Chapter 20 : Like a Dream

400 59 10
                                    

Hari yang sama seperti hari hari sebelumnya, dan memang setiap harinya tidak ada yang spesial. Namun kesialan hampir saja mengenainya, karena Jisoo hampir lupa bahwa hari ini ia harus mengumpulkan tugas yang dijadwalkan.

Untungnya ia langsung ingat dan langsung pergi menuju kampus. Tenang saja Jisoo sudah terlihat rapih, tapi ia tak terlihat begitu semangat hari ini atau memang benar benar tidak bersemangat melakukan apapun.

Jisoo masih menunggu bus di halte, jam jam siang memang sedikit lebih lama tapi mau bagaimana lagi jika tidak hari ini maka nilainya akan berkurang.

Beberapa menit kemudian ia melihat bus datang dan langsung berhambur masuk dengan penumpang yang lain. Jisoo duduk di dekat jendela. Ia menyandarkan kepalanya dan memasang earphone. Menikmati setiap bait lagu yang terdengar tenang. Sampai tak lama bus berhenti tepat di halte depan kampusnya.

Tanpa berlama lama lagi Jisoo melangkahkan kakinya menuju ruangan dosennya.

"Ah! Yeri."

"Yah ada apa?"

"Lo udah ngumpulin tugas? Mr.Seungmin ada di ruangannya?"

"Gue udah. Lagi ngisi kelas sih setahu gue, tapi setengah jam lagi keluar kayanya."

"Yaudah. Gue kesana, Thanks Yeri."

Setelah bertanya. Ia berjalan menuju kantin, karena Jisoo harus menunggu dosennya keluar. Membuat hari semakin panjang saja, pikirnya.

Jisoo memilih untuk makan terlebih dahulu, lagipula ia berangkat hanya untuk tugasnya dan hari ini ia tak ada kelas. Ia terlihat sumringah melihat makanan di mejanya, baru hampir menyuapkan sesendok makanannya Jisoo dikejutkan oleh Jimin yang tiba tiba mengagetkan nya.

"KAMPRET NGAGETIN!!!"

Jimin hanya tertawa sambil menepuk nepuk meja kantin melihat reaksi Jisoo yang begitu terkejutnya.

"KENAPA SIH SUKA TIBA TIBA. GUE GAK SUKA YA!!"

"Tapi gue suka." ucap Jimin sambil mengacak rambut halus Jisoo.

Jisoo memutar bola matanya malas. Karena ia selalu saja melihat manusia yang satu ini dengan segala ucapan menyebalkan nya.

"Jis."

Jimin memanggilnya tapi entah kenapa atmosfir disekitarnya berubah panas dan ia merasa begitu tegang.

"A-apaan."

"Gue suka sama lo."

Jisoo masih diam mencerna pernyataan Jimin. Ia mengerjapkan matanya.

"Gimana?" tanya Jisoo.

Jimin terkekeh, dia lupa bahwa wanita cantik di depannya ini memang sangat lama dalam mencerna ucapan seseorang.

"Gini. Sebenernya gue bingung ini terlalu cepet apa gak, tapi semenjak pertemuan kita yang cukup sering hari-hari gue jadi lebih nyaman kalo sama lo. Gue udah mulai ada rasa sama lo, gue pengen banget lo jadi lebih dari sekedar temen buat gue Jis. So.."

"Be my girlfriend?"

"..."

Jimin mengguncang tubuh Jisoo pelan, sebab ia hanya memandang kosong kearah depan. "Jisoo."

"T-tapi--"

"Not now, you can answer later. Think carefully baby." Jimin mengusap puncak kepala Jisoo dan tersenyum.

Namun seketika Jisoo menepis tangan Jimin yang berada di kepalanya, ia kemudian bangkit meninggalkan Jimin dengan senyum getir.

Jisoo segera melangkahkan kakinya pergi menuju ruang dosennya, ia masih tak habis pikir dengan pernyataan Jimin. Apakah lelaki itu sedang bercanda seperti biasanya? Tapi mengapa rasanya berbeda dan kali ini terlihat sangat serius.

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang