Part 3

1.5K 204 41
                                    

'Kabur' selalu jadi tameng bagi Nino tiap kali ia merasa jengah dengan keluarganya yang terus menuntut dirinya untuk segera menikah namun tidak pernah menyetujui perempuan mana pun yang ia bawa ke hadapan keluargnya. Ayolah, Nino baru berusia 27 tahun, masih sangat muda menurut Nino untuk membina rumah tangga. Tapi keluarganya terus memberikan alasan kalau Nino sudah 'sangat mapan' baik finansial maupun mental. Oke secara kebetulan, Nino memang sudah 'cukup sukses' diusianya sekarang. Cowok yang baru saja mendapatkan gelar MBa-nya dari Stanford University setahun yang lalu memang sudah berhasil mendirikan sebuah start-up dibidang multimedia yang menjadikan Nino secara tidak langsung adalah seorang CEO. Muda, Mapan secara finansial, Pintar dan pastinya TAMPAN! Satu kata menggambarkan Nino adalah SEMPURNA! Saking sempurnanya sang Ibunda suka was-was kalau anaknya tak kunjung menikah takut kalau anaknya tersebut hanya dimanfaatkan oleh para wanita dan yang paling parah kalau anaknya tersebut ternyata 'berbelok haluan'. Duh, amit-amit deh jangan sampai!

Nino menatap passport dan tiket pesawat yang ada di tangannya. Tujuan Nino untuk kabur kali ini adalah Seoul. Bukan benar-benar kabur sih, karena Nino ke sana juga dalam rangka business trip, tapi yah sekalian juga untuk refreshing menikmati keindahan kota Seoul yang sedang booming. Cowok itu menaikkan masker untuk menutupi separuh wajahnya dan bersandar pada seat-nya dengan nyaman. Diliriknya seat di sebelahnya yang masih kosong. Akan sangat menyenangkan kalau seat disebelahnya benar-benar kosong.

Cowok itu baru akan memejamkan matanya saat seorang cewek berhenti disamping seat kosong disebelahnya. Oke, tolong ralat pemikiran Nino sebelumnya yang berharap kalau seat di sebelahnya kosong, karena detik ini Nino bersyukur kalau cewek itu duduk di sebelahnya.

Nino memperhatikan setiap gerakan cewek yang duduk di sampingnya itu. Mendengarkan percakapan antara si cewek dan adiknya. Well, Nino tahu dia tidak sopan menguping, tapi bukan salah Nino kalau suara cewek di sampingnya itu cukup kencang yang otomatis membuat Nino jadi menguping pembicaraan mereka.

Cewek itu meletakkan ponselnya di atas meja lipat yang memberikan akses bagi Nino untuk melihat wallpaper yang terpampang pada layar ponsel. Seorang cewek dengan pipi gembul mengenakan bandana telinga beruang. Jadi itu si gembul nana dalem, batin Nino.

"Gembul nana dalem... hmph," ucap Nino refleks dengan suara tawa tertahan. Sontak hal tersebut menarik perhatian dari cewek yang duduk di sebelahnya. Cewek itu juga menyimpan ponselnya saat menyadari kalau Nino terus melihat ke arah ponselnya.

"Sorry," ucap Nino. "Adek elo yah? Cantik. Ngegemesin juga pipinya... saking gemesinnya jadi pengen ngebungkus kakaknya,"

"Excuse me!" pekik cewek tersebut diiringi tatapan tajam pada kedua matanya.

Oke! Salahkan mulut Nino yang suka refleks mengeluarkan gombalan super receh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke! Salahkan mulut Nino yang suka refleks mengeluarkan gombalan super receh. Tapi siapa sih yang nggak pengen ngebungkus cewek di sebelahnya yang punya wajah jutek tapi cantik?! Kan gemes!

Hello, You ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang