Chapter 18 : Talk

341 53 0
                                    

Beberapa jam berlalu Jisoo masih tak berhenti membaca novelnya. Ia bahkan sedang menangis kencang sebab karakter utama lelaki dalam novel tersebut terbunuh demi menyelamatkan kekasihnya.

Ia bahkan memukul novelnya, memukul sofa dan melempar bantal sofa dengan brutal. Jisoo sangat menyukai karakter lelaki itu, dia diceritakan sangat tampan bak dewa Yunani, sangat baik, perhatian dan juga sangat menyayangi kekasihnya. Sungguh sangat mencirikan laki-laki dalam novel, yang bahkan tidak ada di dunia nyata yang seluas ini.

"Ishhh gak relaaa~" teriak Jisoo bagai orang kesetanan.

Jisoo meletakkan novelnya dan membaringkan tubuhnya di sofa sambil memeluk bantal, menuntaskan rasa kesalnya dengan menangis.

"Baca novel doang nangis nya sampe berjam jam."

Jisoo terkejut melihat Lisa yang sudah berdiri diambang pintu sambil tertawa geli. Jisoo langsung melempar bantal kearah Lisa, lagi lagi dia datang tanpa permisi membuat Jisoo selalu terkejut seperti ini, benar benar menyebalkan.

"Kesel gak pernah permisi."

"Kan udah biasa." Lisa dengan santai langsung mendudukan badannya disamping Jisoo.

Lisa kemudian mengelap jejak air mata Jisoo, dan menepuk pelan kepalanya.

"Gemes. Pantes Bobby suka." Jisoo memukul pelan lengan Lisa.

"Jangan cengeng. Baperan banget jadi orang." lanjut Lisa.

"Ya kesel Lis. Masa sih cowoknya mati gara gara pengen nyelamatin ceweknya dari psikopat gila!"

"Cowok sejati dong namanya!" ucap Lisa sambil menepuk bahu Jisoo dengan tenaga membuat Jisoo balik memukul lengan Lisa.

Kemudian mereka tertawa bersama, entah apa yang mereka tertawakan. Tapi sungguh Jisoo selalu merasa terhibur dengan kehadiran Lisa di sampingnya.

"Oh ya! Gue mau ngomong serius!" ucap Lisa tiba-tiba.

"NanㅡAstaga gue lupa mau bersih-bersih. Pokoknya lo bantuin gue biar cepet selesai."

Jisoo berlari ke arah dapur, mengambil sapu dan kembali. Menyerahkan sapu itu ke Lisa sambil tersenyum, bukan. Bukan tersenyum manis tapi tersenyum creepy, seakan berkata jika tidak membantu Lisa akan digantung di pohon beringin.

"Be-re-sin."

Jisoo meninggalkan Lisa lagi menuju dapur, ia mulai mencuci piring dan alat alat masak lainnya. Mengelap kotoran yang menempel di dinding dapur dan di meja makan. Membuang sampah yang sudah hampir menumpuk, tenang saja sampah itu hanya bekas bungkus cemilan yang ia makan kemarin.

Lain Jisoo lain lagi Lisa, dia sedang menyapu seluruh ruangan di lantai bawah. Dengan umpatan-umpatan yang keluar dari mulutnya.

"Demi apa gue kesini mau nginep, minta cemilan. Bukan mau ngelamar kerja jadi babu."

Lisa menghentak-hentakan kakinya, lalu kembali menyapu lantai bawah dengan bersih. Dia hanya ingin segera menyelesaikan tugas kecilnya ini. Hari libur harus nya bersantai, bukan malah jadi babu apa lagi bukan di rumahnya.

Kemudian dia menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Lisa merasa bangga dengan dirinya sendiri. ㅡCuman nyapu doang bangga astaga:(

Lisa kembali duduk di sofa menunggu Jisoo menyelesaikan acara bersih-bersihnya.

Tak lama dia melihat Jisoo dengan nampan di tangannya.

"Nih minuman sama cemilan yang lo suka."

"Ehe maㅡ"

Bel rumah Jisoo berbunyi memotong ucapan Lisa. Mereka berdua saling pandang seperti melempar tanya.

"Biar gue aja." ucap Lisa.

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang