Chapter 24 : Again

309 49 10
                                    

Setelah acara tahan menahan itu. Bisa dipastikan mereka sedang duduk berdampingan namun tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Pasalnya setelahnya hanya ada kecanggungan diantara mereka. Bagaimana tidak kejadian barusan terlihat sangat berlebihan dan terkesan memalukan untuk diingat. Bobby yang memeluk Jisoo setelah ia mengatakan hal yang membuat hati lelaki itu menghangat.

Terdengar cukup klise namun tidak untuk seorang lelaki yang sedang dimabuk cinta. Ya, cintanya Kim Jisoo yang membuatnya menjadi mabuk kepalang.

Tak tahan berlama lama dengan suasana canggung ini, akhirnya Jisoo beranjak dari sofa. Membuat Bobby sontak menoleh untuk menahannya agar tidak pergi.

"Mau kemana lah?"

"Mau ngambilin lo minum. Gila aja gue sampe lupa kalo lo kesini tujuannya bertamu dong."

Bobby terkekeh kemudian menganggukan kepalanya membiarkan Jisoo berjalan ke arah dapur.

Cukup lama untuk Jisoo kembali. Bobby melihat benda pipih yang tergeletak di meja ruang tamu yang mana benda itu milik Jisoo. Ia bisa melihat ada notife dari aplikasi berwarna hijau.

Namun notife nya tak berhenti seakan menginterupsi pemiliknya untuk segera membalas pesannya itu. Bobby yang penasaran hanya melihat sekilas nama yang tertera 'Taehyung' kemudian ia mengendikan bahu tak ingin lebih penasaran lagi. Kemudian ponsel itu kembali menyala menampilkan bahwa ada panggilan masuk, Bobby kelabakan melihatnya baru hendak menyentuh panggilan itu dimatikan. Membuatnya mendengus.

"Kenapa Bob?"

"I-itu tadi ada panggilan masuk niatnya mau gue angkat tapi malah dimatiin. Terus juga kayanya tadi ada spam ke ponsel lo tuh."

Jisoo segera mengambil ponselnya hendak membaca pesan namun keningnya mengernyit heran ketika melihat Taehyung tiba tiba menelponnya.

"Hall--"

"Jis lo dimana anjir! Jimin masuk rumah sakit"

"APA!? JANGAN BECANDA DEH!"

"Demi Tuhan mana ada gue bercanda!"

"Yaudah gue kesana sekarang."

Bobby melihat raut wajah Jisoo yang terlihat sangat cemas. Ada apa sebenarnya? Ia ingin bertanya namun enggan karena suasananya yang tidak tepat.

"B-bob--hiks."

Bobby kelabakan melihat Jisoo yang mulai menangis. Ia segera membawa wanita itu ke pelukannya.

"Bob J-jimin--"

Demi apa. Bobby yang awalnya khawatir langsung merubah ekspresinya setelah nama Jimin disebutkan kemudian melepaskan pelukan itu. Sekarang ia mengerti kalau tangisan Jisoo ada hubungannya dengan Jimin, dan asal tahu saja Bobby sangat tidak suka.

"Kenapa sama dia?"

"Jimin masuk rumah sakit." dalam hatinya ia hanya ber-oh-ria tapi tidak mungkin ia perlihatkan didepan Jisoo.

"G-gue mau--"

"Biar gue anter, gue gak mau lo sendiri."

Demi Jisoo ia bisa mengesampingkan rasa cemburu dan rasa kesalnya. Ia tidak akan pergi dan meninggalkan Jisoo sendirian. Ia tak ingin hal buruk malah menimpanya nanti.

Akhirnya tanpa berlama lama mereka melangkah keluar untuk segera berangkat menuju rumah sakit.

***

Taehyung berjalan resah kesana kemari. Ia sedang menunggu Jimin diluar ruangan IGD, dengan cemas. Bagaimana tidak, ia sedang rebahan santai dirumah tiba-tiba dikagetkan dengan panggilan yang membawa berita bahwa sahabatnya ini sedang dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan yang cukup parah.

Setelahnya tanpa berganti pakaian, ia segera pergi dan berakhirlah disini. Menunggu kabar dari dokter yang menangani, tapi dari duapuluh menit yang lalu ruangan itu seperti tidak ada tanda tanda orang yang akan keluar.

Ia menghela napas. Setelah menghubungi jisoo ia sudah sedikit lebih tenang, tapi tetap saja jika Jisoo belum sampai rasa cemasnya lebih besar dari rasa tenang nya. Kemudian ia melihat pintu ruangan dibuka memperlihatkan dokter yang menangani Jimin.

"Apakah anda keluarga pasien?"

"Ya. Apa terjadi sesuatu yang serius?" Dokter itu terkekeh membuat Taehyung bingung.

"Tenang saja pasien sudah melewati masa kritisnya. Dia akan dipindah ke ruang inap. Jadi saya permisi." Taehyung mengangguk dan melangkah menuju ruang inap yang akan Jimin tempati.

***

Jisoo berlari setelah baru saja kakinya menapak pada lantai rumah sakit. Yang awalnya Jisoo menggenggam tangan Bobby malah dilepaskan.

Bobby yang melihat hanya menghela napas dan tersenyum masam. Bobby menghentikan langkahnya, lagi ia merasa terasingkan dan seperti orang lain dalam ruang lingkup Jisoo dengan Jimin.

Lagi lagi Bobby seperti tak terlihat. Seperti seseorang yang tak diinginkan kehadirannya. Ia sakit batin dan raga, tapi untuk Jisoo sungguh melangkah menjauh pun Bobby tak bisa. Jisoo adalah wanita yang berpengaruh besar untuk dirinya juga hatinya.

"Again. U left me because of him." gumam Bobby dan melangkahkan kakinya keluar rumah sakit.

Entah akan kemana tujuannya kali ini. Ia seperti seorang yang tak diinginkan lagi di suatu rumah. Bobby butuh sandaran, ia butuh seseorang untuk mengungkapkan keluh kesah nya dan orang yang tepat untuk itu hanya Lisa. Bolehkah ia mengadukan semuanya pada Lisa?

Bobby segera mengarahkan mobilnya menuju kantor sang ayah. Ia berharap Lisa mau dijadikan tempat berkeluh kesah. Walau ia tahu itu sangat keterlaluan tapi sungguh, sekarang hanya Lisa yang bisa ia harapkan.

***

Anjayyy sad boi ya:(
Gemes banget kan? Ayo hujat disini:)

Anjayyy sad boi ya:(Gemes banget kan? Ayo hujat disini:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw lucu gini suka disakitin ya, kan kasian wkwk:')

Sampai jumpa di chapter
selanjutnya^^



My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang