Chapter 16 : Good boy?

400 57 14
                                    

Sesaat setelah bercakap-cakap dengan Rose ia mendapat pesanan berupa vodka & cranberry beserta tequilla. Sungguh mendengarnya saja Jisoo sangat senang karena setelah sekian lama tak meracik minuman di club ini akhirnya ia bisa meracik lagi.

Ia rindu ketika menyiramkan vodka juga jus cranberry kedalam gelas cantik yang sudah terisi es batu apalagi jika ditambah sedikit jus lemon dan jeruk untuk menambah rasa cranberry nya. Jisoo yakin rasanya akan terasa semakin lengkap. Dan untuk tequilla sendiri kalian pasti tahu jenis minuman yang satu ini, minuman yang sangat menyengat jika langsung diteguk dan lebih baiknya biasakan dulu mulut kita ketika hendak meminum minuman dengan rasa yang bisa membuat siapa saja melayang.

Jisoo meracik minuman itu dengan perasaan yang entah tak bisa dijelaskan. Ia begitu senang jika melakukan perkerjaan yang memang bisa ia lakukan. Setelah menyelesaikannya ia menoleh pada Rose yang juga melakukan hal yang sama, dia memang keras kepala. Jisoo sudah menyuruhnya untuk beristirahat namun Rose malah menolak dengan alasan yang menurutnya sangat menyebalkan. Takut jika nanti ada yang menggoda Jisoo katanya, hah pemikiran macam apa? Memang nya Jisoo anak baru di club ini sampai-sampai dia khawatir berlebih.

Hari sudah semakin malam dan stamina Jisoo sudah sedikit demi sedikit menurun. Pengunjung bar June memang setiap harinya selalu bertambah dan Jisoo merasakan itu, clubnya memang bukan termasuk kaleng-kaleng yang artinya hanya orang orang dengan uang tebal saja yang bisa masuk tapi pengunjungnya tak pernah surut.

Jisoo tersentak ketika bahunya ditepuk dan pelakunya hanya tertawa renyah dengan watadosnya. Ia mengangkat dagunya seakan bertanya ada apa.

"Ini udah makin larut. Pulang gih gue takut lo kenapa-napa dijalan."

"Jadi ngedoain gue kenapa-napa?"

Rose menggeleng ribut, bukan. Bukan maksudnya dia mengatakan itu hanya saja Rose benar benar khawatir karena sahabatnya ini suka sekali pulang larut jika sudah bekerja di club milik suami nya. Apakah salah dia terlalu khawatir? Rose rasa itu bukan masalah dan memang tidak salah.

Dia mengerucutkan bibirnya. Demi apapun dia sedang di mode merajuk sekarang. Pasalnya sahabatnya ini tak pernah mengerti kalau banyak orang orang yang ada disekitar yang sayang sama Jisoo.

"Apasih muka lo kok kecut gitu."

"Ihhh~ bukan gitu. Lo nya aja kalo dibilangin suka gak mau denger. Kan bawaannya kesel."

Jisoo terkekeh setelah mendengar jawaban Rose. Astaga dia sangat menggemaskan tidak seperti Lisa jika melakukan hal yang sama seperti Rose, rasanya Jisoo ingin menggantungkan diri saja di pohon toge kalau Lisa melakukan itu didepan Jisoo.

"I-iya--iya. Maaf." ucap Jisoo sambil mengelus punggung Rose yang hampir menangis. Ah dia memang sangat cengeng asal kalian tahu saja.

Melihat Jisoo yang menenangkan nya. Rose tersenyum jahil dia berencana untuk membalasnya. Dengan apa? Dengan mengirim pesan pada Bobby contohnya. Sungguh kesenangan dan mungkin akan menjadi hobby barunya.

Ibobbbb~|
Cepet ke club, anter Jisoo pulang dengan selamat. Kalo gak, lo gue cincang sat!|
00.05

Ibobbb~
|Y. Gue emang ada di club
|Astaga. Glk bnr nyai June.
00.06

Bcd.|
Buru atuh kasian udah malem!|
00.06

Tanpa sadar Rose terkekeh pelan melihat pesannya dengan Bobby. Sebentar lagi dia akan menonton drama dan yang pasti dia tidak sabar untuk menunggu.

Jisoo yang melihat sahabatnya terlihat aneh hanya memandang bingung ke arahnya. "Kenap---"

"Hello girls. Cogan dateng."

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang