Selepas kepulangan mereka dari rumah sakit, Bobby membawa Jisoo ke rumahnya. Dan disinilah ia sekarang, duduk diam sambil menunggu mama juga papah Bobby dengan hati yang entah tidak bisa diartikan. Boleh dibilang ia sangat takut kalau orang tua Bobby tidak menerimanya, apalagi ia tidak mempunyai pekerjaan dengan jabatan tinggi pun latar belakang dirinya yang hanya hidup sendiri dan mencari uang sendiri tanpa ada bantuan dari siapapun.
Jisoo terus saja menunduk. Bobby yang melihat itu hanya tersenyum tipis dan menggenggam erat tangannya.
"Santai. Mama pasti suka sama lo."
Ia hanya tersenyum mendengar Bobby. Setidaknya perasaan takut yang menghantui beberapa saat lalu hilang setelah ucapan hangat Bobby terlontar untuknya.
Tak lama wanita paruh baya dengan senyum manis, kulit putih dan mata sipit melangkah mendekatinya pun diikuti dengan lelaki yang ia yakini adalah ayah dari Bobby.
Semakin dekat, semakin menunduk juga tatapannya. Sampai tak terdengar lagi derap langkah, lalu Jisoo mendongak. Matanya menatap mata wanita paruh baya itu, tatapannya seakan mengintimidasi, seperti berkata bahwa kamu tidak pantas untuk anak saya. Berlebihan memang, tapi memang benar adanya.
"YA AMPUN BOBBY. KAMU NEMU CEWEK DIMANA? MENI GEULIS PISAN, BEAUTIFUL POKOKNYA MAH."
Mama Bobby terlihat menarik gemas pipi Jisoo yang terlihat chubby akhir-akhir ini. Membuat Bobby langsung menarik tangan mama nya.
"Ma kasian, nanti Jisoo kesakitan ah."
Mama nya membuang muka ke arah lain. Tapi setelahnya mengambil duduk disamping Jisoo.
"Cantik banget kamu nak. Sekarang Bobby pinter milih cewek ya." ucap mama Bobby sambil mengelus bahu Jisoo.
"Ini pilihan kamu? Papah kira wanita itu Lisa tap--"
"Pah." potong Bobby.
"Papah belum selesai. Kamu memilih pilihan yang tepat, papah tidak rela jika kamu sampai bersatu dengan Lisa yang sudah papah anggap seperti anak perempuan papah. Lalu untuk perempuan yang bersama kamu.. Jisoo bukan? Papah sudah mengetahui semuanya dari Lisa. Untuk Jisoo, nak kamu jangan merasa rendah dengan kami. Kami akan senang jika kamu menjadi bagian dari keluarga kami, terima kasih juga karena telah memilih anak lelaki kami yang sangat ke kanakan ini, panggil saya papah. Papah sudah menyiapkan semuanya, acara sampai baju pernikahan yang akan kalian butuhkan. Jangan merasa terkejut, karena papah sudah tahu Bobby sudah melamar kamu. Jadi selamat berbahagia dengan anak papah ya."
Benar apa yang dikatakan papah Bobby, beliau sudah menyiapkan segalanya untuk Jisoo. Karena beliau ingin calon menantunya ini merasa nyaman berada di lingkungan keluarga Kim.
Papah Bobby mendekatkan dirinya pada Jisoo. Jisoo yang merasa terharu dengan ucapan beliau sampai tak kuasa menahan tangis, di rengkuhnya tubuh papah Bobby. Hangat khas pelukan dari seorang ayah.
"Terima kasih pah. Jisoo merasa sangat dihargai disini, terima kasih sekali lagi karena mau menerima Jisoo menjadi bagian dari keluarga yang terpandang seperti kalian." Jisoo benar benar tak bisa menahan air matanya, ia meluruhkan semuanya masih sambil memeluk papah Bobby.
"Ekhem. Peluk peluk enak aja."
Itu bukan suara mama Bobby, melainkan Bobby sendiri dan langsung mengambil alih Jisoo kedalam pelukannya sambil mengelus surai hitam nya.
"Pencemburu. Sama papah sendiri kamu merasa cemburu dasar. Over protektif."
"Biarin. Jisoo kan cuman milik Bobby." Bisa dipastikan suara tawa menggema setelahnya, dan pukulan kecil dari Jisoo mendarat di dada Bobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity; Bobsoo [Completed]
FanfictionHanya karena kebetulan yang menyenangkan, sebuah perjuangan dan sebuah perasaan akhirnya mendapat pengakuan. Start : [01.04.2019] End : [16.10.2019]