Part 29

1.4K 166 27
                                    

Semua orang yang ada di ruangan itu tahu kalau Airin punya mood swing parah. Tapi cara cewek itu melampiaskan mood swing-nya dengan menyibukkan diri pada kerjaan. Menghabiskan waktu di kantor dengan menatap fokus pada layar laptop dan sibuk mengetik laporan. Pokoknya bertingkah layaknya robot pekerja.

Tapi, akhir-akhir ini ada sesuatu yang sedikit berbeda dari biasanya. Airin lebih sering melamun. Ibarat kata pepatah cewek itu diserang penyakit malarindu. Rindu siapa juga nggak ada yang tahu. Semua orang berpikir begitu mengingat sudah tidak pernah lagi ada OB yang mengantarkan titipan buket bunga. Jadilah mereka berpikir kalau Airin sedang merindukan si pengirim bunga.

"Eh, kok gue udah lama nggak lihat ada buket bunga yang dikirim buat elo yah... ," celetuk Wendy iseng mewakili rasa penasaran seluruh orang. Airin masih diam dan fokus pada layar laptopnya.

"Emang yah, cinta tuh berasa kalau pas orangnya udah jauh dari kita. Giliran pas deket aja kita mana mau ngaku kalau cinta...," timpal Wendy lagi. Detik itu Airin menoleh menatap cewek yang berdiri di samping kubikelnya.

"Ngomong apa elo barusan?" tanya Airin.

"Jangan menangin gengsi, Airin... nyesel nanti," ucap Wendy. Setelahnya cewek itu pergi dan kembali ke kubikelnya.

"Gengsi apaan sih?!" rutuk Airin sebal.

***

"Kak...," panggil Alana yang mengintip dari balik pintu kamar Airin.

"Apa?" tanya Airin tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Sibuk nggak?" tanya Alana.

"Kenapa sih?"

"Mau ikut ke bandara nggak?"

"Ngapain?"

"Mau ikut atau nggak?"

Airin mendengus pelan. Ini kenapa adiknya jadi menyebalkan seperti ini sih?! Bukannya menjawab pertanyaan Airin malah balas memberikan pertanyaan.

"Nggak!" jawab Airin terlanjur kesal.

"Oh... yaudah. Alana ke bandara yah...," ucap cewek itu kemudian menutup pintu kamar Airin dan pergi. Airin sendiri hanya bisa melongo melihat tingkah adiknya itu.

Airin sebenarnya lagi bikin bahan buat paparan publik sampai nggak sadar dia ketiduran. Cewek itu terbangun saat merasakan ada yang memeluk dirinya dari belakang. Kedua kelopak mata Airin mengerjap memcari fokus. Cewek itu menoleh ke belakangnya.

"Surprise...," sambut Joanna dengan suara lembutnya.

"Jojo!" teriak Airin yang langsung memeluk sepupunya tersebut. "Kok nggak bilang sih balik ke Jakarta?"

Joanna melepaskan pelukan Airin. Cewek itu tersenyum sinis. "Gue bilang, Ai. Tapi kayaknya elo lupa deh... Bahkan elo nolak tawaran Alana buat jemput gue ke bandara, kan?"

Kening Airin berkerut. "Alana jemput elo ke bandara?"

"Iya. Gue juga bilang minta dijemput kalian... Eh, malah elo lupa semua yang gue bilang,"

Airin tertawa canggung. "Duh... maaf yah, Jojo. Gue lagi sibuk banget sama kerjaan... ini aja gue lagi bikin bahan paparan publik sampe ketiduran gini," ucap Airin beralasan.

"Sibuk masalah kerjaan... atau sibuk masalah hati?" tanya Joanna.

"Maksudnya apaan nih? Udah jelas gue sibuk sama kerjaan...,"

"Terus aja ngelak, Ai... jelas banget kalau ada masalah 'hati' yang bikin elo senewen terus. Alana curcol tadi. Dia bilang elo udah hampir sebulan ini moody banget,"

Hello, You ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang