Kenapa setiap kali memikirkannya, detak jantungku tidak bisa berhenti menggila? Rasanya seperti ketika kau tahu jawaban pertanyaan kuis dadakan dari dosen dan kau ingin menjawabnya di depan umum tapi kau malu. Iya, malu!Aku pikir, ini pertama kalinya aku merasa malu. Saat ini aku melihat ke cermin, dan mukaku benar-benar merah. Aku menarik udara di sekitarku berkali-kali, tetap saja tidak tenang.
Kabur dari masalah, apakah ini jalan yang terbaik?
Taehyung yang menciumku di perpustakaan umum menimbulkan reaksi yang luar biasa. Bayangkan! Bukan hanya satu-dua pasang mata yang menyaksikan kami, tapi puluhan! Bagaimana jika ini malah menimbulkan masalah baru buatku? Aku sangat khawatir. Kuharap, semua akan baik-baik saja.
Ah, sungguh! Bagaimana Taehyung seberani itu? Baru saja kubukakan pintu untuknya, bukannya masuk pelan-pelan, eh, dia malah mendobraknya. Aku belum siap! Dia marathon sedangkan aku nasih berjalan dengan santainya. Lalu, bisakah aku menatapnya ketika berpapasan nanti? Mungkin hari ini dan hari-hari esok. Sanggupkah aku menghadapinya? Dan menghadapi gelenyar aneh dalam diriku saat ini?
Keluar dari toilet, aku memutuskan untuk cepat pulang. Dan benar saja, sepanjang koridor, tidak ada satu pun orang yang tidak memandangku aneh. Aku mulai ketakutan, entahlah. Emosi itu datang secara tiba-tiba hingga aku tidak bisa mengontrolnya. Aku pun berlari, tidak peduli apa yang mereka bisikkan tentangku. Pikiran dan tujuanku hanya satu, keluar dari situasi mengerikan ini!
Menjadi centre dari perhatian orang-orang memanglah keinginan terbesarku, tetapi kalau aku mendadak tersohor dengan cara yang tidak benar, tentu saja aku menolak keras untuk mencari pusat perhatian itu.
Aku melihat gerbang Perth Glory yang megah, yang sebentar lagi akan menyambut langkah seribuku. Dan bodohnya, aku lupa meminta Pak Yoon untuk menjemputku sekarang. Di mana aku bisa sembunyi? Kampus ini seolah tak memiliki celah untukku menyembunyikan diri. Perth Glory adalah kampus tak bersudut yang seumur-umur ini baru kusadari.
Aku memutuskan untuk bersandar di depan gerbang. Aku berjongkok dan merunduk. Kututupi wajahku dengan kedua telapak tangan. Ya Tuhan, ini melelahkan. Aku baru tahu, Taehyung seterkenal ini di kalangan mahasiswa. Adegannya yang menciunku singkat langsung saja tersebar di mana-mana. Gila!
"Sohyun?"
"Siapa! Siapa kau?!"
Aku mendengar suara orang memanggilku. Aku panik! Tak berani menunjukkan muka.
"Ini aku, Eunwoo."
Pelan, kuintip sosok itu dari celah-celah jari. Oh, memang benar Sunbae.
"Sunbae, kamu membuatku kaget."
"Maaf. Butuh tumpangan?"
Dan tanpa ragu lagi, aku mengiyakan ajakannya dan segera memasuki mobil.
***
"Kenapa kita nggak langsung pulang?"
"Aku lapar. Apa kamu tega membuatku kelaparan?"
Aku nyengir. Mana bisa aku bilang tega? Walau sebenarnya aku mulai merasa tidak nyaman berlama-lama di luar rumah, tapi aku masih menghargai kebaikan hati sunbae yang menolongku keluar dari masalah. Lebih tepat menghindarinya.
"Mau pesan apa?"
"Aku nggak terlalu lapar, apa saja, yang penting porsinya sedikit."
"Kamu nggak lagi diet kan?"
"Eh, eng-engak! Haha, aku nggak diet. Serius, cuma lagi nggak nafsu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Out, Boys! [GOB] ✔
FanfictionKim Sohyun tumbuh dengan sifat yang tak biasa. Kedekatannya dengan perempuan membuat Ibunya sendiri ragu untuk menyebutnya normal. Gadis cantik, tinggi, dan pintar itu takut dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki! Bagaimana keseruan Sohyun yang d...