setelah meeting terakhir gueAirin Hassan
Oke.Nino menahan senyumnya. Dia tidak mau terlihat seperti orang aneh yang tersenyum sendiri hanya karena melihat ponselnya. Bolehkah Nino menganggap bahwa seorang Airin yang mengiriminya pesan lebih dulu adalah satu kemajuan? Ah, wanita mana pun pada akhirnya pasti akan jatuh pada pesona Nino selama apapun itu terjadi. Termasuk Airin. Nino yakin, meski membutuhkan usaha lebih tapi Airin pasti tidak akan pernah bisa 'lari' dari seorang Nino. Atau lebih tepatnya, Nino tidak akan pernah melepaskan 'target' yang diincarnya.
***
Buket bunga ketujuh. Sudah tujuh hari ini Airin selalu mendapatkan kiriman buket bunga. Cewek itu mendesah pelan menatap pada buket bunga yang bertengger cantik di meja kerjanya tersebut.
Sebenarnya Airin tidak begitu mempermasalahkan buket bunga yang cantik itu, melainkan ledekan dari rekan-rekan satu divisinya. Tiap kali OB mengantarkan buket bunga, maka secara otomatis akan terdengar siulan atau kata 'cie cie' dari semua orang dengan kompak. Ayolah, mereka bukan lagi anak SMA yang kalau ada apa-apa selalu kompak saling meledek.
Dan lagi, Airin juga merasa kesal dengan Alana yang sering menjadi 'kurir' dadakan. Oh, bukan hanya Alana tapi juga Jordan. Iya, Nino melibatkan dua bocah SMA itu untuk mengantarkan berbagai macam 'titipan' untuk Airin. Setelah coklat, Nino menitipkan koleksi album 5 seconds of summer dari album EP jaman band pop-rock itu masih berlabel indie sampai album terakhir yang sudah berlabel Capitol Records. Selain itu juga, Nino mengirimkan beberapa koleksi novel karya Haruki Murakami yang belum Airin miliki. Bukan sekedar novel terjemahan bahasa Inggris karya Haruki Murakami melainkan novel terjemahan bahasa Inggris cetakan tahun 90-an. Bisa kalian bayangkan bagaimana nuansa vintage amat terasa dari novel-novel tersebut.
Airin mengalihkan pandangannya pada satu paperbag besar berisi coklat, seluruh album 5SoS juga seluruh novel Haruki Murakami yang diberikan oleh Nino. Iya, Airin berencana untuk mengembalikan semua barang pemberian cowok itu.
Dan disinilah Airin sekarang, di depan salah satu coffee shop yang ditunjuk Nino sebagai lokasi pertemuan mereka. Tadinya Nino ingin menjemput Airin di kantor, namun cewek itu langsung menolak dan mengatakan lebih baik bertemu langsung di lokasi. Airin hanya tidak mau ada di dalam satu mobil lagi dengan Nino.
Nino melambaikan tangannya saat melihat sosok mungil Airin memasuki coffee shop. Airin segera melangkahkan kakinya menuju tempat Nino berada.
"Maaf telat," ucap Airin langsung.
"It's okay. Gue juga baru lima menit disini. Duduk Airin...," Nino menarik kursi untuk Airin duduk.
"Nino... gue langsung aja...,"
"Pesen minum dulu deh... nggak enak ngobrol kalau nggak ditemenin ngopi...," potong Nino yang sudah menyodorkan menu pada Airin. Cowok itu juga sudah memanggil seorang pelayan untuk mencatat pesanan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, You ! [COMPLETED]
Fiksi Umumsemesta punya caranya sendiri untuk bermain dengan takdir