Part 11

939 153 18
                                    

Kalau kemarin Joanna menatap Airin dengan ngeri, hari ini Joanna menatap Airin dengan prihatin. Yah gimana nggak prihatin soalnya Joanna tahu banget kalau Airin itu selalu nggak beruntung dalam masalah percintaan. Buktinya, empat bulan yang lalu Airin ditinggal nikah sama mantannya. Jadi hubungan Airin dan pacarnya itu memang sempat renggang karena lokasi kerja mereka yang beda kota dan harus LDR, eh pas pacarnya balik lagi ke Jakarta kasih kabar kalau dia udah dijodohin sama pilihan keluarganya, ditinggal nikahlah si Airin ini. Terus giliran kali ini Airin mulai buka hati, eh malah cowoknya brengsek kayak Nino. Ayolah, Joanna adalah orang paling peka sedunia -menurut cewek itu. Joanna jelas bisa melihat kalau Airin baper selama dua hari pergi sama Nino. Apalagi kalau Joanna lihat, Nino ini tipe cowok sejuta pesona dengan miliaran gombalan receh yang pasti bikin cewek manapun gampang klepek-klepek alias fall in love alias terjerumus ke perangkap Nino. Sialnya, kenapa harus Airin yang kena tipu muslihat itu?!

Apalagi setelah semalam berdiskusi dengan Samudra, seniornya itu sedikit menceritakan perihal Nino dan tunangannya itu. Joanna makin geram sama cowok bernama Nino itu. Bisa-bisanya dia bikin baper sepupunya terus nggak tanggung jawab!

Joanna nggak bisa menyalahkan 'perasaan seseorang', karena kalau sudah menyangkut 'perasaan' tuh nggak ada yang benar atau salah. Setiap orang bebas untuk jatuh cinta kapan saja dan sama siapa saja. Tapi kadang cinta itu munculnya nggak kenal waktu dan situasi. Contohnya Airin yang nggak sadar baper ke Nino yang ternyata udah punya tunangan. Dan Nino dengan brengseknya bikin Airin baper.

Dari semalam Airin memang sedikit lebih diam dari biasanya. Sesekali Joanna juga mendengar suara helaan napas Airin yang agak berat. Seolah cewek itu membuang beban yang menyesakki dadanya. Airin menatap jam tangannya, sudah saatnya cewek itu check in dan masuk ke ruang tunggu untuk menunggu penerbangan yang akan membawanya kembali ke Indonesia.

"Gue masuk yah, Jojo...," pamit Airin sembari memeluk sepupunya tersebut. Bahkan terlihat jelas kalau cewek itu memaksakan diri untuk tersenyum.

"Salam buat mamih sama papih yah... jangan lupa titipan gue buat Alana,"

"Cepet kelarin kuliah elo terus balik lagi ke Indonesia...," pesan Airin.

"Siap bos...," sahut Joanna. Airin pun segera melangkahkan kakinya menuju tempat check in. Joanna tidak ingin menyebut nama Nino lagi di depan Airin. Sosok Nino cukup jadi sepenggal kenangan yang ditinggal Airin di kota Seoul ini. Joanna belum juga beranjak dan masih memperhatikan Airin sampai cewek itu benar-benar menghilang dari pandangannya barulah ia meninggalkan bandara tersebut.

***

Hampir saja Joanna melemparkan kantong belanjaannya kalau saja tidak ingat di dalam sana ada sekotak telur mentah. Sosok yang rasanya ingin Joanna terjunkan dari lantai gedung apartemennya itu berdiri di depan gedung apartemennya. Iya, sosok itu adalah Nino. Dengan memasang wajah datarnya Joanna menatap tajam Nino yang saat ini tampak canggung mendekati Joanna.

 Dengan memasang wajah datarnya Joanna menatap tajam Nino yang saat ini tampak canggung mendekati Joanna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain elo ke sini?" tanya Joanna ketus.

"Sorry, Jo... buat kejadian di tea shop kemaren," ucap Nino tulus.

Joanna melengos pelan. Cewek itu melambaikan tangannya. "Gue anggap kejadian itu angin lalu dan gue nggak butuh permintaan maaf dari siapa pun,"

Nino hendak mengucapkan sesuatu tapi Joanna lebih dulu mengangkat telapak tangannya. Memberi isyarat pada Nino untuk tidak mengucapkan apapun.

"Kalau elo ke sini mau cari Airin, sepupu gue udah terbang ke Indonesia," ucap Joanna peka kalau tujuan utama Nino mendatangi apartemennya sudah pasti menemui Airin.

"Dan... jangan pernah usik sepupu gue lagi. Apapun yang pernah terjadi diantara kalian berdua, cukup ditinggalin di Seoul sini... jangan sampai berlanjut ke Indonesia. Tolong hargai sepupu gue... dan saran gue, lebih baik elo ngurusin masalah tunangan elo," timpal Joanna panjang lebar dengan nada suara yang datar namun tajam. Tanpa menunggu respon Nino, Joanna berjalan melewati cowok itu dan memasuki gedung apartemennya. Joanna menghela napas lega. Untung saja Airin sudah dalam penerbangan menuju Jakarta, jadi sepupunya tidak perlu bertemu dengan Nino. Joanna segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Samudra.

***

Samudra memperhatikan Nino yang baru saja kembali entah darimana. Hari ini Samudra pergi ke kampus sejak pagi saat Nino masih terlelap. Nino teler semalam. Samudra juga membawa mobilnya ke kampus karena dia pikir Nino tidak akan kemana-mana. Tapi pikiran Samudra itu salah. Nino pergi ke apartemen Joanna untuk menemui Airin lalu setelahnya entah pergi kemana. Karena tadi siang Joanna langsung menghubungi dirinya dengan mengatakan kalau Nino datang mencari Airin tapi langsung diusir oleh Joanna. Dan ternyata setelah 'pengusiran' itu Nino tidak langsung kembali ke apartemen.

Nino berjalan masuk ke dalam kamarnya tapi tidak menutup pintu. Samudra pun segera beranjak dan berdiri di depan kamar Nino. Cowok itu mendengus geli melihat Nino yang sibuk memasukkan barangnya ke dalam koper. Kebetulan semua urusan Nino di Seoul sudah selesai kemarin. Dan besok memang jadwal kepulangan Nino.

"Darimana lo?" tanya Samudra iseng.

"Keliling Seoul...," jawab Nino asal.

"Sendirian gitu? Nggak ngajakin Sophie lo?" tanya Samudra lagi.

"Sophie udah langsung gue suruh balik kemarin,"

Samudra menganggukkan kepalanya. "Joanna nelpon gue tadi," ucap Samudra. Nino melirik sekilas saat mendengar nama cewek itu.

"Gue setuju sama yang dibilang Joanna. Apapun yang pernah terjadi sama elo dan Airin disini, cukup ditinggal di sini. Jangan sampai elo nantinya ngubek Jakarta buat ngusik cewek itu. Biarin kehidupan kalian kayak sebelumnya. Elo dengan kehidupan elo. Dan Airin dengan kehidupannya sendiri. Dan semua yang ada di Seoul biarin tetep ada di Seoul," tutur Samudra panjang lebar.

Nino diam dan menghentikan kegiatannya sesaat. Cowok itu tampak mencerna tiap kata yang diucapkan oleh Samudra. "Kenapa sih gue nggak boleh deketin Airin?"

Samudra mendengus geli. Ia merasa heran bagaimana Nino berhasil mendapatkan gelar MBa dari Stanford University tapi menanyakan hal bodoh seperti ini pada dirinya. Harusnya Nino bisa memikirkan sendiri jawabannya. Tapi sayangnya Samudra lupa, kalau Nino ini cowok brengsek yang nggak begitu paham soal perasaan seorang cewek.

"Elo tuh selesaiin dulu masalah elo sama Sophie dan keluarga kalian. Elo coba mikir lagi, Airin di hidup elo itu apa dan siapa. Baru elo bisa jawab kenapa gue dan terutama Joanna melarang elo ngedeketin Airin,"

Samudra berdecak pelan. "Gue sebenernya nggak pernah mempermasalahkan cara elo ngedeketin cewek, atau elo mau deket sama siapa aja. Tapi untuk kali ini, gue harus ingetin elo tentang cara elo itu. To tell you the truth, your bad attitude affect my progress hitting on Joanna,"

Nino tersenyum sinis mendengar kalimat Samudra tersebut. "Bangsat juga lo!" sahut Nino.

"Elo sama gue sama aja. Bedanya gue masih punya nurani untuk nggak jadiin cewek lain pelarian dari tunangan gue...," balas Samudra.

"Anjing elo," maki Nino. Sedangkan Samudra sudah berlalu dari depan kamar cowok itu, membiarkan Nino menyibukkan diri dengan barangnya juga pikirannya.

**************************************************************************************************

Syalalalala~~~

Nino nanti kalau udah di Jakarta, bakal ngusik Airin nggak yah? Selama ini kan mereka nggak pernah kenal...

Vote and Comment jangan lupa...

XoXo, NonaTembam

Hello, You ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang