GOB - 001

3.1K 311 43
                                    


Jika kalian pernah mendengar dongeng Putri Salju, maka aku adalah versi nyatanya. Putri Salju yang berhasil mengubah hidup menjadi lebih bahagia, hidup dengan harta, rupa yang sempurna, serta segenap kenikmatan yang ada.

Aku penasaran, mengapa cerita dongeng di buku itu cukup menyedihkan kalau pun mereka bisa mengeditnya menjadi lebih berkesan? Iya, memang berakhir dengan bahagia, namun yang jelas aku lebih suka alur cerita yang dipenuhi keceriaan. Dan aku paling benci kesedihan.

Saranku, hiduplah pada apa yang kalian sukai. Jangan terlalu memaksakan diri keluar dari zona aman. Kalian mungkin akan berpikir bahwa aku tidak suka tantangan. Benar, seratus persen tepat. Aku mengakuinya.

Aku hanyalah seorang gadis yang punya prinsip sederhana. Menghindari masalah, dan berjalan melaluinya tanpa sedikit pun halangan, abai.

"Kim Sohyun, kau sudah lihat pengumuman?"

Yena tampak bersemangat menghampiriku. Digenggamnya tanganku dan aku diseret ke sebuah titik di mana para gadis mengerubung di sana. Aku mendengkus, tanpa kau seret-seret, aku sudah tau isi pengumuman itu, Yena.

"Kau di posisi pertama!"

Mereka memandangku sesaat setelah Yena berteriak. Tunggu, siapa pemenangnya di sini? Kenapa malah Yena yang paling bergairah memamerkan kemenanganku?

Setelah menjalani beberapa minggu kompetisi, akhirnya namaku, Kim Sohyun, keluar sebagai pemenang gadis tercantik di sepenjuru kampus.

Sebagai seorang wanita, aku merasa bangga tanpa perlu ditanya. Apalagi, aku berhasil memukul mundur salah seorang rival terberatku. Gadis yang dua tahun berturut-turut memenangkan kontes ini. Membayangkan hal itu, di otakku terlintas satu hal, sudah berapa ratus orang yang menjadi fans-nya?

Dan sekarang, aku lah idola baru mereka.

"Selamat Sohyun, kau sekarang jadi popular!"

Yena menjabat tanganku, disusul yang lainnya.

"Kulitmu seputih salju, rambutmu sehitam eboni, kau sangat cantik, Sohyun."

"Ya, dia memang wujud nyata dari Snow White."

Aku tergelitik mendengar pujian teman-temanku. Apakah aku secantik itu? Iya.

"Tidak-tidak," sela yang lain.

"Bagiku Sohyun adalah Cleopatra abad 21!"

Mereka semua mengangguk, mengiyakan satu lagi julukan baru untukku. Hm, kurasa aku lebih suka yang kedua.

"Apa kau berniat berkencan setelah ini?"

Sebuah pertanyaan pun menarik perhatianku, membuatku pucat dan membisu dalam satu waktu. Sulit sekali rasanya untuk menarik kedua sudut bibirku ke atas, menunjukkan bahwa aku baik-baik saja setelah mendengar kata 'kencan' itu. Seharusnya begitu ....

Ah ... aku mendesah dalam hati.

"Sohyun? Kau baik-baik saja? Kau pucat! Apa kau sakit?" tanya Yena mengkhawatirkan keadaanku.

"Tidak ... aku ... hanya sedikit pusing saja. Bisa antar aku ke UKS?"

"Baiklah."

***

"Sohyun-ah? Apa kau kambuh lagi?"

"Tidak, aku baik-baik saja."

"Jangan berbohong, Yena baru saja meneleponku. Pokoknya, nanti malam kita harus bicara empat mata, titik!"

"Hah ... terserah Mama saja."

Get Out, Boys! [GOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang