Pukul 07.30 pagi, setengah jam sejak kedatanganku di Bandara Melbourne, Victoria. Perjalananku yang memakan sekitar 10 jam 30 menit akhirnya mencapai finalnya. Aku membeli segelas flat-white hangat dari sebuah cafe yang tak jauh dari lokasi kedatangan pesawat, dan menunggu papaku menjemput. Badanku terasa pegal semua. Walau aku sudah sampai di negara lain, pikiranku sepertinya masih tertinggal di Seoul. Aku tak bisa berhenti memikirkan keadaan teman-temanku, terutama tangisan Hanbin saat melihat pesawatku lepas landas, juga mengenai peristiwa menyedihkan itu. Aku harus melupakannya!Sekarang ini sedang bulan September, Melbourne sedang musim semi. Cuaca pagi begitu hangat, memaksaku untuk melepas syal yang sejak dari Incheon kukenakan. Aku melirik arloji, tak lama kemudian seorang pria berperawakan 1,85 meter itu menyapa dan melambaikan tangan padaku. Aku tersenyum, berlari menuju ke arahnya. Pria itu menangkapku dengan cepat lalu memelukku sangat erat.
Sebelas tahun sudah. Saat aku berumur 9 tahun, papa dan mama berpisah. Dan baru sekarang aku melihatnya langsung setelah berpisah satu dekade lebih lamanya. Papa tetap tampan, lesung pipi khasnya selalu membuatku iri. Pasti aku akan makin cantik jika mewarisi kedua lesung pipi itu dari papa, sayangnya aku tidak punya dan malah dikaruniai kedua pipi yang berisi.
"I miss you so much, Papa."
"Miss you too, Sweetie. Bagaimana perjalananmu tadi? Menyenangkan?"
"Tidak juga. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan pada Papa."
"Tentu. Papa pasti akan mendengarkannya dengan senang hati. Sekarang, kita ke tempat tinggal Papa, ya," ajak Papa yang dengan sigap mengambil koperku.
Papa bukan orang Australia. Tapi karena punya bisnis di kota ini, papa pun mendaftarkan diri sebagai warga negara Australia untuk beberapa waktu. Kedua orangtuaku menikah di Seoul, dan mama ikut pindah bersama papa ke Melbourne, kemudian lahirlah aku di sini. Namun, akibat suatu alasan yang tidak kumengerti, papa dan mama berpisah. Aku dibawa oleh mama kembali ke Seoul dan menyekolahkanku di sana. Yang aku banggakan dari hubungan mereka adalah, mereka tetap akur dan akrab meskipun sudah tidak lagi menjadi suami-istri. Mereka menjagaku dengan sangat baik. Meskipun papa jarang menelepon, aku memakluminya sebab aku tahu papa tipikal pengusaha yang sibuk.
Kami pun sampai di sebuah apartemen yang letaknya tepat di seberang Carlton Gardens, Melbourne City Centre. Sebuah distrik di kawasan Victoria yang menjadi pusat perbisnisan. Baru aku menyadari, papa ternyata orang yang sangat kaya. Aku selalu geleng kepala setiap kali melihat perbedaan antara mama dan papa yang begitu jauh. Papa dengan kehidupan mewah dan modern-nya, sementara mama dengan kehidupan seadanya dan pekerjaan presenternya. Bagaimana kedua orang itu bisa bertemu dan pernah saling mencintai? Namun kuakui, mama beruntung bisa mendapatkan papa. Atau justru sebaliknya.
Kami sampai di lantai 25, tempat papa tinggal. Ruangannya bersih. Lantainya dari batu marmer dan beberapa bagian dindingnya terbuat dari kayu, membuat suasana apartemen terkesan mewah dan hangat. Pintu-pintu dan jendela kaca juga terlihat menonjol di sini, aku dapat dengan mudah menyaksikan keindahan Kota Melbourne di pagi hari.
Papa berjalan menuntunku menuju sebuah ruangan, yang tak lain adalah kamarku sendiri. Apartemen papa didesain dengan dua kamar tidur, luas apartemen ini kira-kira 96,5 m². Cukup untukku menggerakkan badan sepuasnya dan melakukan apapun yang aku suka.
"Sohyun, kamu tidur di sini, ya. Kamar Papa ada di ujung sana. Kalau ada apa-apa, kamu bisa mencari papa di kamar, atau mungkin di ruang kerja, sebelah ruang tamu tadi."
"Oke, Pa."
"Kamu istirahat dulu saja. Papa tahu kamu kelelahan setelah perjalanan hampir 12 jam. Setelah istirahat, datanglah ke meja makan, papa akan memasakkan sesuatu untukmu. Dan nanti malam, papa akan mengenalkanmu dengan seseorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Out, Boys! [GOB] ✔
FanfictionKim Sohyun tumbuh dengan sifat yang tak biasa. Kedekatannya dengan perempuan membuat Ibunya sendiri ragu untuk menyebutnya normal. Gadis cantik, tinggi, dan pintar itu takut dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki! Bagaimana keseruan Sohyun yang d...