'Ingat, jangan diminum sembarangan.'Sembari menuju kampus, otakku me-review ulang apa yang tadi mama katakan. Rupanya hal yang monoton, meski berjalan baru dua hari sejak kemarin.
"Sohyun!"
Aku menoleh ke belakang. Ck, ternyata dia.
"Akhirnya ketemu juga!"
Aku memutar bola mataku malas, menghindari wajahnya yang tersenyum riang. Dia berjalan menyamai langkahku. Entah sampai kapan.
"Ngomong-ngomong, kau perlu datang ke fakultasku. Disana banyak cowok tampan."
Tingginya yang 181 cm, mampu menonjolkan perbedaan kedua tubuh kami saat kami beriringan.
Kupikir-pikir, Choi Yeonjun 11/12 dengan Yoojung. Mereka berbeda tipis dalam segi pemikiran. Ayolah, yang menjalani hidup siapa? Aku! Tetapi mereka berdua suka sekali mengatur jodohku.
Dan aku tidak suka disudutkan, diarahkan, apalagi pada hal-hal yang memang sudah sejak awal aku ingin hindari, cowok!
"Hei, jangan diam saja! Kau tau, ambassador Fakultas Kultur dan Bahasa itu terkenal tampan, loh. Kau pasti akan takjub melihatnya."
"Jangan menghasutku, sampai mulutmu keriting pun aku tak akan pernah takluk!"
"Sohyun, sekali saja! Kau masih masuk pukul sembilan nanti, kan? Aku tau jadwalmu!"
Astaga, ini pasti ulah mama! Dia yang memberikan jadwal tetapku pada Yeonjun. Tujuannya satu, mama berusaha mendekatkanku pada laki-laki! Aku sangat yakin itu.
"Ayo! Masih ada waktu satu jam!"
Yeonjun menarik tanganku, buru-buru.
"Hei, he,i hei! Stop!"
Aku berontak. Aku menggigit lengan Yeonjun dan kabur. Dia mengerang kesakitan, namun dia tetap mengejarku, aku panik. Aku belum hapal betul lingkungan yang berada di luar Fakultas Seni. Ke mana aku harus sembunyi?
"Oh, ada toilet?!"
Aku melesat, membuka pintu toilet tersebut dan bergerak cepat mencari sudut persembunyian. Semoga Yeonjun tak melihatku masuk kemari.
"Yah, kok ngilang?"
"Bisa dimarahin Tante lagi, nih! Ck ... anak itu!"
"Padahal, cowok yang mau aku kenalin ke dia kan bener-bener bikin haus kaum hawa ...."
"Gagal total, deh!"
Aku terengah-engah. Sepertinya, Yeonjun sudah tidak ada di luar sana. Artinya, aku sudah boleh keluar toilet.
Tak kusangka, mama begitu berambisi. Yeonjun saja bisa dibuatnya liar. Mama pakai sihir apa, ya? Kok sepupu yang dari dulu lengket denganku itu mau banget nurut sama mama, padahal kalau dipikir pakai logika, Yeonjun sudah jelas akan lebih berpihak padaku dibandingkan mama. Namun, ya ... aneh saja. Yeonjun bisa berubah 180° begitu. Sekarang, dia seperti anak buah mama. Anjing kecil yang akan mentaati setiap perintah dari mama, menyedihkan.
"Sayang, gimana kalau ketahuan?"
"Sst, nggak akan."
"Tapi–"
Eh, itu suara siapa?
Setelah mendengar percakapan bisik-bisik tersebut, aku jadi semakin curiga. Hei, aku tidak salah masuk toilet kan? Di pintu sungguh tergambar simbol bulatan dan segitiga, ini toilet cewek. Tapi kenapa aku mendengar suara cowok?!
Aku menelan salivaku, kakiku kulangkahkan sedikit demi sedikit, menuju ke salah satu bilik yang tertutup rapat.
Semakin dekat, aku bisa merasakan keringat dingin membasahi keningku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Out, Boys! [GOB] ✔
FanfictionKim Sohyun tumbuh dengan sifat yang tak biasa. Kedekatannya dengan perempuan membuat Ibunya sendiri ragu untuk menyebutnya normal. Gadis cantik, tinggi, dan pintar itu takut dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki! Bagaimana keseruan Sohyun yang d...