Part 28

1K 156 20
                                    

Alana sayang banget sama Airin. Kalau ditanya siapa orang-orang yang disayang sama Alana, jawabannya sudah jelas Mamih, Papih dan Airin. Tidak ada yang bisa menggeser kedudukan tiga orang paling penting dalam hidup Alana. Pokoknya Alana sayang banget sama mereka apalagi Airin yang jadi sosok idaman seorang kakak untuk Alana. Bahkan banyak kok teman-teman Alana yang merasa iri ingin punya kakak seperti Airin.

Tapi, namanya juga saudara, sesayang apapun kita sama mereka, pasti ada satu titik dimana kita merasa sangat kesal dengan tingkah saudara kita itu. Contohnya kayak Alana saat ini. Alana sedang kesal dengan Airin mode 'siluman' yang kembali muncul, Airin yang super sensitive dengan mood swing super parah. Airin kalau lagi kesal itu cuma ada 3 alasan : datang bulan, kerjaan di kantor, atau karena pacar. Pertama Alana pikir mungkin Airin mood swing karena lagi datang bulan. Tapi sampai datang bulannya kelar pun Airin masih tetap mood swing. Terus Alan berpikir mungkin karena kerjaan di kantor. Tapi tidak pernah sekali pun Alana mendengar Airin yang mengeluh bahas kerjaan seperti biasanya kalau lagi ada masalah kerjaan. Terus Alana pengen banget ketawa kalau semisal Airin mood swing karena pacar. Rasanya nggak mungkin mengingat kakaknya itu sudah hampir setahun men-JOMBLO. Alana kan jadi bingung mencari tahu alasan Airin super sensitive begini.

Alana menyodorkan semangkuk popcorn yang barusan dia buat sama Mamih. Airin lagi sibuk baca novel di halaman belakang. Karena Alana lagi nggak ada janji main, jadilah dia ikut santai di halaman belakang rumah sambil duduk di ayunan rotan. Alana merhatiin Airin yang serius banget baca novel The Alchemist. Seingat Alana novel itu udah berulang kali dibaca sama Airin.

"Nggak bosen kak baca novel itu lagi?" tanya Alana iseng ganggu kakaknya yang lagi serius baca.

"Nggak. Berulang kali baca malah makin seneng," jawab Airin tanpa mengalihkan pandangan dari novel di tangannya.

"Bagus mana sama Norwegian Wood?" tanya Alana lagi. Iya, Airin itu punya dua novel favorite yang udah sering banget dibaca ulang, The Alchemist sama Norwegian Wood. Dan novel Norwegian Wood ini udah diadaptasi ke versi film. Alana sudah pernah nonton, terus jadi kesel sama karakter utama si cowok, lupa namanya siapa.

"Bagus semua. Secara garis besar karakter utama si cowok dalam dua novel ini hampir sama. Mereka semacam nggak bersyukur tanpa sadar sama apa yang udah mereka terima," jawab Airin. Kali ini cewek itu menutup novelnya dan menatap Alana. "Kenapa? Kamu pengen baca?"

Alana dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak. Terlalu berat buat Alana baca," tolak Alana karena cewek itu memang tidak hobi baca novel seperti Airin.

Alana mengunyah popcorn sambil berpikir serius. Kalau dipikir kenapa karakter utama di novel favorite Airin itu jadi kayak Airin yah. 'Nggak bersyukur tanpa sadar sama apa yang udah mereka terima'. Kayak Airin yang udah dideketin sama Nino malah Nino disuruh ngejauhin dia. Iya, Alana tahu soalnya semua barang yang dikasih Nino dibalikin sama Airin. Setelah itu juga udah nggak pernah ada lagi titipan dari Nino yang dititipin ke Jordan. Tiba-tiba Alana sadar sama satu hal. Mungkinkah Airin kesal karena Nino?

"Eh... ngomong-ngomong, kok Om Nino udah nggak pernah nitip sesuatu buat kakak yah?" tanya Alana iseng.

"Kenapa dia harus nitip sesuatu buat kakak?" Airin balik bertanya. Alana menatap reaksi Airin yang dirasa sedikit salty.

"Yah... Nggak tahu deh. Heran aja gitu. Udah nggak pernah lagi juga nanyain kakak kalau Alana lagi kerja kelompok di rumah Jordan. Om Nino tuh suka bantuin kita ngerjain tugas loh kak... kocak juga ternyata orangnya...," celoteh Alana.

"Dek," panggil Airin.

"Iya kak? Kenapa?" tanya Alana tapi tidak ada jawaban dari Airin karena kayaknya itu kembali membaca novelnya. Oke, ini tanda bahwa Alana harus berhenti mengoceh.

Hello, You ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang