Chapter 22 : Problems

325 57 22
                                    

Setelah pulang kerja dari cafe. Jisoo melihat sahabatnya sedang berbaring di sofa, ini belum waktunya pulang tapi Lisa sudah ada di rumahnya.

Ia kemudian mendekat pada Lisa lalu sedikit terkejut setelah melihat sahabatnya menangis, entahlah apa penyebabnya tapi apapun itu Jisoo sangat membenci sesuatu yang membuat sahabatnya sedih.

"U okay?"

Jisoo merentangkan tangannya dan disambut hangat oleh Lisa, dia terus menangis di pelukan Jisoo yang terus menepuk nepuk punggung sahabatnya.

"What happened?"

Lisa menggelengkan kepalanya kemudian melepas pelukan itu. Dia mengusap jejak air mata yang tersisa di pipinya lalu tersenyum.

"Lagi kangen sama lo aja." jawab Lisa, asal.

"Jawab yang jujur apa gue usir dari sini."

Lisa mengerucutkan bibirnya dan melipat tangan di perut. Dia sedang mencoba mode merajuk tapi siapa perduli toh Lisa bukan Rose yang akan terlihat menggemaskan.

Merasa tak ada respon dari Jisoo. Akhirnya Lisa menyerah dan menghentakan kakinya kesal. Disusul kekehan Jisoo.

"Gue kasih tau nih ya--"

"Bobby sama cowok yang pernah jalan sama lo, siapa namanya?"

"Jimin?" Lisa menjentikkan jarinya mendengar nama Jimin.

"Hari ini di mall kelahi tau g. Itu si Jimin mukul duluan anjir, ngatain Bobby cowok brengsek karena---

---jalan sama jalang kaya gue." ucap Lisa menunduk.

"Hah lo ngomong apa? Bisa ulang gak?"

"Dia ngatain gue jalang tau g. Sakit banget dikatain kaya gitu."

Wajah Jisoo seketika terlihat datar tanpa ekspresi. Membuat Lisa menjadi bingung antara melanjutkan cerita atau sudahi saja.

Beberapa menit bercerita mereka sampai tak sadar hari sudah mulai malam, lalu Lisa pamit untuk pulang karena dia sedang tak ingin merepotkan Jisoo lebih dari ini.

***

Jimin bersiap merapikan pakaiannya. Hari ini Jisoo ada kelas dan pastinya ia akan bertemu, alhasil ia sedang bercermin sejak satu menit yang lalu.

Entah apa yang ia lakukan. Tapi yang pasti ia hanya memandang wajahnya sendiri sedari tadi.

Tanpa berlama lama lagi, Jimin segera keluar menuju bagasi. Hari ini ia menggunakan motor sport nya lagi, motor yang sama ketika pertama kali membawa Jisoo bertemu Taehyung.

Jimin menghidupkan mesin motornya kemudian melesat menjauhi halaman rumah, di perjalanan ia selalu mengulum senyum. Tak sabar ingin bertemu dan tak sabar mendengar jawaban Jisoo, walau sebenarnya ia juga khawatir.

Tak terlalu memakan waktu. Jimin sudah masuk ke halaman parkir kampus dan kemudian memarkirkan motornya. Jimin berniat menuju kantin tapi langkahnya terhenti ketika melihat Jisoo sedang berjalan di koridor kampus. Lalu Jimin berlari menghampiri Jisoo.

"Jisoo!"

Jisoo tersentak karena panggilan Jimin yang seperti teriakan di telinganya. Jimin terus saja tersenyum membuat Jisoo terasa mual saja.

"Apa!"

Mendengar ucapan Jisoo yang terkesan ketus, akhirnya Jimin menciut. Tapi bukan Jimin kalau mudah sekali menyerah.

"Kantin yuk. Gue laper!"

Tanpa persetujuan Jisoo, ia langsung menarik tangan Jisoo untuk dibawa ke kantin kampus. Belum sempat menginjak lantai kampus, Jisoo melepas paksa tangan Jimin yang bertengger di tangannya.

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang