Setelah hari dimana Jisoo dan Bobby menemukan Lisa, mereka langsung membawanya pulang kerumah karena orang tua Lisa yang juga khawatir karena putrinya tak kunjung pulang dari kemarin.
Di perjalanan menuju rumah Lisa, tak ada pembicaraan berlangsung begitu juga Jisoo, ia hanya diam karena merasa sangat canggung.
Setelah mengantar Lisa pulang Bobby juga mengantar Jisoo pulang, walau ia sempat menolak tapi bukan Bobby namanya jika tak suka memaksakan kehendaknya.
Mobil milik Bobby sudah masuk pekarangan rumah Jisoo, dia segera keluar dan membukakan pintu sedangkan Jisoo gelagapan dengan tingkah Bobby yang dianggap berlebihan.
Jisoo berdehem untuk mencairkan suasana dan Bobby menoleh sembari tersenyum. "Gue masuk ya."
Ia akan melangkahkan kakinya masuk rumah namun tangannya sudah ditahan oleh Bobby, Jisoo meluruhkan bahunya ia lelah dengan sikap Bobby terhadapnya.
Bobby menarik pergelangan tangan Jisoo dan memeluk tubuhnya erat, yang dipeluk sempat berontak minta dilepaskan namun dia tak mengindahkannya. Setelah cukup lama pelukan itu akhirnya terlepas menyisakan Bobby dengan senyum tak bersalahnya dan mengusap pelan rambut Jisoo.
"Cepet masuk gih. Langsung tidur, besok ada kelas kan?" tanpa sadar ia mengangguk membenarkan ucapan Bobby.
Bobby melangkahkan kakinya menjauhi Jisoo dan mendekati mobilnya. "Besok biar gue jemput. Gue pulang dulu."
Belum sempat masuk mobil Jisoo memanggil lelaki itu dan menyuruhnya menunggu sebentar.
"Besok gak usah jemput, lo mesti kerja kan."
"Dan satu lagi, untuk sekarang lo gak usah temuin gue dulu. Gue masih sedikit canggung soal kejadian kemaren."
***
Dengan langkah perlahan dan mata yang masih sedikit menutup, Jisoo berjalan menuju kamar mandi. Rasa lelahnya kemarin, baru dirasakan sekarang. Sebenarnya Jisoo ingin sekali tak berangkat kuliah, namun ia mengurungkan niatnya karena tak mau mengotori daftar hadirnya, lucu sekali memang.
Tak lama ia sudah selesai dan siap untuk berangkat. Jisoo berjalan menuruni tangga dan sudah menggenggam knop pintu, setelah terbuka ia terkejut melihat Bobby yang sudah berpakaian rapi dan bersandar pada mobilnya. Dia tersenyum dan melambai pada Jisoo.
"Gue kan udah bil--"
Bobby segera mengisyaratkan Jisoo diam, dia menarik wanita itu untuk segera masuk mobilnya dan tak perduli akan teriakan Jisoo.
"Apaan sih, lepas--"
"Diem bisa gak sih, tinggal duduk doang kok."
"Gue kan udah bilang jangan jemput gue. Batu banget sih jadi orang!" ia sengaja menekankan kata batu agar lelaki itu sadar.
"Alah, lo bahkan lebih keras dari batu." balas Bobby, yang dihadiahi pukulan pada lengannya.
Tak mendapat respon lagi dari Jisoo, dia segera menjalankan mobilnya menuju kampus wanita tersebut.
Saling diam, dan tak ada pembicaraan. Bobby ingin sekali mengajak Jisoo berbicara, namun seperti nya ia sedang ada di mode merajuk tingkat dewa."Jis--"
"ASTAGA PANAS BANGET, AC RUSAK APA GIMANA."
"Jis--"
"KAYA ADA YANG NGOMONG GAK SIH!."
"Jis--"
"ASTAGA GUE GAK DENGER, LAGI PAKE HEADSET."
"BODO AMAT JIS, BANGSAT LAH!" Bobby mengumpat karena rasa kesalnya yang sudah berada di ubun-ubun.
Mendengar lelaki itu mengumpat Jisoo memalingkan wajahnya dan tak sadar terkekeh kecil. Menjahili seseorang ternyata menyenangkan, pantas saja Bobby suka melakukannya.
"Udah sampai tuan putri." ia mengernyitkan dahinya heran, sejak kapan Bobby tau kampus nya padahal ia tak pernah memberitahukannya.
Jisoo kemudian mengangguk kecil dan mengucapkan terima kasih untuk tumpangan nya, namun sedetik kemudian ia bergidik setelah mendengar ucapan Bobby.
"Kiss ucapan terima kasih di pipi gak ada?" ucapnya sambil mengangkat tangannya lalu menempelkan telunjuk pada pipinya.
Ia tak mengindahkan dan kemudian melenggang pergi. Baru beberapa langkah dari mobil lelaki itu, tiba-tiba tangan seseorang merangkul nya.
"IH SANA NGANTOR, JANG--"
"Hai."
Melihat seseorang yang merangkul nya ia segera mendorong lelaki yang dikiranya adalah Bobby. Lalu ia berjalan cepat dan berbelok ke koridor disusul Jimin.
"Siapa pacar lo?"
Jisoo dengan cepat menggelengkan kepalanya tak setuju dengan ucapan Jimin, ia hanya terkejut dengan kedatangan lelaki itu tiba-tiba. Ia hanya takut Bobby akan melihatnya dengan Jimin. Tapi tunggu? Sejak kapan Jisoo merasa khawatir dan begitu perduli. Ah sudahlah ia tak ingin memikirkannya lagi.
Seperti ucapan Jisoo, lelaki itu masih setia didalam mobilnya dan dia sudah melihat Jisoo dengan lelaki yang dia anggap pengganggu dan cukup membuatnya geram.
"Rival? Not so bad. Malah cukup tampan." gumamnya.
***
Kelas nya sudah berakhir sekitar lima menit yang lalu, ia berencana untuk mengisi perutnya dan berjalan ke kantin kampus. Namun betapa terkejutnya, semua meja kantin sudah penuh. Jisoo tak menyangka hal langka seperti ini terjadi disaat ia lapar, namun sedetik kemudian ia melihat masih ada yang kosong tapi ia juga melihat seorang pengganggu disana, yah itu Jimin.
Dengan sangat terpaksa Jisoo berjalan sambil membawa nampan berisi makanannya, ia segera duduk dan mulai memakan makanannya tanpa melihat lelaki itu.
"Hai lagi." ucap Jimin sambil menggeser duduknya merapat pada Jisoo.
Ia memutar bola matanya malas, Jimin membuatnya risih. Lelaki ini selalu saja tak bisa diam, ia hanya ingin memakan makanannya dengan tenang. Namun selalu saja tak bisa jika sudah dengan Jimin.
"Makan yang bener bisa gak sih? Kaya anak kecil banget."
Jimin tiba-tiba mengusap sudut bibir Jisoo, bahkan tangannya sudah beralih mengusap bibir wanita itu sepenuhnya kemudian tersenyum. Sadar, Jisoo segera menepis tangan Jimin dan memukul lengannya.
"STOP IT!"
"Haha! Lucu banget sih lo." ucap Jimin sambil mengacak puncak kepala Jisoo, membuat sang empu bersemu.
Jimin sepertinya sudah memantapkan pilihannya, dia sudah yakin dengan perasaannya. Dia menyukai Jisoo, dia menyukai tingkah lakunya bahkan sikap juteknya. Jimin merasa nyaman jika bersama Jisoo, dan dia berharap Tuhan akan berbaik hati padanya.
***
ASTAGA TAMBAH KRIK AJA INI CERITANYA:"((
OK. SAMPAI BERTEMU DI CHAPTER DEPAN:))
![](https://img.wattpad.com/cover/180181506-288-k478587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity; Bobsoo [Completed]
FanfictionHanya karena kebetulan yang menyenangkan, sebuah perjuangan dan sebuah perasaan akhirnya mendapat pengakuan. Start : [01.04.2019] End : [16.10.2019]