GOB-010

1.3K 202 44
                                    


Setelah aku cerna baik-baik, apa yang aku lakukan ini salah. Aku melanggar prinsipku sendiri, menghindari masalah dan berjalan melaluinya tanpa sedikit pun halangan, abai.

Menghindari masalah pantatku!!

Di mana otakku? Justru sekarang aku mengantar si pisang ke rumah sakit! Aku bahkan membelanya dan secara tidak langsung bernilai ancaman di mata Lee Taeyong. Aku sungguh tinggal menunggu ajalku menjemput!

"Makasih ya ...," ucap Hanbin.

"Hm ...."

"Tapi, boleh aku tanya satu hal?"

Aku pun menatap sedih kedua hazel Hanbin, menunjukkan rasa ibaku padanya. Bukan padanya, melainkan iba pada diriku sendiri yang sekarang dirundung masalah yang berlipat ganda.

Malangnya kau, Sohyun.

"Kau bilang tidak suka kontak fisik, tapi kau menggenggam tanganku dari tadi. Sampai sekarang–"

Aku melirik, mengikuti arah pandangnya dan terkejut!

Bisa kupotong tanganku saja?

Ah, nanti aku tidak cantik di mata orang.

"Eh!! Maaf, aku ulangi, aku tidak suka kontak fisik! Jadi jangan menyentuhku dan ... sana!! Jaga jarak 3 meter!"

Hanbin tertawa dan mengikuti perintahku. Penurut, baguslah.

"Aku sih nggak masalah, kau sendiri tau kalau aku suka  kontak fisik. Jadi, kau menenangkanku dengan menggenggam tanganku. Iya, kan?"

Tidak.

"Meski kau jawab tidak pun, aku tau niatmu pasti baik."

Dia benar-benar penebak pikiran yang ulung.

"Ekhem."

Sedang asyik melamun, tiba-tiba aku dikejutkan oleh deheman seorang lelaki yang kukenal.

"Kau disini? Apa kau sakit?" tanyanya penuh khawatir. "Ayo, kuantar ke ruang periksa."

Lelaki itu mengajakku berdiri dan merangkulku, aku mau dibawanya ke ruang periksa dokter.

Eh, tunggu! Bukan aku yang sakit!!

"Stop ... stop ...," pintaku sambil meloloskan diri baik-baik dari rangkulannya.

Kontak fisik cowok ini jauh lebih parah dari Hanbin, aku harus hati-hati sejak ia berusaha menciumku kemarin-kemarin.

"Hanbin!" panggilku pada Hanbin, kulambaikan tanganku hingga dia tersadar dan menyusul berdiri di sampingku.

"Tiga meter," bisikku.

"Ah, baiklah."

"Dia, temanku ini yang sakit. Antar saja dia ke ruang periksa."

Eunwoo melebarkan kedua matanya, terkejut. Salah sendiri main rangkul sembarangan. Malu kan akhirnya.

"Kukira kau, ternyata dia."

"Hei, kita bertemu lagi. Kapan kau ganti ponselku yang rusak?"

Aku celingak-celinguk. Mereka saling kenal, ya? Kok kelihatannya aku yang bodoh karena cuma bisa memperhatikan masing-masing dari mereka dengan ekspresi cengo seperti seekor monyet pemetik kelapa.

"Oh, kau rupanya. Aku ingat, soal ponsel tenang saja. Kebetulan kita bertemu lagi. Karena kemarin aku sedang buru-buru jadi tak sempat memberimu kartu identitasku."

"Ini, hubungi aku. Siapa tau aku kelupaan mengganti ponselmu yang rusak."

"Kalian kenal satu sama lain?"

Get Out, Boys! [GOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang