"Excuse me, miss... this is your meal," suara lembut pramugari tersebut menjadi alarm pembangun untuk Airin. Bukan suara lembut pramugarinya, tapi kata 'meal' yang sukses membuat kedua kelopak mata Airin terbuka lebar.
"Thank you...," ucap Airin. Airin meregangkan otot badannya yang terasa kaku. Ketika badan cewek itu menghadap ke samping, Airin melihat sosok Nino yang masih tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pas tidur doang lu kelihatan kalem," monolog Airin. Cewek itu kemudian beranjak menuju toilet melakukan ritual paginya. Yang Airin nggak tahu adalah Nino sudah bangun lebih dulu sebelum cewek itu dan artinya Nino mendengarkan apa yang barusan diucapkan oleh Airin. Nino membuka lebar kedua matanya, sebuah senyum tipis tersungging di wajah cowok itu.
"Morning...," sapa Nino ramah saat Airin kembali ke seatnya. Airin hanya melirik sekilas tanpa berniat membalas sapaan tersebut. Cewek itu memilih untuk fokus menikmati makanan yang ada di depannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nino otomatis senyum sendiri melihat ekspressi menggemaskan cewek di sebelahnya. Nggakjaim kalau dia makannya banyak dan tetap kelihatan cantik walaupun lagi makan gitu. Cowok itu pun ikut menikmati makanan miliknya meski sesekali Nino masih sering melirik ke sebelahnya. Tiba-tiba Nino mencondongkan tubuhnya ke arah Airin yang membuat Airin refleks bersandar pada seatnya.
"Ngapain elo?!" tanya Airin yang badannya sudah tenggelam di sandaran seat dan separuh badan Nino ada di atasnya.
"Tuh lihat sunrise-nya bagus banget...," ucap Nino sambil menunjuk sunrise yang kelihatan dari jendela di dekat Airin. Detik itu juga Airin langsung mendorong tubuh Nino untuk tidak melewati batas seat mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.