GOB-006

1.5K 211 26
                                    


"Sohyun, ayolah ...."

"Please, bantuin project aku. Ya??"

Terkadang aku merasa menyesal telah memiliki wajah cantik rupawan. Selain banyak pujian, barang tentu banyak penggemar. Seperti di kampus baruku saat ini.

Meski kuhapus make up-ku, sampai aku bersikap cuek pada siapapun, nyatanya tak ada yang menyerah untuk mendekatiku. Hebatnya, aku pandai kabur dan menghindar. Sejauh ini, belum ada yang tahu soal ketakutanku pada cowok.

Aku penasaran, bagaimana reaksi mereka saat menyadari kekuranganku nanti?

"Dengar, aku akan lakukan apapun yang kau minta. Asal kau membantuku, ya?"

Oh, Ya Tuhan.. bagaimana ini?

"Jangan paksa dia. Kalau Sohyun nggak mau, ya, sudahlah. Menyerah saja. Kau kan bisa cari aktor yang lain."

"Nggak! Nggak bisa! Cuma cowok itu satu-satunya yang cocok jadi tokoh utama di film pendekku! Aku cuma butuh dia, titik!"

"Keras kepala."

"Biarin!"

Aku memijit batang hidungku. Pusing menyaksikan adu argumen antara Saeron dan Yoojung.

Yoojung memintaku untuk membujuk salah seorang mahasiswa kedokteran yang mau ia jadikan tokoh utama di short film-nya. Namun, kalian tau, sangat sulit bagiku untuk mengabulkan permintaannya itu.

Di sisi lain, dia sahabatku. Dan di sisi lain ada ketakutanku. Apa ia aku tolak saja? Ah, bagaimana kalau Yoojung marah dan memutuskan berhenti menjadi temanku?

Saeron berada di pihakku. Gadis itu telah mencoba untuk menghargai keputusanku dan mencoba memahamkan Yoojung bahwa aku tak ingin melakukan 'tantangan maut'nya.

Sayangnya, Yoojung berkepala batu.

"Kalau kau tidak mau membantu, oke! Mulai saat ini, aku tidak akan lagi bicara padamu. Kau bukan temanku!"

Seperti yang kuduga. Aku pun luluh pada akhirnya.

"Baiklah ... aku lakukan."

Penderitaanku sebagai gadis tercantik pun dimulai.

"Nah, gitu dong. Kau ini kan cantik, kalau kau yang membujuknya, dia pasti akan takluk."

***

"Ini dia."

Kami bertiga sampai di depan gedung utama Fakultas Kedokteran. Wah, sungguh megah. Berbeda dengan desain bangunan di Fakultas Seni, gedung-gedung disini mempertontonkan suasana futuristik. Semua serba kaca dan yang pasti dalam keadaan steril.

Aku berusaha menelan kegugupanku. Yoojung memegang erat tanganku dan mati-matian menarikku masuk ke dalam sana.

"Ayo, Sohyun! Kita tidak punya banyak waktu, cowok ini mahasiswa super sibuk!"

Kalau super sibuk, kenapa harus memilihnya sebagai cast? Sungguh Yoojung tidak mempertimbangkan hal ini sama sekali.

"I–iya. jangan tarik-tarik dong, sakit."

"Maaf, aku terlalu optimis dan bersemangat. Hehe."

Sesampainya di dalam, semua orang memandangi kami. Mungkin kami terlihat asing dan mencolok. Kenyataannya, antara mahasiswa seni dan kedokteran sama sekali berbeda karakteristik.

Get Out, Boys! [GOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang