GOB-016

1K 182 14
                                    


Sementara aku duduk di sofa, keempat pria itu mendapat pengadilan dari mama. Senang melihat mereka menderita. Aku pikir, kenapa tidak dari dulu saja mama memperlakukan mereka seperti ini?

Semua gara-garaku. Benar. Namun, aku tidak menyesalinya sekali pun. Salah sendiri mau tinggal di rumahku. Memang di antara mereka tidak ada yang tahu bahwa aku 'rentan' terhadap 'gangguan' cowok. Terlebih, gangguan pengelihatan semalam yang berhasil menumbangkan kesadaranku.

Ah, tidak!

Aku menggelengkan kepalaku, berniat untuk berhenti mengulang putaran ingatan mengenai 'tontonan' tidak seharusnya seperti kemarin malam. Mana ada, sih, cewek yang rela matanya ternodai? Bahkan dengan cowok—maksudku makhluk— yang paling ingin ia hindari.

Paling tidak, ini adalah akhir. Akhir dari perbuatan sembrono mereka terhadapku. Untuk pertama kalinya, thanks mama.

"Dengar, kalau kalian mengulangi kejadian itu lagi, terutama kamu Hanbin. Saya akan pangkas 'masa depan' kalian sampai tak bersisa!" peringat mama lantang di hadapan keempat pria yang saling tunduk itu. Aku tahu, mereka merinding ketakutan karena aset berharganya terancam hanya karena kesalahan satu orang, Hanbin.

Aku hanya bisa menahan tawa menyaksikan betapa lucunya mimik wajah mereka, terutama Taeyong. Lihatlah, berandal itu bisa menciut juga di depan mama. Kukira, karena dia bertingkah seperti preman, responnya akan biasa saja. Namun, hal yang tadinya aku tuduhkan pada Taeyong, justru terjadi pada si muka triplek, Taehyung.

Kesal juga. Mengapa lelaki itu sama sekali tidak bereaksi? Ancaman mama seolah tak mempan untuknya. Aku jadi penasaran, kelemahan apa yang dimilikinya selain kamar yang berantakan?

"Ya sudah, sekarang kalian bisa bubar."

Setelah itu, mereka sibuk masing-masing. Aku melihat Hanbin dan Eunwoo berjalan menuju kamarnya. Sementara, Taehyung memilih berangkat ke kampus karena ia siap dengan pakaian rapinya sejak pagi. Tasnya pun sudah terpampang indah di punggungnya yang lebar.

Di sini, tinggal aku sendiri. Dan ... Taeyong. Kalian bisa menduganya.

"Wah, tante galak juga, ya?" ucapnya setelah mengambil tempat duduk tak jauh dariku.

Mata Taeyong menyorot tajam, men-scanning-ku dari atas ke bawah. Aku membalikkan badanku ketika tatapannya tak beralih dari dadaku. Mesum.

"Ngapain?" tanya Taeyong yang tiba-tiba sudah ada di depanku.

Tangannya yang kekar menyentuh rambutku. Mencium aromanya dengan mata terpejam.

Sial. Berani sekali dia? Aku tinggal meneriakkan nama 'mama' kujamin, nyawanya akan segera habis.

"Hei!"

"Jangan macam-macam atau kupanggil mama!"

Taeyong bangkit dan menunjukkan seringainya, seraya mengatakan, "Silakan, Nona." Lalu ia berjalan keluar dan menyalakan motornya. Tak tahu kemana.

***

"Hai, Sohyun!" sapaan Yoojung akrab seperti biasanya. Tangannya melambai dan segera aku balas dengan malas.

"Kau kenapa? Tampak lesu begitu?"

"Kau pasti tidak akan percaya," aku memancing Yoojung dengan sebuah berita mencengangkan ini.

Get Out, Boys! [GOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang