GOB-036

706 112 14
                                    

"Apa? Kau ketemu dengannya di pesawat?!" celetuk Yoojung yang duduk di kursi depan.

Obrolan kami dimulai tepat setelah kami masuk ke dalam mobil yang disetiri oleh Saeron. Aku dan mama duduk bersebelahan. Mengabaikan kepenasaran Yoojung, aku justru asyik berkangen-kangenan, bepelukan, dan bercanda dengan mama.

Hingga wajah wanita cerewet itu cemberut, baru aku menjawab segala pertanyaannya dengan hati-hati.

"Ya. Aku bertemu dengannya. Sepertinya dia banyak berubah sekarang. Mungkin, karena masing-masing dari kita telah menjadi dewasa seutuhnya."

"Kau salah," sahut Saeron. "Dia mungkin jadi bos besar perusahaan papanya, tapi tingkahnya tetap sama seperti yang pernah kita kenal. Malah lebih parah."

"Maksudmu?"

"Kami udah lama nggak ketemu sama dia, tapi dengan mewarisi perusahaan papanya, namanya pun ikut melambung. Semua pebisnis mengenalnya, bahkan kami yang nggak tau menahu perkara bisnis pun mengikuti beritanya," jelas Saeron.

"Sejak kau pergi ke Australia, sejak saat itu pula kami putus komunikasi. Dia tidak lagi terlihat di Perth Glory. Kabarnya, papanya sendiri yang memindahkan kuliahnya ke Amerika. Tahu-tahu, sekarang dia sudah makin terkenal aja," imbuh Yoojung.

"Dan yang paling membuat kami terkejut, dia membuka sebuah bar di sekitar Hongdae. Dari situlah, isu-isu mulai bermunculan," lanjut Saeron. Mereka berdua bersahut-sahutan seperti sedang melakukan suatu kampanye.

"Isu apa? Kedengarannya sangat buruk."

Mama mengambil tanganku, lalu menggenggamnya erat. Seakan mama tau topik apa yang sedang Saeron dan Yoojung bahas sekarang ini.

"Dia banyak meniduri wanita."

"Apa?!"

Pembicaraan kami terhenti. Aku sangat syok dengan pernyataan barusan. Aku tau, dia dulu anak yang bandel, suka merokok dan berkelahi. Berandal kelas kakap di Perth Glory. Namun, tak kuduga akan begini. Menjadi dewasa, membuat Lee Taeyong semakin liar. Tapi aku tidak percaya begitu saja. Kalau memang dia terkenal, namanya pasti muncul di pencarian naver.

Aku pun segera mengeceknya. Kuambil ponselku dan kubuka naver, lalu kuketik namanya. Benar saja. Banyak artikel berita yang membahas mengenai Sun Lee Enterprises.
Taeyong disebut-sebut sebagai 'bos tampan dengan gairah seksual yang besar'. Namanya dikait-kaitkan dengan beberapa wanita, sebagian kecil tak dikenal, dan sebagian besar kontroversial. Mulai dari wanita model, trainee suatu agensi, penyanyi pendatang baru, sampai anak dari pemilik perusahaan besar lainnya.

Aku hampir tak percaya. Apa ini alasan yang membuatnya diam begitu lama di pesawat? Melirikku pun enggan.

"Mending, kau jauh-jauh dari Taeyong. Aku takut dia ngapa-ngapain kamu," pesan Saeron yang tak kugubris.

***

"Wah, apaan ini? Kau nggak bawa oleh-oleh?"

"Udah deh, nggak usah banyak protes. Memang lebih penting mana? Kepulangan Sohyun apa oleh-olehnya dari Australia?" geram Yoojung menanggapi pasangannya.

Aku tiba di rumah mama yang baru. Sejak mama diberhentikan kerja sebagai presenter TV, mama pun menjual rumah kami yang dulu. Memecat para sopir, termasuk Pak Yoon. Hasil jual rumah itu dibuat untuk membeli rumah yang lebih kecil serta untuk membuka usaha baru.

Mama dari remaja memang penyuka bunga. Maka tak heran kalau dua tahun lalu mama memutuskan membuka toko bunga dan menjadi seorang florist. Bunga favorit mama adalah bunga lili putih. Aku pun hampir menemukannya di setiap sudut rumah. Wanginya menguar sampai ke indra penciumanku.

Get Out, Boys! [GOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang