Chapter 21 : Misunderstand

371 50 20
                                    

Jisoo tak henti hentinya tersenyum, sejak ia diantar pulang oleh Bobby dari tempat bermain.

Untuk tidur saja ia tak bisa, sebab deretan kejadian yang ia lakukan dengan Bobby selalu terekam ulang di kepalanya. Jika saja waktu mau berbaik hati menjadikan kemarin lebih lama untuknya, Jisoo yakin itu adalah salah satu hari yang paling berkesan di hidupnya.

Lupakan kejadian dimana ia tak bisa tidur karena Bobby, karena sekarang Jisoo sudah ada di cafe milik Lisa untuk bekerja. Hari ini ia terlihat sangat bersemangat, selalu menebar senyum, atau ini karena efek kemarin? Sudah jelas.

***

Bobby berjalan menuju ruangannya sambil bersiul dan memutar kunci mobil pada jarinya. Jangankan Jisoo yang terlihat bersemangat hari ini, Bobby pun merasakan hal yang sama.

Apalagi ia masih tak percaya bahwasanya wanita yang bersamanya kemarin adalah Jisoo dan Bobby mengira itu hanya mimpi semata.

Ia membuka pintu ruangan dengan semangat, seperti biasa tanpa permisi ataupun mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Untung gue punya stok jantung jutaan, jadi gue gak takut mati---"

"Aww! Sakit bangsat." belum sempat menyelesaikan ucapannya Lisa mengaduh sakit sebab Bobby memukul kepalanya pelan.

"Mulutnya minta di cium banget ya lo."

"Najis!" Lisa mengerucut kan bibirnya dan membuang pandangannya kearah lain.

Bobby terkekeh pelan dan duduk di tempatnya, ia mulai mengerjakan tugas dari sang ayah dan menandatangani beberapa dokumen yang sudah mulai menumpuk. Mereka tak saling melempar canda, masih sibuk dengan tugasnya masing masing.

BRAKK!

Lisa membulatkan matanya. Demi Tuhan dia sangat terkejut, bagaimana tidak. Lisa sedang fokus mendata dokumen dokumen yang masuk tapi atasan sekaligus CEO paling menyebalkan ini selalu saja mengacaukan fokus seseorang.

"Demi apapun. Gue lama lama resign deh dari kantor ini."

"Yaudah sana pergi. Jangan balik lagi ya soalnya gue udah gak nerima karyawan kaya lo."

"WHAT THE F--"

"Mau ngomong apalagi? Mending ikut gue yuk!"

Tanpa persetujuan Lisa, ia langsung menarik tangan Lisa untuk ikut bersamanya keluar ruangan.

***

Setelah menarik Lisa keluar ruangan, Bobby benar benar membawa Lisa bahkan sampai keluar kantor, dan mereka sedang ada di mall yang cukup besar di daerah dekat kantor.

Bobby masih menggandeng tangan Lisa dengan wajahnya yang masih terlihat bingung karena kejadian ini terlalu mendadak untuk Lisa.

"Kita mau kemana anjir!" tanya Lisa sambil melempar arah pandangnya kesana kemari.

"Belanja."

"Hah? Kok tumben lo belanja? Pasti buat Jisoo kan?"

"Buat lo lah Lalisaa."

"WHAT! TALKING NAON MANEH?!"

"Ini ucapan terima kasih gue buat lo. Emang lo gak mau gitu?"

"Terima kasih a--"

"Ide lo yang kemaren. Beneran berhasil anjir, gue gak nyangka."

"Beneran?" tanya Lisa memastikan.

Bobby mengangguk antusias dan merentangkan tangannya, Lisa menyambut pelukan dari Bobby.

Flashback On

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang