Tok ... tok ... tok ....Aku pura-pura tidak mendengar ketukan pintu itu. Sementara, seseorang dari balik sana begitu gigih membujukku agar menyetujui kemauannya. Kemauan yang membawaku menuju 'neraka' kedua. Heran, kenapa mama selalu membuatku menderita begini?
Membuka kost pria? Sungguh ide gila!
"Sohyun, Sweetie, dengerin Mama."
"Mama lupain aja, deh, pokoknya aku nggak setuju! Berhenti membujukku!"
"Siapa yang membujukmu?"
Aku mengerutkan kening, lalu bergegas mendekati pintu dan menempelkan telingaku di sana.
"Mama tetap akan membuka kost pria meskipun kamu nggak setuju. Sekarang, mama minta kamu keluar dari kamar dan ikut mama menyambut tamu-tamu kita."
"Ma!!"
Apaan, sih? Jadi, mama sudah membawa tamu-tamunya kemari? Tanpa persetujuanku?
Sudah cukup aku menuruti perintahnya untuk sekolah di Perth Glory, tapi membiarkan cowok tinggal seatap denganku jauh lebih buruk. Sangat buruk hingga membuatku ingin gantung diri saja.
Mana ada, sih, seorang mama yang tega mendorong putrinya jatuh ke dalam jurang? Aku sebenarnya putrinya apa bukan? Ini penganiayaan!
"Sayang, ayo, keluar! Kalo nggak ...," ancam mama terpotong, aku menerka-nerka.
"Mama akan membuat dietmu semakin ketat!" ucap kami bersamaan.
Ah, sudah kuduga. Kelemahanku adalah makanan. Aku tidak mau diet! Mama benar-benar akan menyiksaku seperti anak tiri. Ya Tuhan, kenapa aku harus punya mama yang seperti ini?
Apa salahku di masa lalu?
"Ya, ya, baiklah! Ugh!"
***
"Tunggu!" teriakku. "Apa ini? Kenapa harus mereka?"
Baru keluar kamar dan mataku disambut oleh kehadiran tiga pria ... tak terduga. Aku memijat tulang hidungku, memejamkan mataku seraya menetralkan pernapasanku. Aku harus rileks, tidak boleh emosi. Dan yang penting, jaga jarak dari mereka.
"Kenapa? Suka-suka mama lah. Lagian, ini rumah milik mama. Mama bebas nerima tamu siapa aja, asal mereka bayar. Hehe ...," kata mama yang membuat telingaku terbakar.
"Tapi ... nggak mereka juga, dong. Aku bosan ketemu sama mereka terus," bisikku pada mama.
"Tenang, Sweetie. Mama jamin, mereka nggak akan gangguin kamu."
"Ah, Mama sih nggak tau mereka kayak apa," balasku masih dengan nada berbisik, takut ketiga cowok itu mendengarnya.
Aku mendesah. Terserah, aku tidak akan memedulikan kehadiran mereka. Tapi, awas saja kalau mereka mengacau di rumahku.
"Hei, kau kan punya apartemen. Kenapa mau kost di sini?" interogasiku pada cowok yang terkenal sebagai preman Perth Glory.
"Aku mau cari suasana baru. Emangnya salah? Lagian ...," ujarnya sambil mendekatkan wajah ke telingaku, aku merinding. "Aku bisa menghukummu kapan pun aku mau, karena sekarang kita tinggal serumah," lanjutnya yang terdengar mengerikan diiringi dengan seringaian di bibirnya yang merah gelap.
"Hush, sana," usirku padanya.
"Kalau kau?" tanyaku pada cowok yang penuh lebam, yang sedari tadi cengar-cengir seperti orang kerasukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Out, Boys! [GOB] ✔
FanfictionKim Sohyun tumbuh dengan sifat yang tak biasa. Kedekatannya dengan perempuan membuat Ibunya sendiri ragu untuk menyebutnya normal. Gadis cantik, tinggi, dan pintar itu takut dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki! Bagaimana keseruan Sohyun yang d...