Chapter 9 : A Good Start

457 56 3
                                    

Sudah dua jam berlalu sejak kepulangan Lisa dengan segala curahannya, hingga membuat telinga Jisoo panas.

Ia masih setia duduk di sofa dengan menatap tv di depannya, ia bosan melihat tayangan yang itu itu saja. Ia terpikir ingin keluar, membeli sesuatu.

Setelah mengganti bajunya, ia keluar. Jisoo berencana membeli beberapa novel, karena akhir akhir ini ia merasa waktunya banyak yang senggang, jadi lebih baik menyibukkan diri dengan hal lain pikirnya.

Jisoo memesan taksi online, yang beberapa menit kemudian datang lalu taksi itu membawa Jisoo pada Mall yang tak begitu jauh, ia kemudian turun. Memasuki area Mall, matanya masih melihat lihat sekitar berharap ada sesuatu yang bagus tapi nihil.

Tak lama langkahnya berhenti di depan Gramedia di dalam Mall tersebut, ia langsung masuk tanpa berlama lama berdiam diri. Jisoo sangat suka tempat yang banyak menyimpan buku, apalagi jika banyak buku cerita fiksi didalamnya. Ia akan membacanya tanpa kenal waktu jika di perpustakaan, tapi beda cerita jika di toko ia akan memborong banyak buku untuk dibaca dirumah.

Matanya masih menelusuri jajaran buku fiksi, ia masih mencari cari beberapa buku yang dirasa enak dibaca, tangannya mengambil beberapa buku dengan genre horror, mystery, dan tentu saja romance.

Tangannya masih tak henti mencari, sampai matanya terbelalak melihat keranjang bawaannya yang sudah penuh, ia menggeleng dan terkekeh sendiri. Selalu saja seperti ini, jika sudah mencari buku ia sampai dibuat tak sadar.

"Woi, lo beli apa ngerampok?"

Jisoo sedikit terkejut karena mendengar suara seseorang tiba-tiba, namun tidak lagi setelah melihat bahwa orang tersebut adalah Jimin.

"Apasih rese deh."

Jimin terkekeh melihat reaksi wanita di depannya, tak sejutek biasanya tapi tetap dengan wajah datarnya.

"Lo ngerampok Gramedia, buat dagang apa gimana?" tanya Jimin.

Jisoo mengedikan bahunya, selalu tak terduga jika bertemu dengan Jimin. Atau dia bisa membelah diri? Karena dia seperti terlihat ada dimana mana.

"Berat gak? Sini gue bantu." Jisoo tak menolak dan langsung memberikan keranjang itu pada Jimin, karena sebuah keberuntungan untuknya menghemat tenaga.

Lalu mereka berdua berjalan menuju kasir, membayar semua buku-buku yang Jisoo beli dan segera keluar.

"Oh ya ngomong-ngomong lo bisa di Gramedia ngapain?"

"Gue nyari buku materi mata kuliah gue, karena minggu depan ada praktek. Jadi gue mesti banyak-banyak nyari materi."

Jisoo hanya mengangguk paham, kemudian ia menghentikan langkahnya sejenak dan kembali berjalan hingga membuat Jimin bingung.

"Kenapa?"

"Gak, gue mau mampir buat makan. Lo mau ikut?" tawar Jisoo dan langsung diangguki oleh lelaki itu.

Kemudian langkah mereka terhenti di salah satu restaurant, lalu ia mengajak Jimin untuk segera masuk. Mencari tempat, dan memesan beberapa makanan disana. Tak lama makanan datang dan mereka langsung memakannya.

Jimin yang melihat Jisoo makan tersenyum samar, wanita di depannya ini ternyata tak segalak yang dia pikirkan. Karena Jisoo sebenarnya, wanita yang sangat manis dan baik.

Hanya saja wajahnya memang seperti tak bisa mengekspresikan emosinya, terlihat selalu datar dan entahlah seperti tak pernah tersenyum. Tapi setelah kemarin dia meminta menjadi teman, semuanya terlihat baik baik saja di mata Jimin.

Jika diingat lagi, awal pertemuan mereka memang sedikit lucu. Jimin yang cerewet membuat wanita yang hemat bicara serta hemat segalanya itu marah, dan merasa terusik jika bertemu dengannya.

Tak sadar dia menyunggingkan senyum dan disusul kekehan kecil, dengan mengelus tengkuknya. Jisoo yang melihat menautkan alisnya heran, kenapa lelaki di depannya ini tertawa pikirnya.

"Lo kenapa? Kesurupan setan?"

Jimin tersenyum dan menggelengkan kepala, memilih tak memperdulikan ucapan Jisoo dan kembali makan. Jisoo hanya mendengus, sebab lelaki itu tak menjawabnya dengan benar.

Mata Jimin melirik Jisoo sekilas, wanita itu sedang mengerucutkan bibirnya. Sepertinya ia marah karena Jimin tak memperdulikan ucapannya tadi.

Melihat Jisoo berkali kali dengan banyak ekspresi hari ini, membuat lengkung sabitnya tak pernah redup. Karena dia tak bisa berhenti tersenyum, bahkan hatinya sedikit berdegup tanpa disadari.

Menggeleng cepat, itu yang sedang dia lakukan. Merasa hatinya tak beres membuatnya tak percaya, karena baru beberapa kali mereka bertemu tapi Jimin sudah menyukai Jisoo? Tak mungkin.

Namun jika dia sungguh menyukai Jisoo, apakah ada yang salah dengan hatinya? Pasalnya baru pertama kali, Jimin merasa sangat mudah menyukai seseorang seperti ini.

***

YAH KU JADI GEMES SAMA MEREKA DONG, GIMANA INI KAWAND:((

MAKASIH BUAT YANG MASIH SETIA DAN SELAMAT MEMBACA UNTUK YANG BARU MAMPIR 💛

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang