"Sampai jumpa, Sweetie. Semoga harimu menyenangkan!"Iya, akan menyenangkan kan, kalau sekarang kehidupanku berkutat di antara para cowok-cowok mengerikan?
Aku jadi bertambah sadar, aku masuk dalam jurang neraka yang begitu menyiksa. Tak hanya batin, tapi secara fisik juga.
Seperti saat ini, dimana Yeonjun, sepupuku yang paling tidak tau malu, masih bisa cengar-cengir setelah berhasil membuat orang lain menuduhku yang tidak-tidak.
"Jadi dia ngira kamu nyuri bukunya? Wahaha!!"
"Bagus!! Ketawa aja terus!!"
Aku sangat ingin memukul kepalanya. Tapi apa yang bisa kulakukan? Di tempat umum begini, aku melakukan kekerasan pada seorang anak cowok yang tampangnya begitu polos. Orang justru akan melayangiku dengan kata-kata yang tidak baik.
Aku tak bohong, wajah Yeonjun memang sangat polos seperti anak kecil. Tapi kelakuannya sangat bejat.
Aku merasa ada api yang berkobar keluar dari tatapan tajam mataku padanya. Awas saja kau, Yeonjun ....
"Aku nggak nyangka, ternyata Taehyung sepercaya diri itu. Memang sih dia tampan, aku pun mengidolakan senior tampan dan gagah sepertinya ... uwaa."
"Ya sudah, ini kabar baik. Aku ikhlaskan kau bersama si Tae—tae apalah itu. Pokoknya aku ikhlas, aku lebih baik sendiri sampai kapanpun daripada harus kau paksa dekat-dekat dengan cowok yang nyebelin. Aku ke kelas!"
Kutinggalkan Yeonjun begitu aku lega mengeluarkan semua kalimat yang memenuhi pikiranku.
Ayolah, siapa yang butuh cowok di zaman sekarang ini? Bahkan, wanita pun bisa sukses jadi seseorang yang berkarier tanpa harus menikah dan punya anak.
***
Sial sekali. Entah aku yang kepagian, atau entah mereka yang malas berangkat kuliah, saat ini aku harus bertemu dengan si pecinta pisang seorang diri di kelas.
Kim Hanbin. Ada sedikit rasa gusar yang menghampiriku. Meskipun kami beberapa kali kontak fisik, namun tetap saja. Aku tetap merasa waspada tiap kali ada di sekitarnya.
Anehnya, hari ini wajah Hanbin terlihat murung. Tidak seperti biasanya, dia yang selalu overreacted ketika berpapasan dengan siapapun, sekarang malah diam membisu di bangkunya tanpa tau ada orang lain yang baru saja memasuki kelas. Kenapa?
Apa sebaiknya kutanyakan keadaannya?
Tidak.
Iya?
Tidak.
Bagaimana kalau aku pingsan lagi??
Tapi bagaimana kalo dia ternyata sedang sakit dan butuh bantuanku, yang cuma satu-satunya orang di kelas ini?
Masa bodoh dengam rasa takutku!
"K–kau baik-baik saja?"
Kalimat itu tercetus tanpa beban, kemudian melayang di udara dan sampailah ke telinga Hanbin.
Jarak kami lumayan jauh. Kuusahakan suaraku sekeras mungkin agar ia bisa dengar.
"Eh, Sohyun. Sudah datang? Kok masih sepi ya?"
Apa dia mengalihkan pembicaraan?
Ah, bukan urusanku. Kenapa aku sok peduli, sih?
Tidak berniat meneruskan pembicaraan, akhirnya suasana di kelas jadi makin hening. Hingga anak-anak lain pun datang dan kelas dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Out, Boys! [GOB] ✔
FanfictionKim Sohyun tumbuh dengan sifat yang tak biasa. Kedekatannya dengan perempuan membuat Ibunya sendiri ragu untuk menyebutnya normal. Gadis cantik, tinggi, dan pintar itu takut dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki! Bagaimana keseruan Sohyun yang d...