Part 17

932 145 18
                                        

Tidak ada satu hari pun -sejak pertemuan mereka di dalam pesawat itu, Nino lupa sama Airin. Cewek super jutek yang berhasil menarik perhatian Nino dan membuat cowok itu secara sadar jadi penasaran dengan sosok Airin. Memang awalnya Nino hanya sekedar ingin 'bercanda' dengan Airin, tapi sialnya Nino jadi 'suka' untuk terus berada di dekat Airin. Terlebih lagi saat itu, Nino sedang memiliki masalah dengan Sophie. Dan kehadiran Airin yang spontan itu jelas menjadi pengalih perhatian Nino dari masalahnya tersebut.

Namun sayangnya, meski terkesan 'brengsek', Nino tidak benar-benar se-brengsek yang dikatakan Samudra. Cowok itu sangat menghargai perasaan seorang wanita. Karena dalam hidup Nino, cowok itu memiliki prinsip kalau 'menyakiti seorang wanita sama saja dengan menyakiti Bunda juga adiknya'. Dan Nino juga percaya kalau 'karma' itu nyata.

Makanya, meski Nino sangat ingin mendekati Airin setelah mereka kembali ke Jakarta, tapi dia tahu diri untuk menyelesaikan masalahnya dengan Sophie terlebih dahulu. Cowok itu juga menuruti larangan Samudra untuk tidak mengusik Airin. Meski beberapa kali Nino tanpa sengaja bertemu dengan Airin, cowok itu selalu menahan dirinya untuk tidak menyapa cewek itu. Dan hanya membiarkan dirinya memperhatikan Airin dari jauh. Tapi, saat acara pernikahan teman kuliahnya dengan sepupu Airin itu, Nino sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Jadilah cowok itu dengan santainya menyapa Airin. Dan Nino juga sudah tahu kalau Airin tidak akan membalas sapaannya dengan ramah.

***

Airin memarkir mobilnya dengan sempurna di pelataran parkir sebuah restaurant. Sang Mamih yang sedang arisan bersama 'geng sosialita'-nya meminta Airin untuk menjemput disana. Beruntungnya di hari sabtu seperti ini, Airin tidak ada kegiatan apapun selain menonton drama Korea bersama Alana kalau adiknya itu tidak pergi main bersama teman-temannya.

Cewek itu segera turun dari mobil dan sembari memainkan ponselnya menghubungi sang Mamih. Ia berjalan memasuki restaurant dan mencari sosok Mamih.

"Halo, Mamih... ini kakak udah sampai. Mamih dimana?" tanya Airin langsung begitu sambungan terhubung.

"Duh... kak... kamu kelamaan nih jemput Mamih. Jadinya Mamih pulang sama temen Mamih,"

Airin mendengus kesal mendengar ucapan Mamih. "Lah? Mamih gimana sih... tadi maksa minta jemput sekarang malah ditinggal pulang duluan," protes Airin kesal.

"Hehehe... maafin Mamih deh. Kakak ngopi cantik aja disana... mana tau ketemu jodoh," goda Mamih dengan santainya.

"Mamih apaan sih?! Tadi minta jemput. Sekarang nyuruh kakak ngopi cantik. Males banget deh... mana ada orang ngopi cantik sendirian. Kakak mau pulang aja ini," Airin segera memutus sambungan tersebut. Cewek itu menatap layar ponselnya dengan kesal. Bahkan saat ada pelayaan yang menanyai dirinya, Airin dengan 'jutek'-nya berlalu dari restaurant tersebut.

"Airin...," sebuah suara menggagalkan rencana Airin untuk masuk ke dalam mobilnya. Airin berdecak pelan saat mengenali siapa pemilik suara tersebut.

"Ngapain elo disini?" tanya Airin ketus tanpa basa-basi.

"Jemput Bunda gue yang lagi arisan. Kayaknya sama nyokap elo juga deh...,"

Kening Airin berkerut. Ia menatap Nino saksama. Satu kecurigaan terlintas di benak Airin. "Jemput Bunda? Elo yakin Bunda elo masih ada di sini?"

Nino menatap Airin bingung. Cowok itu kini sibuk menelpon sang Bunda. Bahkan Airin memperhatikan percapakan antara Nino dan Bundanya via ponsel tersebut. Hingga akhirnya Nino menyimpan kembali ponsel ke dalam saku jaketnya.

"Bunda gue ternyata pulang bareng temennya," ucap Nino memberitahu.

Bingo! Airin tertawa sinis mendengar informasi tersebut. Ternyata kecurigaan Airin benar saat mendengar alasan Nino ada didepannya tersebut.

Hello, You ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang